Antara benar dan salah

***

"Ekhemm !! Rel !"

Farel yang sedang fokus pada kerjaannya sambil nyanyi-nyanyi ga jelas masih belum menoleh saat di panggil Yoshi.

"Farel Elfianto !"

"Ehh ! Iya pak Yoshi, ada yang bisa saya bantu ?"

"Kamu lagi ngapain sih !! Di panggilin ga nyaut-nyaut"

"Tadi katanya ada meeting besok pagi, ya ini lagi di buat dulu presentasinya"

"Itu"

"Apa ?? Mau lihat sekarang presentasinya ? Belum jadi pak Yoshi"

"Bukan, yang kemarin itu..."

"Kemarin yang mana ? Kemarin kan nggak meeting, terus cuma ada laporan........."

"(Memotong pembicaraan) Lachata"

Farel langsung menutup mulutnya dan sedikit tersenyum ke arah Yoshi, kemudian ia berdiri dan mulai berjalan mendekati Yoshi.

"Jadi ?? Sudah tertarik ?"

"Emmm.... Bukan, cuma itu... Apa namanya ?"

"Jangan gugup gitu ahh pak, santai aja. Mau di antar sekarang ke sana ??? Hehe"

"Ngaco kamu !!"

"Oke, mau tanya tentang apa ?"

Baru saja Yoshi mau membuka mulutnya tapi Farel sudah mendahuluinya.

"Kita kan berteman udah lama nih pak, dari sejak SMA kan ? Kuliah juga bareng, satu universitas ya kan ? Cuma pak Yoshi wisuda duluan, sayanya masih di semester ganjil, hehe. Jadi kayaknya saya paham kriteria pak Yoshi ini kayaknya ada di lantai lima deh pak"

"Sok tau anda ini !!"

"Ehh, ga percaya, ayo atur waktu dan tanggal, kita let's go" ucap Farel dengan begitu semangat.

Yoshi terdiam. Sepertinya ia masih sedikit ragu.

"Kenapa pak Yoshi ??"

"Tanggal merah masih jauh Rel"

"Hahaha, cieee yang udah nggak sabar"

"Hishh !!! (melengos)"

"Kemarin saya jelasinnya baru lantai tiga kan pak ? Sebenarnya lantai empat juga sudah sangat cukup kalau di jadikan calon istri, tapi lantai lima lebih menggoda"

"Kan ada enam lantai ??"

"Betul ! Tapi saran saya pak, cukup di lantai lima ! Jangan pernah naik ke lantai enam ! Jangan pernah !! Paham pak Yoshi ??"

"Kenapa ??"

"Ga usah banyak tanya, dengerin apa kata saya kalau ga mau nanti berujung penyesalan"

"Apaan sih, ga jelas"

"Abis nikahannya Jessica kita ke Lachata, oke ??"

Yoshi hanya tersenyum.

"Pak Yoshi ini kalau sudah tersenyum, gula dan madu pun lewaaaat. Senyumannya itu muaniiiiiss sekali"

"Bahaya kamu ini !! Udah kerja ! Kerja !"

Sambil beranjak dari tempatnya tadi Farel menjawil dagunya Yoshi sambil senyum-senyum.

PLAAAKKKK !!

Akhirnya buku pun melayang di kepalanya Farel.

"Aduuuuuh, pak Yoshi jangan galak-galak dong, karena jodoh adalah cerminan diri kita sendiri pak, nanti kalau pak Yoshi galak, istrinya gimana ??"

"Cermin itu memantulkan bayangan yang terbalik, jadi kalau saya galak, otomatis nanti saya dapat istri yang penyayang dong"

"Ehh... emang iya kah pak ??? (berpikir sejenak) Salah dong"

"Udah-udah ! Kerja"

***

Malam harinya Yoshi sedang santai sambil ngopi di dekat kolam dan menatap layar laptopnya. Kemudian datanglah Jessica menghampirinya.

"Kak"

"Hemmm"

"Kakak masih gamon ga sih sama kak Amel ?"

"Hah ??"

"Pura-pura nggak denger"

"Kalau nggak kenapa ?? Masih banyak ko yang lebih baik dari pada Amel"

"Syukurlah kalau sudah bisa move on"

"Hmm"

"Kalau nanti kakak punya calon, carinya jangan jauh-jauh ya kak, kasihan mama"

"Salah kamu juga, ngapain kamu nyari yang jauh"

"Ko nyalahin aku ? Udah jodohnya"

"Nah, ya sama. Jauh atau dekat kalau emang jodoh gimana lagi"

"Please lah kak ! Kasian mama nantinya"

Yoshi terdiam.

"Dan satu hal lagi, aku mohon, kakak juga harus cepet-cepet nikah"

"Ko maksa ?"

"Kakak tau harusnya tau apa alasan aku mutusin buat nikah tahun ini !"

"Nggak tau tuh"

"Mama udah pengen punya cucu kak !! Nggak liet tuh semua teman-teman mama tuh udah punya cucu semua ! Aku masih terlalu muda kak kalau buat ngomongin pernikahan sebenarnya kak! Aku masih 22 tahun"

"Ya udah batalin aja semuanya !! Ribet amat !"

"Enak banget kakak ngomong !! Semua udah di siapkan dengan matang, dan tinggal tunggu hari H aja ! Ngapain di batalin ?? Mau buat aku malu ? Salah kakak juga yang udah cukup umur tapi nggak nikah-nikah"

"Kamu nyalahin kakak ?? Harusnya kamu tau sebesar apa trauma kakak gara-gara Amel ! Salahin tuh Amel !!"

Jessica terdiam.

"Kak, aku......"

"Udahlah"

"Kak, maksud Jess...."

"Mau di belikan anak kecil berapa biar di jadikan cucu sama mama ?? Berapa? Ngomong !! Biar nanti ku cariin !! 10 ??"

"Kak ! Bukan masalah seberapa banyak cucu itu ada sekarang. Tapi orang tua tuh pengen melihat anaknya bahagia, bisa lihat anaknya menikah......"

"(Memotong pembicaraan) menikah nggak jamin bisa buat seseorang bahagia !! Di luar sana (menunjuk ke arah luar) banyak orang yang sudah menikah kemudian bercerai ! Apa itu bahagia !!"

"Kak......"

"Nikah tuh buat seumur hidup !! Sekali doang !! Prinsip kakak gitu ! Kalau nggak mau serius, nggak bisa setia ! Buat apa ??"

Jessica hanya bisa diam.

"Kalau mama mau kayak gitu ? Ngomong sini sama kakak ! Kakak lebih baik pergi dari rumah ini daripada harus di paksa nikah cepet-cepet !"

Yoshi pun pergi meninggalkan Jessica dan masuk ke kamarnya. Mamanya yang ternyata sedari tadi memperhatikan mereka hanya diam. Kemudian pergi setelah Jessica melihat ke arah mamanya.

"Ma....."

Jessica pun segera berlari mengejar mamanya.

"Jess minta maaf ma"

"Mama nggak Jess maksa Jess buat cepet-cepet nikah hanya karena mama udah pengen punya cucu"

Jessica terdiam.

"Kalau Jess belum pengen nikah cepet-cepet kenapa Jess terima lamaran Wisnu ? Harusnya Jess bilang, Jess belum siap, Jess masih pengen menikmati masa muda Jess, Jess masih pengen bebas kesana kemari tanpa ada halangan seorang suami"

Jessica menundukkan kepalanya.

"Jess sendiri yang memutuskan keputusan ini kan ?? Apa ada paksaan dari mama ?? Mama juga awalnya syok mendengar Jess mau nikah, sedang Jess baru 22 tahun, kenal sama Wisnu juga baru 2 bulan, belum ada malah, terus sekarang marah-marah sama kak Yoshi mengatas namakan mama ?? Jess tau nggak ? Mama kecewa sama Jess"

"Ma... Jess......."

"Mendingan batalin pernikahannya"

DEGG !!

Mama pun pergi meninggalkan Jessica sendiri. Air mata Jessica pun mulai menetes.

"Ternyata benar, ujian menjelang pernikahan pasti ada, entah rasa ragu, rasa kecewa, bahkan perdebatan antar keluarga. Bukan gitu maksud aku ma, bukan gitu. Aku juga tau kak Yoshi masih punya trauma gara-gara di selingkuhi sama Amel, walaupun udah pacaran 5 tahun lebih. Makanya aku buru-buru nikah supaya kejadian kak Yoshi nggak terulang di aku. Dan supaya kak Yoshi tau, perempuan itu butuh kepastian, bukan hanya di janjiin nikah, nikah, nikah, tapi nggak kunjung tiba pernikahan itu. Iya, aku tau ko waktu itu posisi kak Yoshi belum stabil dalam kondisi keuangan, makanya kak Yoshi minta waktu sedikit lagi buat bisa menikah, ahhh ko jadi rumit ya ? Aku di posisi salah apa bener sih ini ?"

Terpopuler

Comments

Asla

Asla

penasaran kak

2024-01-19

2

lihat semua
Episodes
1 Hidupku terlalu semrawut
2 Antara benar dan salah
3 Traveling yang aneh
4 Jatuh cinta ?
5 Kota surga
6 Dapat di lantai berapa ?
7 Pertama kali berjumpa
8 Apa reaksinya ?
9 salah tingkah
10 Entahlah
11 Kunjungan sang mantan
12 pertemuan tak di sengaja
13 Bertemu ibu
14 Perhatian lebih
15 Apakah ada cara ?
16 Diantara dua pilihan
17 Belum dapat respon
18 Bukan Yoshi yang dulu
19 Apakah masih ada harapan ?
20 kembalinya Yoshi
21 Ibu atau cinta
22 Ketahuan
23 Identitas Ellisa
24 kencan ??
25 Kertas apa ini ?
26 Di pulangkan ??
27 Say goodbye
28 welcome back
29 Di isolasi
30 Galau
31 Mencari Farel
32 Serba salah
33 Suasana baru
34 Gimana ?
35 Tersipu malu
36 Saatnya memilih
37 ikhlas melepasmu
38 bahaya
39 Memilih yang lain
40 Pindah apartemen
41 salah paham
42 Telpon dari siapa ?
43 Apa ini ??
44 Memilih gaun
45 Cape ah !!
46 Menjenguk Yoshi
47 Masih mengingatmu
48 Ukurannya di samain aja
49 Ngaca dong
50 Ko baper ?
51 latihan cuek
52 Merasa bersalah
53 rasa apa ini
54 Kanan atau kiri
55 Dasar Ellisa
56 Memilih cincin
57 Masih ingat
58 mungkin dia lelah
59 Ellisa yang aneh
60 Menjenguk Yoshi
61 Manfaatin situasi
62 kenapa Yoshi ??
63 Batal
64 Berharap
65 lunch
66 kado dari Amel
67 Isi hati Amel
68 kecewa
69 Tugas sudah selesai
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Hidupku terlalu semrawut
2
Antara benar dan salah
3
Traveling yang aneh
4
Jatuh cinta ?
5
Kota surga
6
Dapat di lantai berapa ?
7
Pertama kali berjumpa
8
Apa reaksinya ?
9
salah tingkah
10
Entahlah
11
Kunjungan sang mantan
12
pertemuan tak di sengaja
13
Bertemu ibu
14
Perhatian lebih
15
Apakah ada cara ?
16
Diantara dua pilihan
17
Belum dapat respon
18
Bukan Yoshi yang dulu
19
Apakah masih ada harapan ?
20
kembalinya Yoshi
21
Ibu atau cinta
22
Ketahuan
23
Identitas Ellisa
24
kencan ??
25
Kertas apa ini ?
26
Di pulangkan ??
27
Say goodbye
28
welcome back
29
Di isolasi
30
Galau
31
Mencari Farel
32
Serba salah
33
Suasana baru
34
Gimana ?
35
Tersipu malu
36
Saatnya memilih
37
ikhlas melepasmu
38
bahaya
39
Memilih yang lain
40
Pindah apartemen
41
salah paham
42
Telpon dari siapa ?
43
Apa ini ??
44
Memilih gaun
45
Cape ah !!
46
Menjenguk Yoshi
47
Masih mengingatmu
48
Ukurannya di samain aja
49
Ngaca dong
50
Ko baper ?
51
latihan cuek
52
Merasa bersalah
53
rasa apa ini
54
Kanan atau kiri
55
Dasar Ellisa
56
Memilih cincin
57
Masih ingat
58
mungkin dia lelah
59
Ellisa yang aneh
60
Menjenguk Yoshi
61
Manfaatin situasi
62
kenapa Yoshi ??
63
Batal
64
Berharap
65
lunch
66
kado dari Amel
67
Isi hati Amel
68
kecewa
69
Tugas sudah selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!