Bab 8

"Tentu saja boleh, ayo kemari biar Om gendong"

Bara membawa Karin kedalam gendongannya. Ia timang timang gadis kecil itu sembari bercerita tentang beberapa dongeng yang ia tahu. Membuat Karin benar benar merasa nyaman. Bahkan, kedua tangan gadis kecil itu melingkar sempurna di leher Bara

"Om ganteng, boleh tidak kalau Karin memanggil Om ganteng Ayah?" tanya Karin

Bara tersenyum mendengar permintaan Karin. Entah mengapa sudut hatinya benar benar merasa damai dan nyaman saat Karin meminta untuk memanggil dirinya Ayah. Ia mencium pucuk kepala gadis kecil itu cukup lama. Kemudian tatapannya terkunci pada kedua mata indah milik Karin

"Coba tanya Bunda dulu ya, kalau Bunda mengizinkan, Karin boleh memanggil Om ganteng Ayah" ucap Bara

Ya, menurut Bara akan lancang baginya kalau ia langsung mengizinkan Karin untuk memanggilnya Ayah. Bukan karena tidak suka, justru Bara sangat senang dengan panggilan itu. Namun Karin bukanlah anak yang tidak memiliki orang tua, yang akan dengan bebas memanggil siapa 'pun dengan panggilan yang ia inginkan. Karena bagaimana 'pun, Karin memiliki Ibu, dan Ibunya berhak menentukan boleh atau tidaknya Karin memanggil Ayah padanya

"Kalau begitu, ayo kita dekati Bunda" ucap Karin

Bara melihat kearah sofa, dimana Aylin masih tampak terlelap. Kemudian tatapannya kembali ia arahkan kepada Karin. Ia tersenyum dan menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah gadis kecil itu

"Biarkan Bunda tidur dulu ya, kasihan kalau dibangunkan" ucap Bara

Karin menatap Bundanya dan mengangguk "Hm, kasihan Bunda"

"Ya sudah, Karin tidur lagi ya"

Bara kembali menimang Karin. Tidak lama, gadis kecil itu benar benar tertidur dalam pelukannya. Bara membaringkan Karin kembali ke brankar, dan membenarkan selimutnya agar gadis kecil itu merasa nyaman

*

"Bunda, boleh tidak kalau Karin memanggil Om ganteng Ayah?" tanya Karin

Ya, pagi ini Aylin bangun lebih awal karena mendengar rengekan Karin. Begitu ia bangun, ia melihat Bara yang tertidur di kursi dengan kepala berada diatas brankar yang ditempati putrinya. Aylin sangat tahu kalau posisi itu pasti sangat tidak nyaman. Namun Aylin sama sekali tidak berniat untuk membangunkan laki laki itu

"Bunda..."

"I-iya Sayang, putri Bunda bilang apa tadi?" tanya Aylin

"Karin ingin memanggil Om ganteng Ayah, apa boleh?"

"Mmm Karin mau mandi sekarang atau nanti?" tanya Aylin berusaha mengalihkan pembicaraan

"Karin ingin memanggil Ayah, bukan mandi" ucap Karin membuat Aylin menghela napas kasar. Putrinya ini memang baru berusia empat tahun, tapi ia tidak lagi bisa untuk di bodoh bodohi "Jadi bagaimana Bunda, boleh tidak?"

"Nanti Om-nya tidak nyaman kalau Karin panggil Ayah. Karena 'kan Om bukan Ayahnya Karin Nak" ucap Aylin pelan

"Karin tidak butuh Ayah kandung ataupun Ayah pengganti. Karena bagi Karin, Om ganteng sangat baik, dan harus jadi Ayahnya Karin" ucap Karin

"Eh... tidak bisa begitu Sayang. Nanti kalau Om-nya tidak nyaman bagaimana? Bagaimana kalau anaknya Om marah karena Karin memanggil Ayah mereka Ayah juga?"

"Aku belum menikah Ay..."

Aylin terlihat terkejut saat Bara menimpali ucapannya. Laki laki itu terlihat menatapnya dengan muka bantal "Kau sudah bangun?" tanya Aylin terbata

"Karena kau memanggilku Om ganteng, aku jadi bangun. Salahmu sendiri memujiku" ucap Bara

"Siapa yang memujimu?"

"Tentu saja kau" Bara menyugar rambutnya ke belakang "Bagaimana, bukankah aku memang benar benar tampan, sudah akui saja" ucap Bara narsis

"Tidak, kau biasa saja. Kekasihku bahkan jauh lebih tampan darimu" ucap Aylin

"Kekasih? Siapa kekasihmu?" tanya Bara. Tampaknya laki laki itu tidak suka mendengar Aylin memiliki kekasih

"Bukan urusanmu"

"Itu akan jadi urusanku Ay, karena kau calon istriku"

"What? Kau gila ya" maki Aylin. Sungguh Aylin benar benar ingin menghajar Bara saat ini juga, karena laki laki itu meng-klaim dirinya sebagai calon istrinya tanpa ada hubungan apapun "Dengar, aku tidak mau denganmu" ucap Aylin ketus

"Tapi aku mau"

"Aku tidak mau"

"Aku mau Ay"

"Aku tidak mau..."

"Ayah, Bunda jangan bertengkar"

Deg

Baik Bara maupun Aylin sama sama terkejut saat Karin memanggil mereka Ayah dan Bunda. Entah mengapa ada getaran yang tidak dapat mereka ungkapkan saat mendengar Karin memanggil mereka dengan panggilan itu. Bara tersenyum kepada Karin, dan mengusap wajahnya lembut

"Iya, mulai sekarang panggil Om ganteng Ayah ya" ucap Bara. Tatapannya kemudian tertuju pada Aylin yang tengah menatapnya datar "Bolehkan Bunda?" tanya Bara dengan nada menggoda

Rasanya Aylin ingin sekali mencakar wajah Bara saat ini juga. Namun ketika tatapannya beralih dan menatap putrinya, seketika itu juga pandangannya menjadi teduh dan lembut. Melihat wajah putrinya yang terlihat penuh harap, membuat Aylin tidak kuasa untuk menolak

"Bolehkan Bunda, Karin memanggil Om ganteng Ayah?" tanya Karin lagi membuat Aylin akhirnya mengangguk dengan terpaksa

Terpopuler

Comments

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

boleh dong..

2023-11-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!