***
"Yos !! Itu di kulkas ada tengkleng dari mana ? Tadi siang mama pulang, buka kulkas ada tengkleng, kesukaan mama, mama panasin, mama cobain" tanya mamanya.
"Yofi ma" jawab Yoshi sambil melepas sepatunya.
"Kemarin ke sini ??"
"Iya"
"Awas kamu macem-macem sama dia !"
"Apa sih ma, tanya aja sana sama mba Sri, aku dan Yofi cuma masak bareng ko"
"Masakannya enak Yos, pas banget rasanya"
"Kan Yoshi udah bilang, Yofi itu bisa masak"
"Kenapa nggak masak tongseng ? Kesukaan kamu ?"
"Lagi pengen tengkleng ma"
"Minggu besok ajaklah ke sini, mama penasaran"
"Bukannya ada acara di Aceh ma"
"Oh iya, anaknya budhe mau nikah. Kamu ikut kan ??"
"Huuufh !! Kalau nggak ikut gimana ma ?"
"Eh !! Harus ikut !! Bentar lagi kan kamu nikah"
Yoshi terdiam.
"Anaknya budhe baru 24 tahun padahal Yos ! Udah mau nikah aja dia"
"Terus aja teroooosss"
"Nggak gitu, kayaknya masih bocah banget, kalau cowok umur segitu udah nikah"
"Ya biarin aja sih, berarti dia udah mampu. Lagian kerjaannya juga gajinya lumayan kan ?"
"Iya sih"
"Mama tenang aja, calon istri aku kali ini nggak bakalan ngecewain ko, cantik, baik, bisa masak, pinter kerja, rajin beres-beres rumah. Kemarin aja bantuin mba Sri beres-beres rumah. Udah aku larang, tapi tetap aja di lakukan. Itu tuh, setrikaan juga di strika sama Yofi ma"
"Lama dia di sini Yos ??"
"Pulang Maghrib"
"Kamu ini !! Anak orang di suruh beres-beres !!"
"Dia mau sendiri ko ma, gimana kabar Jess ma ? Sehat kan ??"
"Tumben nanyain Jess ? Kangen ??"
"Iya, pengen ngejahilin dia lagi ma"
"Hush !! Sekali-kali bikin dia seneng, jangan di buat nangis terus"
"Ahh, Yoshi lebih suka lihat nangis ma"
"Kamu ini !! Kapan-kapan kita ngobrol yang serius ya nak, bareng keluarga, ajak Yofi juga"
"Mau ngomongin apa ?"
"Emang nggak pengen tunangan dulu sama Yofi ??"
"Yoshi masih ada satu target ma di kerjaan. Kalau targetnya udah tercapai baru deh, kita ngomongin hal itu, Yoshi juga udah ko sama Yofi, Farel juga tau. Minta doa' nya aja, biar targetnya cepat tercapai, Yoshi bisa naik pangkat"
"Aamiin, ya udah sana, mandi. Udah makan belum ?"
"Pulang dari tadi, baru di tanya udah makan apa belum ??"
Mamanya hanya tersenyum melihat Yoshi yang menuju ke kamarnya sambil menenteng tas berisi laptop dan beberapa lembar kertas, mungkin hasil meeting atau hanya kertas kosong saja. Dasi yang sudah di miringkan, baju yang sudah acak-acakan, dua kancing yang sudah terlihat terbuka, lengan yang di gulung dan kaos kaki yang ia lempar ke keranjang baju.
"Emang udah perlu di rawat dan di perhatikan sama istri, kamu Yos" ucap ibunya.
"Hemm, tenang aja ma, bentar lagi ko, Yoshi masuk dulu ma !" ucap Yoshi dengan nada sedikit berteriak.
Kemudian Yoshi menutup pintu kamarnya. Mata ibunya berkaca-kaca. Ia teringat sepertinya baru kemarin dia lulus sekolah, masih begitu manja, masih suka iseng sama adiknya, kini ia sudah beranjak dewasa dan hampir menikah. Ada harapan yang selalu ia panjatkan, agar ia tak terpisah jauh dari anaknya ketika anaknya sudah menikah nanti.
"Adikmu sudah jauh di Bogor, kamu jangan nyari yang jauh ya nak ? Kalau pun jauh, semoga dia mau tinggal di sini bareng sama mama, semoga dia bisa terima mama apa adanya. Mama janji mama nggak akan merepotkan kalian ko"
***
TINGG
Suara pintu toko terbuka. Terdengar suara yang tak asing di telinga Bu Arum.
"Amel ??" ucap Bu Arum spontan saat melihat Amel di tokonya.
Amel pun say Hay dan memeluk Bu Arum serta cium pipi kanan dan kirinya. Kemudian Amel menanyakan kabar Bu Arum sambil melihat koleksi cemilan yang masih tersedia di etalase toko itu. Itu adalah hal biasa ia lakukan saat masih berpacaran dengan Yoshi. Walaupun kini Bu Arum sedikit risih kali ini. Apa lagi banyak mata yang menatap ke arahnya dan ketika banyak yang tau hubungan Amel dan Yoshi sudah lama kandas.
"Gini Tante, Tante masih terima pesanan kan ?? Di kantor ada acara kecil-kecilan, syukuran gitu Tante, pengennya sih seperti biasa, pesen ke Tante" kata Amel langsung to the poin ke Bu Arum.
"Bisa" jawab Bu Arum singkat.
"Alhamdulillah kalau gitu Tante"
"Kapan acaranya"
"Hari Kamis Tante, ini kan Selasa, jadi masih ada waktu. Seperti biasa dong, Amel pesannya nggak mepet banget"
"Bisa"
Sebenarnya Bu Arum ingin sekali menyudahi pembicaraan ini. Tapi mau bagaimana pun Amel adalah pelanggan dan harus tetap bersikap sopan di hadapannya. Harus tetap memperlihatkan garis senyum di bibirnya yang sebenarnya susah sekali melakukan hal itu saat ini.
"Ya udah Tante, nanti seperti biasa, uangnya Amel transfer ya Tante ? Amel pergi dulu, Tante sehat-sehat ya Tante"
Setelah Amel pergi Bu Arum diam tanpa ekspresi apapun. Beberapa karyawannya mencoba bertanya tapi nggak ada respon. Entah kecewa atau apa yang sedang di rasakan ya saat ini. Tapi yang pasti lima tahun bersama Amel telah menciptakan kenangan yang begitu melekat.
Amel pun sebenarnya berat melakukan hal itu. Hatinya terasa tercabik apabila memasuki toko tersebut yang menyimpan banyak kenangan. Terlihat pula ia menyeka air matanya ketika ia keluar dari toko Bu Arum.
"Bu, minum dulu" kata salah satu karyawannya sambil menyodorkan segelas air putih.
"Makasih"
Mungkin ada rasa yang belum ikhlas di hati Bu Arum untuk melepas kepergian Amel begitu saja. Apa lagi dengan rumor kalau Amel selingkuh, namun Bu Arum sama sekali belum pernah melihat siapa yang menjadi selingkuhannya Amel.
Baginya Amel masih seperti yang dulu, yang ramah, ceria dan suka sekali berkunjung ke tokonya. Selalu menyempatkan mampir walaupun hanya untuk menyapa atau mencicipi resep baru Bu Arum.
Lain halnya dengan anak-anaknya. Yang sangat jarang sekali mengunjungi toko itu. Kalaupun mereka ke sana pasti lebih asyik berbincang dengan kawan-kawannya. Kehangatan akan tercipta ketika di ruang keluarga saja. Makan malam bersama adalah hal yang wajib seminggu sekali. Karena Bu Arum tau anak-anaknya sibuk bekerja dan kuliah.
Apa lagi setelah di tinggal oleh sang suami. Hidupnya semakin sepi. Dulu Amel lah yang sering menemani Bu Arum di toko atau di meja dapur rumahnya. Amel sama sekali nggak bisa masak walaupun sudah di ajarkan berulang kali oleh Bu Arum. Selalu menjawab dengan kata lupa resep. Bahkan seringkali Bu Arum menuliskan resepnya untuk di pelajari Amel, agar nanti ketika sudah menjadi istrinya Yoshi, Amel bisa membuatkan makanan untuk Yoshi.
"Aku harap akan ada jalan suatu saat nanti, entah itu terbukanya mataku untuk bisa melihat Amel pergi, atau... Terungkapnya kasus kalau Amel beneran nggak selingkuh. Rasanya sulit mempercayai hal itu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments