"Mama nggak perlu ke dokter, mama di rumah aja, lagian hujan-hujan, mama males keluar. Toko biar tutup nggak apa-apa"
"Serius ma ? Nggak mau ketemu sama dokter ganteng ?"
"Nggak, mama mau istirahat aja"
Yoshi dan Jessica hanya bisa diam.
"Terus, pacarmu mau di ajak ke rumah ??" tanya Jessica.
"Situasinya lagi nggak bagus" jawab Yoshi.
"Kan aku penasaran kak"
"Kapan-kapan aja lihatnya"
"Huuuu...."
***
Kedekatan Yoshi dan Ellisa makin hari makin banyak perubahan. Ellisa mulai yakin Yoshi adalah suami yang benar-benar bisa mengayominya. Yoshi juga nampaknya dewasa dalam mengahadapi permasalahan kecil dalam hubungan mereka.
Sesekali mereka jalan di sekitar taman saja. Karena Ellisa memutuskan untuk bekerja di tempat yang di sarankan Wisnu. Selain sebagai kegiatan agar Ellisa tak bosan karena di apartemen terus menerus, itu juga sebagai jurus Yoshi agar mamanya menyukainya.
Karena Yoshi tau, mamanya nggak bakalan ngizinin kalau calon menantunya tidak bekerja apa-apa, walaupun nantinya kalau sudah menikah tentu saja ia akan di larang keras untuk bekerja. Mama akan menyuruhnya tetap di rumah melayani Yoshi.
"Jadi, gimana pak Naratama ? Baik nggak orangnya ?" tanya Yoshi di sela-sela makan malam bareng Ellisa.
"Baik banget Yos, soal kerjaan sih sama ya dengan kerjaanku di sana, cuma dia punya toleransi yang besar banget pas ada sedikit kendala atau kesalahan yang nggak di sengaja gitu"
"Syukurlah, tapi sayang ya...."
"Sayang kenapa ??"
"Nggak apa-apa kok sayang" ucap Yoshi sambil menutup mulutnya.
Ellisa sedikit loading, tapi akhirnya dia ngerti apa yang dimaksud Yoshi.
"Mulai" ucap Ellisa sambil memasukan makanan ke mulutnya kemudian sedikit salah tingkah.
"Hahahaha"
"Besok kan hari Minggu, mau jalan kemana ?"
"Sebenarnya sih cape..."
"Ah ! Ya udah deh..."
"Hidih, ngambek..."
"Nggak"
Yoshi pun mencoba merayu-rayu Ellisa agar nggak ngambek lagi.
"Ya udah mau jalan kemana ?" tanya Yoshi.
"Kan tadi aku yang nanyaaa..."
Yoshi tersenyum kemudian menunduk. Ia terlihat mengoret-oret kertas.
"Sok sibuk" ucap Ellisa.
"Baca dulu dong tulisannya"
n0h3^07l
"Apaan sih !! Nggak jelas !" kata Ellisa.
"Kamu bacanya kebalik !"
Ellisa pun mencoba membalikkan tulisan itu, kemudian tersenyum.
"Kayak lawakannya anak SD deh !!"
"Tapi berhasil bikin kamu senyum kan ??"
Ellisa melengos.
"Yuk pulang, siapin tenaga buat healing besok" ajak Yoshi.
"Mau kemana emang besok ??"
"Oh iya, besok mama pergi ke Bogor, ke rumah Wisnu, jenguk Jessica. Kamu ke rumah aja ya ??"
"Nggak ada orang kok malah di suruh ke rumah !!"
"Kan aku sendiri sayaaaang"
Mendengar kata sayang dari Yoshi Ellisa pun langsung menoleh. Yoshi menutup mulutnya. Ellisa tersenyum.
"Padahal aku seneng loh, kamu manggil aku dengan kata itu" ucap Ellisa.
"Kata apa ??" tanya Yoshi.
"Ya tadi"
"Yang mana ??"
"Sayang"
"Iya sayaang"
Ellisa melirik dan Yoshi tertawa melihat tatapan mata Ellisa.
***
TING TONG
Suara bell rumah berbunyi.
CLEKKK
"Lah ko masih acak-acakan gitu ? belum mandi ?" tanya Ellisa.
"Biasanya tuh, kalau bertamu ke rumah orang, ngucapin salam, ehh ini malah komentarin penampilan"
"Hahaha, sorry, sorry. Assalamualaikum"
"Udah telat !!"
"Hi.ih... Belum lah, jawab dulu"
"Ulang ya ? Ini pintu aku tutup"
Ellisa pun nurut. Yoshi menutup pintunya. Di balik pintu Yoshi segera merapikan rambutnya yang tadinya acak-acakan. Karena tadi ia pikir bukan Ellisa yang memencet bel.
TING TONG
CKLEEK
Ellisa terdiam sejenak saat melihat rambut Yoshi sudah tertata rapi sambil tersenyum.
"Assalamualaikum" ucap Ellisa sambil menahan senyumnya, kemudian mencium tangan Yoshi.
"Wa'alaikumussalam, nah gitu. Ayo masuk !"
Ini adalah kali pertama Ellisa menginjakkan kakinya di sana. Hubungan mereka sudah hampir dua bulan. Tapi selalu saja ada kendala untuk di perkenalkan kepada keluarga.
"Mau minum apa ?" tanya Yoshi.
"Nggak usah deh"
"Nggak usah malu-malu"
"Nanti aja kalau haus, air putih ada kan ?"
"Nggak ada, harus beli dulu di dekat jembatan depan"
"Hi.ih !!"
"Makanya aku tawarin dulu, soalnyakan lama ngambilnya"
Kemudian Yoshi membawa Ellisa ke ruang keluarga. Ellisa sesekali melihat ke arah pajangan foto di dinding.
"Itu foto mama kamu Yos ?"
"Iya, itu Jessica adik aku, sebelahnya ada suaminya, Wisnu namanya"
"Jessica cantik juga"
"Lebih cantikkan kamu sih sebenernya, silahkan duduk dulu"
"Makasih"
Yoshi membuka kulkas dan mengambil minuman. Kemudian menawarkannya ke Ellisa, tapi Ellisa menolaknya. Lalu dia habiskan minuman itu dan ia pun membuang botolnya ke tong sampah.
"Kamu nggak haus ??" tanya Yoshi yang tiba-tiba tiduran di pangkuan Ellisa di sofa itu.
"Belum" jawab Ellisa sedikit grogi karena baru kali ini ia bisa sedekat itu dengan Yoshi.
Dengan ragu Ellisa mulai membelai rambut Yoshi. Yoshi menatapnya kemudian ia menyalakan TV.
"Katanya di rumah ada mba ? Kemana dia ?" tanya Ellisa mencairkan suasana.
"Lagi ke pasar, beli sayur. Kan nanti aku mau masak sama kamu. Bisa masak kan ??"
"Bisa. Mau masak apa ??"
"Emmm... Enaknya apa ya ??"
"Kamu sukanya apa ?"
"Aku sukanya kamu"
"Serius Yoshiiii"
Yoshi malah menatap wajah Ellisa begitu dalam, kemudian dengan perlahan ia meraihnya dan mencium lembut bibir Ellisa. Jantung Ellisa seakan-akan tak terkendali. Ini adalah pengalaman pertama di cium seorang lelaki. Karena di Lachata begitu ketat akan peraturan seks dan sejenisnya.
Kedua bibir itu bertemu begitu saja. Kenyal, basah, manis, segar seperti es mentimun. Tangan Yoshi memegangi pipi Ellisa. Kemudian Yoshi melepaskan bibirnya. Ellisa enggan melihat ke arah Yoshi. Entah malu atau karena ia begitu grogi menghadapi Yoshi.
Yoshi hanya tersenyum kemudian memeluk Ellisa. Namun bibir itu mulai menyusuri lehernya. Ellisa mencoba menghindar. Entah rasa apa yang sekarang bersemayam di tubuh Ellisa. Yoshi pun mengerti dan ia menawarkan minum pada Ellisa untuk sekedar menenangkan Ellisa.
"Boleh" ucapnya sedikit bergetar.
Yoshi mencium kepalanya dan kemudian bangkit menuju dispenser.
"Mau hangat atau dingin sayang ?"
"Hangat"
Yoshi menekan tombol hot dan ia sedikit mencampur dengan air dingin agar tak terlalu panas. Kemudian membawanya ke Ellisa.
"Maaf ya ?" ucap Yoshi.
Ellisa terdiam. Ia terus saja di hantui rasa yang begitu aneh ketika bibirnya bertemu dengan bibir Yoshi. Rasa yang baru saja ia alami selama ini. Hal yang sama sekali tak terlintas di pikirannya selama bertahun-tahun. Ia terus saja memikirkan hal itu sampai larut malam. Bahkan ketika Yoshi menelponnya pikiran benar-benar tidak fokus ke arah obrolan.
"Lain kali masak tengkleng lagi ya Yof, enak loh tadi" kata Yoshi lewat surat telpon.
Yang masuk ke dalam pendengaran Ellisa adalah Yoshi ingin melakukan hal itu lagi lain kali.
"Iya, enak, tapi bikin aku deg deg degan"
"Deg deg degan kenapa Yof ??"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments