"Bagaimana kata Dokter, Karin sudah bisa pulang 'kan?" tanya Bara pada Aylin
"Iya, keadaannya sudah benar benar membaik, dan sudah diizinkan pulang" jawab Aylin
"Baiklah kalau begitu" Bara berjongkok dihadapan Karin yang sedang duduk di sofa membuat Karin yang semula menatap bonekanya seketika menegakkan wajahnya
"Kenapa Ayah?" tanya Karin
Bara tersenyum. Entah mengapa ia benar benar bahagia mendengar panggilan Ayah yang Karin sebutkan untuknya. Ia lalu mengangkat sebuah paper bag yang tadi ia bawa dan menyerahkannya pada Karin
"Satu lagi buat Princess"
"Ini apa Ayah?"
"Bukalah"
Karin menatap kearah sang Bunda, meminta persetujuan kepada Bundanya untuk menerima pemberian dari Bara. Aylin yang ditatap demikian terlihat hanya memasang wajah datar, membuat Karin menunduk takut. Bara yang menyadari perubahan wajah Karin, langsung menengok ke belakang dan melihat wajah Aylin yang masih saja terlihat datar
"Ay..." panggil Bara
Bukannya menjawab, Aylin justru bangkit dari duduknya, dan keluar dari ruang rawat putrinya. Melihat itu, Karin semakin tertunduk saja. Bahkan suara isakannya 'pun sudah terdengar sekarang, membuat Bara mau tak mau menggendong gadis kecil itu
"Sudah, jangan menangis lagi, mungkin Bunda ingin mencari makan di luar, Bunda belum makan 'kan sore ini?" ucap Bara berusaha menenangkan
"Karin ingin Bunda" ucap Karin terbata
"Baiklah, nanti kita cari Bunda, tapi Princess harus janji untuk tidak menangis lagi"
"Baiklah"
Bara tersenyum, ia membawa Karin keluar dari ruangan. Mereka menyusuri lorong demi lorong rumah sakit untuk mencari keberadaan Aylin. Namun Aylin sama sekali belum terlihat
"Princess tidur dulu saja ya, nanti kalau Bunda sudah ketemu, Ayah pasti bangunkan" ucap Bara. Namun sama sekali tidak dijawab oleh Karin, membuat Bara mengernyit heran.
Bara menghentikan langkah dan melihat wajah gadis kecil dalam gendongannya. Ternyata gadis itu telah terlelap dengan bersandar pada pundaknya. Bara memilih kembali ke ruang rawat Karin dan membaringkannya di brankar. Tidak lupa, ia juga meminta satu orang perawat untuk menjaga Karin, karena ia akan melanjutkan pencarian untuk menemukan Aylin
Bara terus mencari Aylin di mana mana. Lalu langkahnya terhenti saat melihat punggung seorang wanita yang sangat ia kenali. Ya, ia yakin wanita itu adalah Aylin. Bara berjalan mendekat, dan duduk berdampingan bersama Aylin di kursi taman. Aylin yang semula menangkup muka dengan kedua tangan, seketika menurunkan tangannya dan melihat Bara yang duduk disampingnya
"Aku minta maaf kalau membuatmu tersinggung. Aku hanya ingin memberikan perhatian lebih kepada Karin, karena aku juga sudah katakan padamu bahwa aku menyayangi Karin seperti putriku sendiri" ucap Bara mengawali pembicaraan
Bara diam, ia menunggu respon yang akan ditunjukkan Aylin. Namun ternyata Aylin sama sekali tidak merespon ucapannya. Wanita itu justru memandang ke depan seakan tidak menganggap kehadirannya
"Aku serius dengan ucapanku Ay, aku tidak main main. Aku benar benar telah jatuh cinta padamu. Jadi maukah kau..."
"Cukup!" Aylin menatap Bara dengan tajam "Dengar Bar, kisah kita sudah berakhir sejak berpuluh tahun yang lalu. Tidak ada lagi cinta yang bisa aku berikan kepada laki laki manapun, karena kau sudah menghancurkan segalanya"
Bara mengernyit bingung. Menghancurkan segalanya? Apa maksud perkataan Aylin. Bukankah saat mereka berpacaran dulu, itu semua hanya sekedar cinta monyet, dan kalaupun putus, itu adalah hal biasa bagi anak remaja. Lalu kenapa Aylin seakan mengatakan bahwa semua yang terjadi pada diri wanita itu adalah kesalahannya
"Ay, apa maksudmu?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
andi hastutty
Apakah Karin putri bara
2024-07-01
0
LISA
Sptnya Karin adl putri dr Bara
2024-04-08
1