"Kakakmu kapan pulang ?" tanya mama.
"Nggak tau ma, mana pernah dia bilang kalau mau balik. Palingan seperti biasa, tiba-tiba nongol di depan pintu dan langsung menuju meja makan ataupun dapur, mencari makanan yang lezat untuk mengganjal perutnya. Padahal dari luar, tapi selalu pulang dengan perut kosong, kakak yang aneh"
"Kadang kakakmu makan di luar, tapi katanya masakan rumah lebih menggoda. Maka dari itu, mama nyuruh buat cari istri yang pandai memasak, kayak Yofi. Seneng mama deh, masakan apa aja dia bisa loh, kecuali buat kue untuk toko, mungkin karena takut nggak pas, dia masih selalu bertanya kalau mau nambahin gula"
"Nah, Jess juga udah cocok banget sama Yofi. Kadang pas di ajak ngobrol langsung nyambung ma, seneng banget, bisa jadi teman curhat yang seru, nggak kaya Amel. Sibuk terus sama hp"
"Yofi itu asli mana Jess ?"
Jessica terlihat berfikir.
"Lupa ma, tapi masih Indonesia ko, cuma... Perjalanannya itu jauh banget. Nggak tau sih, Indonesianya sebelah mana, pernah denger dari kak Yoshi kurang lebih satu Minggu"
"Lah ?? Pelosok apa gimana ??"
"Kalau tempat tinggalnya Yofi sih katanya kota besar, sama kayak Jakarta gini, tapi akses menuju kota itu yang sulit dan lama"
"Terus, kira-kira kalau kita undang orang tuanya Yofi gimana ?? Apa kita bicara lewat video call saja ?"
"Masa video call sih ??"
"Lha terus ??"
"Coba nanti kita tanya Yoshi, kalau nggak besok-besok tanya aja langsung sama Yofi"
***
TING TONG
"Siapa sih jam 10 pagi pencet bel ? Kayaknya aku nggak pesen makanan" tanya Ellisa kepada dirinya sendiri.
Ia pun mulai berjalan menuju pintu dan mencoba melihat keluar dari lubang di pintu itu, mencari tau siapa yang ada di balik pintu itu.
CLKEEK
"Yoshiiiii...."
Ellisa berteriak girang melihat kekasihnya yang sudah lama pergi kini datang di hadapannya. Yoshi pun langsung memeluk Ellisa. kemudian ia memberikan buket bunga yang ia beli untuk hadiah Ellisa. Ia juga membawa bungkusan berisi makanan.
"Eits ! Wow" ucap Yoshi.
Ellisa baru menyadari bahwa ia hanya mengenakan baju tidur yang apabila terkena sinar lampu atau cahaya itu akan memperlihatkan lekuk tubuhnya dan baju itu mungkin sengaja di buat untuk menciptakan fantasi bagi laki-laki seperti Yoshi.
"Ya ampun !" teriak Ellisa yang kemudian dengan spontan naik ke ranjangnya dan segera berselimut.
Yoshi tersenyum melihatnya.
"Kan udah lihat, ngapain baru di tutup ?"
"Ahh, aku malu, sana kamu keluar dulu, aku mau ganti baju" rengek Ellisa.
Yoshi malah ikut terjun ke ranjang itu dan menarik-narik selimutnya, mulai bercanda tawa kemudian berpelukan lagi melepas rasa rindu dan hasrat yang lama tertahan.
Dengan lembut Yoshi mulai membelai rambut Ellisa, sesekali mencium bibirnya sambil sedikit bercengkrama. Yoshi mulai menciumi dadanya dan mencoba membuka baju yang menutupi tubuh itu. Yoshi mulai turun mencium dari ujung kaki, paha hingga berlama-lama mengulum sudut tubuhnya. Gerak dan liuk lidah Yoshi yang memahami tubuh Ellisa itu mulai membuat Ellisa nyaris orgasme, namun Yoshi mencoba menahannya.
Jari-jari yang sudah lama Ellisa rindukan itu, kini menyusuri dadanya hingga perlahan-lahan menyentuh puting yang mengeras dan menciptakan suara desahan lirih dari Ellisa. Yoshi memang pantang menikmati sendiri, karena baginya seks adalah sebuah dialog, maka dia memastikan apakah Ellisa sudah mencapai tataran yang sama tingginya dengannya.
Yoshi mulai bereksperimen dari segala sudut, segala sisi, dan mempelajari bagian manakah yang peka dari tubuh Ellisa. Mereka sama-sama bersepakat dalam diam, bahwa hidup begitu pendek dan mereka ingin mengisinya sepenuhnya. Berulang kali, berjam-jam.
Sekitar pukul satu siang mereka terbangun dengan perut yang mulai lapar. Tapi mereka memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Selesai mandi barulah mereka makan makanan yang tadi di bawakan oleh Yoshi.
"Kamu cobain ini, enak deh" ucap Yoshi sambil menyuapkan makanan ke mulut Ellisa.
"Pedesss"
"Pedes lada ko, bukan cabe, tapi enak kan ??"
"Enak"
"Aku suka nih, besok kalau kita nikah, di prasmanan wajib ada ini"
Ellisa hanya tersenyum dan melanjutkan makan.
"Kamu udah kasih tau mama, kalau kamu hari ini pulang" tanya Ellisa.
"Belum"
"Ko belum sih ??"
"Nanti aja, sekarang tuh yang terpenting kamu" ucap Yoshi sambil mengelus kepalanya Ellisa.
"Jahat"
"Ko jahat sih ?? Serius, dua Minggu di sana tuh udah kayak dua tahun nggak ketemu sama kamu, kangen banget aku sayaaaang"
"Jangan pergi lama-lama lagi dong"
"Belum bisa, proyeknya belum selesai, harus sesuai target dulu, abis itu, kita nikah"
Ellisa menganggukan kepalanya.
"Ngumpulin duit dulu ya ? Soalnya belum cukup, ada sih, tapi kalau buat acara resepsi yang udah tau nominalnya segitu, ya nanti abis, nanti yang ada pas selesai ijab kabul malah dompet kosong, sabar ya ?"
Ellisa tersenyum dan mengangguk.
***
CLKEEK
Terdengar suara pintu terbuka. Rupanya mba Sri sedang membukakan pintu untuk Yoshi.
"Ya ampun, anak mama pulang juga" ucap mamanya sambil memeluk anaknya.
Yoshi segera mencium tangan ibunya dan menanyakan ada masakan apa hari ini.
"Coba tebak aroma bumbu campuran kunyit, kemiri, dan daun jeruk yang dipadukan dengan santan cair"
"Ahh, laper lapeerr, mama masak tengkleng ?? Tadi Jessica ke sini kah ma ?"
"Iya"
"Sehat dia ma ?"
"Alhamdulillah sehat, habis periksa ke dokter kandungan tadi, sekarang udah pulang"
"Ko nggak nginep ? Nggak kangen ya sama kakaknya yang ganteng ini ?"
"Kita mana tau kamu mau pulang, nggak ngasih kabar juga"
Ibunya segera mengambilkan piring untuknya dan mulai memberikan nasi serta tengkleng itu kepada Yoshi yang rupanya sudah tak sabar untuk mencicipi masakan terenak di dunia.
"Kamu tadi mampir dulu ke tempat Yofi ?" tanya mamanya.
"Iya, kenapa ma ?"
"Wangi parfumnya Yofi selalu tertinggal di baju kamu"
Yoshi pura-pura tidak mendengarnya dan terus melahap makanannya sambil terus memuji masakan ibunya.
"Yos, tadi mama berdiskusi sama Jess, katanya rumah Ellisa kan jauh, gimana caranya kita mengundang orang tuanya Ellisa ke sini ?"
Ukhuuk-ukhuukk !!
"Pelan-pelan nak !"
Ibunya langsung mengambilkan segelas air putih.
"Makasih ma"
Otak Yoshi berpikir keras bagaimana supaya masalah ini bisa teratasi, mengingat ia telah membeli Ellisa dan nggak bisa mendatangkan orang tuanya ke sini, ia baru terpikirkan kalau ini bakalan menjadi pertanyaan besar dari ibunya.
"Emmm... Nanti Yoshi tanyakan ke Yofi ya ma ? Biar di atur sama Yofi. Lagi pula proyek Yoshi belum selesai ma"
"Mama tau, tapi kan harus ada persiapan yang matang juga untuk menyambut kedatangan mereka. Atau kita aja yang kesana, supaya lebih sopan ?"
Ukhuuk-ukhuukk !!
"Bisa nggak sih makannya pelan-pelan, kesedak terus kamu !"
"Pedes ma"
"Mana ada pedes"
"Acarnya... Yoshi makan potongan cabe, hehe"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments