Kunjungan sang mantan

***

"Yos !! Itu di kulkas ada tengkleng dari mana ? Tadi siang mama pulang, buka kulkas ada tengkleng, kesukaan mama, mama panasin, mama cobain" tanya mamanya.

"Yofi ma" jawab Yoshi sambil melepas sepatunya.

"Kemarin ke sini ??"

"Iya"

"Awas kamu macem-macem sama dia !"

"Apa sih ma, tanya aja sana sama mba Sri, aku dan Yofi cuma masak bareng ko"

"Masakannya enak Yos, pas banget rasanya"

"Kan Yoshi udah bilang, Yofi itu bisa masak"

"Kenapa nggak masak tongseng ? Kesukaan kamu ?"

"Lagi pengen tengkleng ma"

"Minggu besok ajaklah ke sini, mama penasaran"

"Bukannya ada acara di Aceh ma"

"Oh iya, anaknya budhe mau nikah. Kamu ikut kan ??"

"Huuufh !! Kalau nggak ikut gimana ma ?"

"Eh !! Harus ikut !! Bentar lagi kan kamu nikah"

Yoshi terdiam.

"Anaknya budhe baru 24 tahun padahal Yos ! Udah mau nikah aja dia"

"Terus aja teroooosss"

"Nggak gitu, kayaknya masih bocah banget, kalau cowok umur segitu udah nikah"

"Ya biarin aja sih, berarti dia udah mampu. Lagian kerjaannya juga gajinya lumayan kan ?"

"Iya sih"

"Mama tenang aja, calon istri aku kali ini nggak bakalan ngecewain ko, cantik, baik, bisa masak, pinter kerja, rajin beres-beres rumah. Kemarin aja bantuin mba Sri beres-beres rumah. Udah aku larang, tapi tetap aja di lakukan. Itu tuh, setrikaan juga di strika sama Yofi ma"

"Lama dia di sini Yos ??"

"Pulang Maghrib"

"Kamu ini !! Anak orang di suruh beres-beres !!"

"Dia mau sendiri ko ma, gimana kabar Jess ma ? Sehat kan ??"

"Tumben nanyain Jess ? Kangen ??"

"Iya, pengen ngejahilin dia lagi ma"

"Hush !! Sekali-kali bikin dia seneng, jangan di buat nangis terus"

"Ahh, Yoshi lebih suka lihat nangis ma"

"Kamu ini !! Kapan-kapan kita ngobrol yang serius ya nak, bareng keluarga, ajak Yofi juga"

"Mau ngomongin apa ?"

"Emang nggak pengen tunangan dulu sama Yofi ??"

"Yoshi masih ada satu target ma di kerjaan. Kalau targetnya udah tercapai baru deh, kita ngomongin hal itu, Yoshi juga udah ko sama Yofi, Farel juga tau. Minta doa' nya aja, biar targetnya cepat tercapai, Yoshi bisa naik pangkat"

"Aamiin, ya udah sana, mandi. Udah makan belum ?"

"Pulang dari tadi, baru di tanya udah makan apa belum ??"

Mamanya hanya tersenyum melihat Yoshi yang menuju ke kamarnya sambil menenteng tas berisi laptop dan beberapa lembar kertas, mungkin hasil meeting atau hanya kertas kosong saja. Dasi yang sudah di miringkan, baju yang sudah acak-acakan, dua kancing yang sudah terlihat terbuka, lengan yang di gulung dan kaos kaki yang ia lempar ke keranjang baju.

"Emang udah perlu di rawat dan di perhatikan sama istri, kamu Yos" ucap ibunya.

"Hemm, tenang aja ma, bentar lagi ko, Yoshi masuk dulu ma !" ucap Yoshi dengan nada sedikit berteriak.

Kemudian Yoshi menutup pintu kamarnya. Mata ibunya berkaca-kaca. Ia teringat sepertinya baru kemarin dia lulus sekolah, masih begitu manja, masih suka iseng sama adiknya, kini ia sudah beranjak dewasa dan hampir menikah. Ada harapan yang selalu ia panjatkan, agar ia tak terpisah jauh dari anaknya ketika anaknya sudah menikah nanti.

"Adikmu sudah jauh di Bogor, kamu jangan nyari yang jauh ya nak ? Kalau pun jauh, semoga dia mau tinggal di sini bareng sama mama, semoga dia bisa terima mama apa adanya. Mama janji mama nggak akan merepotkan kalian ko"

***

TINGG

Suara pintu toko terbuka. Terdengar suara yang tak asing di telinga Bu Arum.

"Amel ??" ucap Bu Arum spontan saat melihat Amel di tokonya.

Amel pun say Hay dan memeluk Bu Arum serta cium pipi kanan dan kirinya. Kemudian Amel menanyakan kabar Bu Arum sambil melihat koleksi cemilan yang masih tersedia di etalase toko itu. Itu adalah hal biasa ia lakukan saat masih berpacaran dengan Yoshi. Walaupun kini Bu Arum sedikit risih kali ini. Apa lagi banyak mata yang menatap ke arahnya dan ketika banyak yang tau hubungan Amel dan Yoshi sudah lama kandas.

"Gini Tante, Tante masih terima pesanan kan ?? Di kantor ada acara kecil-kecilan, syukuran gitu Tante, pengennya sih seperti biasa, pesen ke Tante" kata Amel langsung to the poin ke Bu Arum.

"Bisa" jawab Bu Arum singkat.

"Alhamdulillah kalau gitu Tante"

"Kapan acaranya"

"Hari Kamis Tante, ini kan Selasa, jadi masih ada waktu. Seperti biasa dong, Amel pesannya nggak mepet banget"

"Bisa"

Sebenarnya Bu Arum ingin sekali menyudahi pembicaraan ini. Tapi mau bagaimana pun Amel adalah pelanggan dan harus tetap bersikap sopan di hadapannya. Harus tetap memperlihatkan garis senyum di bibirnya yang sebenarnya susah sekali melakukan hal itu saat ini.

"Ya udah Tante, nanti seperti biasa, uangnya Amel transfer ya Tante ? Amel pergi dulu, Tante sehat-sehat ya Tante"

Setelah Amel pergi Bu Arum diam tanpa ekspresi apapun. Beberapa karyawannya mencoba bertanya tapi nggak ada respon. Entah kecewa atau apa yang sedang di rasakan ya saat ini. Tapi yang pasti lima tahun bersama Amel telah menciptakan kenangan yang begitu melekat.

Amel pun sebenarnya berat melakukan hal itu. Hatinya terasa tercabik apabila memasuki toko tersebut yang menyimpan banyak kenangan. Terlihat pula ia menyeka air matanya ketika ia keluar dari toko Bu Arum.

"Bu, minum dulu" kata salah satu karyawannya sambil menyodorkan segelas air putih.

"Makasih"

Mungkin ada rasa yang belum ikhlas di hati Bu Arum untuk melepas kepergian Amel begitu saja. Apa lagi dengan rumor kalau Amel selingkuh, namun Bu Arum sama sekali belum pernah melihat siapa yang menjadi selingkuhannya Amel.

Baginya Amel masih seperti yang dulu, yang ramah, ceria dan suka sekali berkunjung ke tokonya. Selalu menyempatkan mampir walaupun hanya untuk menyapa atau mencicipi resep baru Bu Arum.

Lain halnya dengan anak-anaknya. Yang sangat jarang sekali mengunjungi toko itu. Kalaupun mereka ke sana pasti lebih asyik berbincang dengan kawan-kawannya. Kehangatan akan tercipta ketika di ruang keluarga saja. Makan malam bersama adalah hal yang wajib seminggu sekali. Karena Bu Arum tau anak-anaknya sibuk bekerja dan kuliah.

Apa lagi setelah di tinggal oleh sang suami. Hidupnya semakin sepi. Dulu Amel lah yang sering menemani Bu Arum di toko atau di meja dapur rumahnya. Amel sama sekali nggak bisa masak walaupun sudah di ajarkan berulang kali oleh Bu Arum. Selalu menjawab dengan kata lupa resep. Bahkan seringkali Bu Arum menuliskan resepnya untuk di pelajari Amel, agar nanti ketika sudah menjadi istrinya Yoshi, Amel bisa membuatkan makanan untuk Yoshi.

"Aku harap akan ada jalan suatu saat nanti, entah itu terbukanya mataku untuk bisa melihat Amel pergi, atau... Terungkapnya kasus kalau Amel beneran nggak selingkuh. Rasanya sulit mempercayai hal itu"

Episodes
1 Hidupku terlalu semrawut
2 Antara benar dan salah
3 Traveling yang aneh
4 Jatuh cinta ?
5 Kota surga
6 Dapat di lantai berapa ?
7 Pertama kali berjumpa
8 Apa reaksinya ?
9 salah tingkah
10 Entahlah
11 Kunjungan sang mantan
12 pertemuan tak di sengaja
13 Bertemu ibu
14 Perhatian lebih
15 Apakah ada cara ?
16 Diantara dua pilihan
17 Belum dapat respon
18 Bukan Yoshi yang dulu
19 Apakah masih ada harapan ?
20 kembalinya Yoshi
21 Ibu atau cinta
22 Ketahuan
23 Identitas Ellisa
24 kencan ??
25 Kertas apa ini ?
26 Di pulangkan ??
27 Say goodbye
28 welcome back
29 Di isolasi
30 Galau
31 Mencari Farel
32 Serba salah
33 Suasana baru
34 Gimana ?
35 Tersipu malu
36 Saatnya memilih
37 ikhlas melepasmu
38 bahaya
39 Memilih yang lain
40 Pindah apartemen
41 salah paham
42 Telpon dari siapa ?
43 Apa ini ??
44 Memilih gaun
45 Cape ah !!
46 Menjenguk Yoshi
47 Masih mengingatmu
48 Ukurannya di samain aja
49 Ngaca dong
50 Ko baper ?
51 latihan cuek
52 Merasa bersalah
53 rasa apa ini
54 Kanan atau kiri
55 Dasar Ellisa
56 Memilih cincin
57 Masih ingat
58 mungkin dia lelah
59 Ellisa yang aneh
60 Menjenguk Yoshi
61 Manfaatin situasi
62 kenapa Yoshi ??
63 Batal
64 Berharap
65 lunch
66 kado dari Amel
67 Isi hati Amel
68 kecewa
69 Tugas sudah selesai
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Hidupku terlalu semrawut
2
Antara benar dan salah
3
Traveling yang aneh
4
Jatuh cinta ?
5
Kota surga
6
Dapat di lantai berapa ?
7
Pertama kali berjumpa
8
Apa reaksinya ?
9
salah tingkah
10
Entahlah
11
Kunjungan sang mantan
12
pertemuan tak di sengaja
13
Bertemu ibu
14
Perhatian lebih
15
Apakah ada cara ?
16
Diantara dua pilihan
17
Belum dapat respon
18
Bukan Yoshi yang dulu
19
Apakah masih ada harapan ?
20
kembalinya Yoshi
21
Ibu atau cinta
22
Ketahuan
23
Identitas Ellisa
24
kencan ??
25
Kertas apa ini ?
26
Di pulangkan ??
27
Say goodbye
28
welcome back
29
Di isolasi
30
Galau
31
Mencari Farel
32
Serba salah
33
Suasana baru
34
Gimana ?
35
Tersipu malu
36
Saatnya memilih
37
ikhlas melepasmu
38
bahaya
39
Memilih yang lain
40
Pindah apartemen
41
salah paham
42
Telpon dari siapa ?
43
Apa ini ??
44
Memilih gaun
45
Cape ah !!
46
Menjenguk Yoshi
47
Masih mengingatmu
48
Ukurannya di samain aja
49
Ngaca dong
50
Ko baper ?
51
latihan cuek
52
Merasa bersalah
53
rasa apa ini
54
Kanan atau kiri
55
Dasar Ellisa
56
Memilih cincin
57
Masih ingat
58
mungkin dia lelah
59
Ellisa yang aneh
60
Menjenguk Yoshi
61
Manfaatin situasi
62
kenapa Yoshi ??
63
Batal
64
Berharap
65
lunch
66
kado dari Amel
67
Isi hati Amel
68
kecewa
69
Tugas sudah selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!