Bab 2

Bara mengelap mulutnya dengan tissue begitu ia menghabiskan makanannya. Ia melirik Max yang masih asik dengan makanannya, belum ada tanda tanda jika asistennya itu akan menyudahi acara makannya

"Cepat habiskan makanmu, aku tunggu lima menit dari sekarang" Bara bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangan tanpa rasa bersalah

Max yang mendengar perintah atasannya langsung menyudahi acara makannya, dan meminum air dengan cepat. Ia lantas menyusul atasannya yang sudah berdiri di samping mobil. Bahkan napas Max terdengar tersengal sengal karena baru selesai makan dan langsung berlari

"Kau sudah selesai makan?" tanya Bara

"Sudah Bos" jawab Max cepat. Tentu saja ia harus cepat cepat menyusul Bos-nya atau tidak waktu kerjanya yang akan jadi taruhan "Jadi bagaimana Bos, kita akan ke mana sekarang?" tanya Max

Bara melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jika ia pulang saat ini, maka akan ada huru-hara yang terjadi di rumah nanti. Karena sang Ayah pasti akan memarahinya habis habisan karen pulang tidak tepat waktu. Namun untuk kembali ke kantor entah mengapa Bara merasa sangat malas

"Ehem, apa pekerjaan di kantor siang ini?" tanya Bara akhirnya

"Hanya menandatangani berkas yang tadi belum anda selesaikan Bos"

Bara tersenyum dan mengangguk mendengar jawaban asistennya "Baiklah, kalau begitu antarkan aku ke kaffee kenangan sekarang"

"Baik Bos"

Mobil mulai melaju membelah jalanan Ibukota menuju kaffe kenangan. Sebuah kaffe yang sangat ramai yang terletak di pusat kota. Max tentu sangat tahu apa tujuannya Bos-nya mendatangi tempat itu, apalagi jika bukan untuk menyalurkan hobinya. Ya, selain memiliki kewajiban untuk memimpin perusahaan, Bara juga memiliki hobi yang tidak bisa ia tinggalkan, yaitu musik. Tidak lama, mobil yang dikemudikan Max akhirnya tiba di tempat yang dituju

"Max, seperti biasa, kau handle pekerjaan di kantor untuk hari ini" ucap Bara

"Baik Bos"

Bara melepas jas-nya, ia juga menggulung lengan kemejanya hingga sebatas siku. Baru setelah itu, ia turun dari mobil dan masuk kedalam kaffee. Sedangkan Max hanya menatap kepergian atasannya dengan tatapan datar. Ya, untuk ke-sekian kalinya ia akan menangani pekerjaan yang sebenarnya bukan pekerjaannya. Namun demi uang gaji berlipat, Max tentu bisa mempertimbangkan

Bara memasuki kaffe yang terlihat sudah sangat ramai. Ia menemui manager kaffee dan memulai kesepakatan. Tidak lama, persetujuan dari manager kaffee Bara dapatkan. Bara menaiki panggung kecil yang berada ditengah ruangan. Ia mengambil gitar lalu memainkannya dengan mata terpejam, seolah tengah menikmati alunan melodi yang ia mainkan. Bara mulai bernyanyi membuat seisi ruangan ikut terhanyut dengan nyanyian yang Bara bawakan. Begitu selesai, gemuruh tepuk tangan bergema, mengapresiasi Bara yang sudah menyuguhkan persembahan luar biasa untuk mereka

Bara meletakkan gitar kembali pada tempatnya. Ia melambai sejenak kepada para penonton, lalu turun dari panggung. Baru akan berjalan, sudut mata Bara menangkap keberadaan seorang bocah perempuan yang sangat ia kenali. Untuk meyakinkan dugaannya, Bara melangkah mendekat

"Hai... Karin..." sapa Bara tak yakin, sebab anak perempuan itu tengah membelakanginya sekarang

Anak itu membalik tubuhnya saat merasa tidak asing dengan suara yang memanggilnya. Begitu melihat wajah Bara, seulas senyum terbit di sudut bibirnya yang mungil "Om ganteng? Kenapa di sini?" tanya Karin

"Seharusnya Om yang bertanya, sedang apa kau di sini?" tanya Bara, ia bahkan sudah berjongkok untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Karin

"Karin sedang menunggu Bunda" jawab Karin

"Bunda? Di mana Bunda-mu hm?"

Bara mengedarkan pandangannya ke setiap sudut untuk mencari keberadaan Bunda dari Karin. Karena jujur saja, ia ingin berkenalan langsung dengan Bunda dari anak tersebut, karena ia sudah mengenal Karin sejak satu minggu yang lalu saat anak itu duduk seorang diri di depan sebuah taman kanak kanak menunggu jemputan. Saat itu, Bara berniat untuk menemani Karin hingga Bunda dari anak itu datang. Namun panggilan mendesak dari kantor membuatnya meninggalkan Karin di sana, dan menitipkannya pada penjaga sekolah

"Bunda sedang membeli makan tadi, tapi sudah cukup lama, Bunda malah belum kembali" ucap Karin

"Begitu ya? Kalau begitu, bagaimana kalau Om ganteng menemanimu mencari Bunda?" usul Bara

"Memangnya Om ganteng mau?"

"Mengapa tidak?"

Terpopuler

Comments

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐

aku beru nemu cerita ini,duh telat ☺️

2023-11-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!