Bumantara
Jagaddhita sebuah negeri yang makmur dan kaya dibagian paling selatan Eunoia, pelayaran, pertanian, perdangan dan pariwisata semuanya sangat maju dan tersusun rapi bahkan negeri ini menjadi salah satu negeri terkaya di Euonia.
Mungkin kalian bertanya apa itu Eunoia maka akan aku jelaskan.
Ada tiga benua besar didunia ini, kekaisaran Jagaddhita yang memiliki wilayah terluas dan termakmur dibenua Eunoia.
Kekaisaran Gahyaka kekaisaran yang memiliki kekuatan militer paling besar dibenua Tara, dan yang terakhir adalah kekaisaran suci, tempat dimana paus dan pendeta tinggal.
Dan Jagaddhita adalah pusat segala pemerintah di Euonia, mungkin kalian bertanya mengapa pusat pemerintahan ada di paling ujung benua.
Jawabannya sederhana karna kaisar ke-20 yang membawa Jagaddhita ke dalam kejayaan begitu mencintai tanah kelahirannya, dan para keturunan nya menghargai keputusan itu, dan tetap menjadikan Jagaddhita sebagai pusat pemerintahan.
Siapa yang menyangka negeri yang paling miskin itu akan menjadi negeri termakmur dimasa depan, dan yang menjadi Kaisar saat ini adalah keturunan Kaisar dan menjadi orang ke- 25 yang memimpin Eunoia yaitu Kaisar Wistara bramanty pandita.
Kaisar pandita memiliki tiga orang Putra dan lima orang putri, dua dari Nareswasi dan tiga selirnya salah satu nya adalah.
Adhistia Indari jannitra seorang putri dari seorang wanita yang tidak dikenal, menurut gosip yang beredar putri Histia adalah anak hasil hubungan gelap raja, dengan seorang pelayan namun, tidak ada yang tau kebenarannya sama sekali.
Histia menatap nyalang wanita yang berdiri didepannya.
"Ugh,"
"Praya sialan! Sudah ku katakan jangan ikut campur urusanku!"
"..."
"Memangnya kau siapa ku sampai ikut campur dalam urusan ku!"
Wanita cantik itu menghela nafas lelah, ia menatap Histia dan meletakkan teh nya diatas meja yang sudah di isi dengan beberapa dessert.
"Adik sudah ku katakan seorang Tuan Putri harus memiliki sopan santun dalam tutur katanya," Histia mendecih saat mendengar perkataan wanita itu.
"Dan mungkin kau lupa aku adalah walimu," wanita itu menatap teh Chamomile di depannya, ujung matanya menatap Histia yang terlihat mengibarkan bendera perang padanya.
"Wali? Aku tidak sudi kau menjadi waliku!"
"Walaupun kau tidak mau tapi keputusan Ayah sudah bulat,"
"Dan aku dengar dari Nyonya Palesa kau bolos kelas lagi yah, bahkan kau mengikat nya."
"..."
Histia diam ia menatap malas kakak tertuanya.
"Suruh siapa dia sok melarang ku," cicit Histia.
Wanita cantik itu menghela nafas lelah, mengurus Adik ke-tiga nya itu membutuhkan kesabaran ekstra apalagi melihat perlakuan nya yang tidak mencerminkan keluarga kerajaan.
Dia adalah pembuat masalah terbesar di Jagaddhita, satu tahun yang lalu ia meledakkan dapur karna makanan yang dihidangkan tidak sesuai dengan keinginan nya.
Ia juga pernah menghancurkan pesta teh seorang Nona bangsawan karena Nona itu menyebalkan.
Lalu ia juga menghancurkan debut seorang nona bangsawan, gara-gara hal itu pihak kerajaan mendapatkan banyak tekanan.
"Prajurit bawa Histia ke kamarnya, dan kurung dia selama satu minggu,"
Mendengar itu Histia ingin protes.
"Apa! Praya sialan! Jangan asal menentukan hukuman!"
"Hukumanmu menjadi satu bulan, Adik aku harap setelah masa hukuman mu selesai kau bisa merenungkan apa kesalahan mu,"
Wanita anggun itu mengibaskan tangannya, dan para prajurit segera membawa Histia ke kamarnya. Tanpa memperdulikan Histia yang terus memberontak. Dan mengeluarkan kata-kata kasar.
Praya garvita isvara dia putri tertua dari 8 bersaudara dan dia adalah anak pertama dari Prameswari saat ini.
Praya terkenal memiliki kecantikan luar biasa, dengan rambut hitam dan mata berwarna hazel ia juga dikenal sebagai putri yang memiliki citra yang baik.
Dia selalu membantu rakyat tanpa memandang kelas mereka.
Ia juga tidak pernah jijik bersentuhan dengan rakyat jelata, atau membantu pengemis yang ada di jalanan. Reputasi Praya sangat baik di masyarakat.
Apalagi Praya hebat dalam segala hal, sastra, berkuda, menyulam, dan bermain pedang.
Bahkan gara-gara itu banyak orang yang mendukungnya untuk menjadi Kaisar dibandingkan dengan saudara kembarnya yang tidak kompeten. Dan pembuat masalah.
Namun sayangnya kekaisaran tidak menerima anak perempuan menjadi pemimpin, walaupun Praya anak pertama ia harus menyerahkan tahta pada adiknya yang lahir beberapa menit setelahnya.
Hanya karna ia seorang wanita.
"Histia," Praya memijat keningnya lelah, tugas nya sudah banyak dan harus ditambah dengan menjaga adiknya yang pembuat masalah itu.
Kalau orang lain pasti lebih memilih mati daripada menjaga Histia yang pembuat masalah.
"Tuan putri," Praya menatap pelayan.
"Ada apa?"
"Ada rumor baru tentang Tuan Putri ke-tiga," mata lelah itu menatap pelayan yang terlihat lebih tua dari Praya, seakan mengerti tatapan Praya pelayan itu kembali melanjutkan perkataannya.
"Katanya Tuan Putri ke-tiga sering bermain dengan para Ksatria,"
"Biarkan saja, toh rumor seperti itu sudah biasa,"
Ada banyak rumor buruk tentang Histia di kalangan bangsawan dan rakyat, dan rumor-rumor tergolong buruk seperti contohnya Histia memiliki ruangan khusus dimana dia sering menyiksa para pelayan.
Rumor juga mengatakan Histia memiliki kutukan, atau yang terbaru Histia sering bermain dengan para Ksatria.
Praya sering kali membantu Adiknya itu terbebas dari rumor, namun setiap Praya membersihkan rumor yang lama, rumor baru akan tumbuh lebih besar.
Hal itu juga yang membuat Praya lelah karna mengurusi rumor yang mengerubungi adik nya itu.
"Lagipula Anak itu tidak peduli dengan rumor tentang nya,"
Pintu kamar Histia tiba-tiba di buka dengan keras.
Praya yang sedang meminum teh nya di kagetkan dengan Adiknya yang tiba-tiba membuka pintu dengan kasar.
"Praya! Berikan aku uang!"
'Hancur sudah masa depan Kekaisaran ini.'
...***...
Histia menatap pintu kamarnya dengan marah, pintu itu pintu yang menghalangi kebebasannya. Harusnya dia sudah masuk ke hutan kabut namun kakaknya bergerak dengan cepat dan menangkapnya. Dan ia harus berakhir dengan di kurung sebulan penuh.
"Praya wanita sialan itu, aku pastikan dimasa depan aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri,"
Pintu kamar Histia di buka dari luar.
Histia menatap Pelayan yang baru masuk itu dengan tatapan permusuhan.
"Tuan Putri anda harus makan,"
'Pelayan sialan ini, aku akan membunuhnya juga,"
"Singkirkan sampah itu dari hadapan ku!"
"Tuan Putri ini perintah tuan Putri pertama," Histia dengan terpaksa mengambil makanan itu, pelayan itu tersenyum saat melihat Tuan Putri ke-tiga begitu patuh.
Namun ekspetasi dipatahkan saat Histia melemparkan sup panas itu ke wajah Pelayan itu.
Histia melempar piring itu ke wajah Pelayan dan jatuh ke lantai, Pelayan itu berteriak kesakitan.
"Akhhh panas," Pelayan itu berlutut dibawah kaki Histia, para Ksatria yang mendengar suara keributan menerobos masuk.
Mereka begitu terkejut saat melihat wajah pelayan yang terlihat memerah, dan yang lebih mengejutkan lagi Histia tetap duduk tenang ditempatnya seakan-akan menikmati pertunjukan itu.
'Iblis,' pikir dua prajurit itu, Histia menatap keduanya tajam.
Mereka menelan silvanya dengan susah payah, saat mendapatkan tatapan tajam dari Histia.
"Berani sekali kalian menerobos masuk tanpa izin ke dalam kamar Tuan kalian, apakah kalian ingin dihukum?"
Para prajurit itu segera berlutut mengabaikan pelayan yang masih mengaduh kesakitan.
"Cih kalian tau kan perasaan ku sedang tidak baik dan kalian malah membuat masalah!"
"Ampuni kami tuan Putri! Kami bersalah!"
"Pergi! Dan bawa Pelayan itu pergi dari kamarku!"
Para prajurit segera membawa pelayan itu keluar mereka takut tuan mereka melakukan hal yang lebih gila pada pelayan malang itu.
"Kekaisaran sialan," Histia menghembuskan nafas nya lelah, ia merasa seperti burung yang dikurung dalam sebuah sangkar yang dipenuhi oleh emas dan permata.
Walaupun ia pembuat masalah keluarganya tetap memberinya fasilitas yang mewah seperti saudara dan saudari nya yang lain.
Gaun yang selalu baru, ruang sepatu yang selalu penuh, perhiasan dari berbagai negeri. Membuat wanita manapun iri dengan kehidupan nya.
Namun dibalik semua kemewahan yang istana berikan padanya ada harga untuk membayarnya, yaitu nyawa, hidup ditempat ini berarti kau siap mengorbankan nyawa.
Karena bisa saja kau meminum teh beracun, atau pembunuh bayaran yang selalu mengincar mu. Dan yang paling berbahaya, rasa iri dari saudara mu.
Hidup ditempat ini membuat Histia tidak bisa mempercayai siapapun, karena bisa jadi orang yang dekat dengannya, keesokan harinya akan menodongkan pedang ke lehernya.
"Huft dia semakin menjadi-jadi dasar Ular,"
***
"Bagiamana dengan dia Praya?"
"Histia baik-baik saja Ayahhanda, saya hanya mengurungnya," pria itu menatap Putrinya.
"Pastikan anak itu baik-baik saja Praya, jangan biarkan dia terluka sedikitpun," Praya mengangguk kepalanya.
"Baik Ayahanda saya akan menjaga Adik dengan baik,"
"Pergilah, tiga hari lagi Pangeran Mahkota kekaisaran Gahyaka akan datang,"
"Baik Ayahanda, jaga diri anda baik-baik,"
Praya menatap pintu ruangan kerja ayahnya dengan tatapan marah.
'Dasar tua bangka sialan,'
Ia pergi sambil menahan amarahnya, Kaisar saat ini Wistara bramanty
pandita adalah Kaisar paling bodoh.
Sangat berbeda dengan para Kaisar sebelumnya, di luar Pandita memang terkenal sebagai Kaisar bijaksana, ide-idenya membuat Jagaddhita semakin makmur. Membuat rakyat semakin menyanjung nya.
Namun, semua itu hanya topeng, topeng yang coba ditutupi oleh Kaisar. Sebenarnya semua ide-ide itu adalah ide Praya semua pekerjaan Ayah nya adalah hasil kerja keras Praya.
Semua hal di Jagaddhita adalah hasil pemikiran Praya, namun Ayahnya mengambil itu semua Praya harus menelan pil pahit itu, kerja kerasnya di ambil oleh sang Ayah.
Praya berjalan dengan anggun melewati setiap lorong istana, sampai ia sampai di istana tempat nya tinggal.
Praya menatap tumpukan buku di kamarnya, ia mengambil salah satu buku dan membacanya.
"Sebentar lagi semuanya akan selesai bersabar lah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments