Bab 3 (Anvaya raespati)

"Kenapa kau kesini pembuat masalah!"

...***...

"Kenapa kau kesini pembuat masalah!" pria berambut hitam itu terkejut karna kedatangan Histia yang tiba-tiba.

Mereka saling menatap tajam.

"Kau pun pembuat masalah Anvaya,"

"Huh,"

"Kau sudah bebas?" Pria itu bertanya saat melihat Histia yang duduk disampingnya, Histia melihatnya sekilas lalu melihat bulan purnama, yang terlihat sangat indah malam itu.

Dengan langit malam yang dipenuhi oleh bintang, membuat hati siapapun tenang melihat ciptaan Dewata itu.

"Praya membebaskanku, dan kenapa kau tidak ikut menyambut Ular itu? "

"Untuk apa aku datang toh yang jadi tokoh utamanya tetap Kakak,"

Anvaya raespati loka, Putra mahkota kekaisaran Jagaddhita yang memiliki rambut hitam yang mencolok dan ditambah dengan coklat yang terlihat begitu indah.

Dengan tinggi semampai dan tubuh yang kekar membuat Anvaya terlihat sangat mempesona, dan menempati posisi nomor satu sebagai calon menantu idaman.

Walaupun dia Putra mahkota yang terkenal sebagai pembuat masalah dan bodoh.

Namun, gelar Putra mahkota bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Membuat siapapun ingin menjilat nya, demi kepentingan pribadi.

Namun, dibalik itu semua ada banyak pihak yang tidak setuju dengan Anvaya yang menjadi Putra mahkota, mereka, lebih mendukung kakaknya yaitu Praya yang menjadi Putri mahkota.

Namun, tentu saja hal itu tidak diungkapkan secara terang-terangan. Mereka hanya membicarakan di perkumpulan sosial.

Anvaya sendiri tidak suka menjadi Putra mahkota, dia lebih setuju Kakaknya yang menjadi Putri mahkota namun, tentu saja tidak semudah itu mengubah tradisi yang sudah menyatu, dengan tulang dan daging.

Mengubah tradisi sama dengan tidak menghargai para leluhur.

"Sudah berhasil masuk ke hutan itu?" Histia menggeleng.

"Aku belum bisa masuk, Praya selalu berhasil menangkapku,"

Mereka berdua memilih diam, dan menikmati suasana hutan yang nyaman dan tenang, hutan istana ini adalah tempat dimana Histia dan Anvaya menghabiskan waktu setelah menghadapi hari yang penuh intrik.

Jarang nya, ksatria ditempat ini semakin membuat Histia dan Anvaya bebas, menjadi diri mereka sendiri tanpa perlu ditekan oleh banyak pihak.

Tidak ada yang tau kalau dua pembuat masalah terbesar di Euonia memiliki hubungan yang baik.

Histia: Siapa yang memiliki hubungan baik dengan siapa!ಠ益ಠ

Anvaya: Hey sialan jaga kata-katamu aku tidak dekat dengan pembuat masalah ini!ಠ益ಠ

Histia: Sadarlah kau juga pembuat masalah Anvaya!(ノಠ益ಠ)ノ

Anvaya: Kau!(ノ`Д')ノ彡┻━┻

Matcha: udah woy(┛◉Д◉)┛彡┻━┻

Anvaya melemparkan sebuah pedang ke samping Histia.

"Angkat pedangmu dan berlatih bersamaku," Histia menaikkan alisnya.

"Tidak mau aku lelah mau tidur saja,"

Anvaya menarik tangan Histia dengan paksa. "Bangun dan berlatih lah dasar Babi pemalas."

"Bajingan ini! Siapa yang kau bilang Babi pemalas!"

Anvaya tertawa remeh.

"Tentu saja kau, oh apa sekarang kau mulai buta,"

Histia mengeram marah, dan meraih pedang itu membuang sarungnya dengan asal dan mulai menyerang Anvaya dengan sembarangan.

Sring

Sring

Bunyi dari kedua pedang itu, bergema di seluruh hutan Istana.

Anvaya terus menangkis serangan Histia, dengan santai melihat Anvaya yang terlihat bermain-main membuat

Histia kesal bukan main.

"Kau!"

"Histia kau terlalu mudah terpancing emosi, gara-gara itu banyak celah terlihat dari seranganmu, kalau aku musuhmu sudah pasti kau akan mati adikku,"

Sring

Sring

Histia kembali menyerang.

"Siapa yang adikmu! Dengar kita bukan saudara jadi jangan menggunakan kata-kata menyebalkan itu,"

"Oh, kenapa kau tidak suka? Dengar adik kita berbagi darah yang sama itu berarti kau adikku kan,"

"Jangan bertingkah menjijikkan seperti Praya Anvaya!" Histia menarik nafasnya dengan kasar dan semakin serius menyerang Anvaya.

Anvaya tersenyum tipis melihat gerakan pedang Histia, yang mulai rapi melihat itu Anvaya sedikit serius dan mengimbangi permainan Histia.

'Aku tau kau memang berbakat lebih berbakat dari aku dan kakak namun, emosi mu tidak pernah stabil Histia kau mudah terprovokasi dengan lawanmu, dan hal itu menjadi kelemahan terbesar mu,'

Histia mendecakkan lidahnya kesal, ia menghapus peluh di keningnya, mengambil nafas dan kembali menyerang Avanya lagi.

'Pria tidak berguna apanya, Anvaya dia pria yang berbakat dalam seni bela diri dan pedang, sayang nya pontensi mu tidak pernah diperhatikan justu rumor buruk mu yang orang-orang tau, ini mungkin sedikit berlebihan namun aku merasa kau lebih cocok menjadi swordmaster dibanding menjadi seorang Kaisar.'

Akhhh

Avanya mengarahkan pedang ke leher Histia.

"Kau kalah lagi Histia," Histia menatap Anvaya lalu menatap sekitarnya.

"Sial, aku jatuh karna akar pohon," Anvaya duduk disebelah Histia dan menatapnya yang terlihat masih menggerutu.

"Sudah aku katakan fokus, kau sangat bodoh Histia,"

"Berisik!"

Avanya tertawa dan membantu Histia berdiri.

***

"Aku dengar kau menghukum pelayan itu yah,"

"Iya, Tikus itu sudah terlalu lama hidup nyaman,"

Histia merebahkan tubuhnya di rerumputan hutan, ia tidak memikirkan apakah bajunya akan kotor atau tidak. Pandangan Histia kosong ia menatap Anvaya.

"Kenapa aku bisa melupakan masa kecilku Anvaya? Kenapa aku tidak memiliki ingatan masa kecil?"

Avanya, menatapnya ia mengusap kasar rambutnya dan menatap Histia.

"Apa kau ingin mendengar nya Histia?" Histia mengangguk, Avanya menarik nafas panjang.

"Saat umur kita 15 tahun aku tidak sengaja menemukan sebuah perkamen tentang sihir," Histia mendengarkan dengan fokus.

"Saat itu kita yang penasaran mencoba mantranya,"

***

"Histia lihat aku menemukan sesuatu yang hebat," Histia yang sedang bermain dengan kelinci segera berbalik, dan menatap Anvaya yang terlihat berkeringat karna berlari.

"Kakak memangnya apa yang kau temukan? beri tau aku beri tau aku," kata Histia dengan bersemangat, Anvaya tersenyum, melihat tingkah Histia yang terlihat sangat bersemangat Anvaya menarik Histia menjauh, agar tidak ada yang menggangu mereka.

"Aku menemukan peralatan sihir Histia," kata Anvaya yang berbisik kecil, mendengarnya membuat Histia bersemangat.

"Kakak tunjukkan padaku aku mau lihat sihir kak," Anvaya menatap sekeliling, setelah dirasa aman kemudian ia membuka alat sihir yang ia sembunyikan di dalam bajunya.

Histia menatap kagum buku dan alat sihir itu, ia hanya pernah melihatnya dalam buku, dan dongeng ia tidak pernah sekalipun melihat buku sihir apalagi penyihir. Ada satu alasan kenapa para penyihir menghilang

dari dunia.

Itu karna mereka dihabisi oleh Naga mungkin, ada beberapa penyihir yang selamat namun, mereka memilih menutup diri dari dunia.

"Kakak tunjukkan sihir padaku aku mohon," Histia memasang puppy eyes agar kakaknya, mau menunjukkan sihir padanya melihat adiknya yang begitu ingin melihat sihir, akhirnya Anvaya membaca salah satu halaman yang ada di buku.

"Ini bahasa apa kak?" Tanya Histia yang bingung.

"Ini bahasa yang biasa digunakan di kekaisaran suci,"

Histia ber oh ria karna ia tidak bisa membaca bahasa kekaisaran suci.

"Kakak bisa membacanya?" Anvaya mengangguk. Ia pernah belajar tentang bahasa kekaisaran suci beberapa kali, dan membuat nya sedikit paham.

"Müqəddəs külək tanrısına, bu zavallı insanın xatirəsini sil, uşaqlığını unutdur, heç bir xatirəsi olmayan onu sevindir, dərdini unutdur və ona bəxş et yeni həyat."

Anvaya terus mengulang mantra itu walaupun, ia sedikit kesulitan di beberapa kata, namun saat melihat arti beberapa kata Anvaya yakin Matra ini akan membuat siapapun bahagia. Semakin sering Mantra itu diucapkan, semakin terang cahaya yang ada ditongkat sihir membuat Histia lagi-lagi kagum padanya.

Bommm

Bunyi ledakan terdengar di taman belakang Istana.

"Akhhhh," mereka berdua tiba-tiba terpental oleh kekuatan yang sangat kuat, Histia menabrak pohon dibelakangnya dengan cukup keras sedangkan Anvaya terpental beberapa meter ke belakang.

Tiba-tiba cairan merah kental keluar dari mulut Anvaya dan Histia, seluruh tubuh Anvaya sakit, namun ia tetap memaksakan tubuh untuk bergerak dan, memeluk adiknya yang terlihat sangat kesakitan.

"Sakit kakak sakit sekali,"

Histia menangis, Anvaya datang dan memeluk tubuh adiknya ia juga menangis, karna gara-gara dia adiknya terluka.

"Maafkan kakak Histia, maaf gara-gara kakak kau terluka," pandangan Anvaya memburam namun, sebelum matanya benar-benar tertutup ia dapat melihat ada dua yang mendekat ke arah mereka.

"Ayah,"

Mantra itu, memang membuat bahagia namun ada ada bayarannya yaitu, orang yang terkena mantra itu akan kehilangan ingatannya, dan akan tertidur dalam waktu yang lama.

"Bagiamana ini Paus apa putriku baik baik saja?"

"Yang mulia tuan Putri akan baik-baik saja hanya saja ia akan tertidur dalam waktu yang lama, dan akan kehilangan ingatannya,"

Mendengar itu Anvaya menagis kencang.

"Ayah gara-gara aku Histia terluka,"

"Andai aku tidak menunjukkan sihir itu Histia pasti baik-baik saja," Pandita segera membawa putranya itu kedalam pelukannya.

"Putra mahkota tenang saja tuan Putri ke-tiga akan baik baik saja ia hanya akan tertidur sedikit lebih lama."

***

"Setelah itu, kau tertidur selama 10 tahun Histia dan seperti kata Paus kau, kehilangan semua ingatanmu dan hidup sebagai orang yang baru dan benar-benar berbeda,"

"Lalu bagiamana dengan buku sihir itu?"

"Paus menghancurkannya, dan rahasia itu tetap aman tidak ada yang pernah mengetahui kalau kau kehilangan ingatan mu, kita benar-benar beruntung karna saat itu Paus sedang mengunjungi Kekaisaran,"

Histia terdiam setelah mendengar itu ada pertanyaan lebih besar dalam benaknya.

"Kapan pertama kali aku masuk istana?"

"Kau dari kecil sudah ada diistana namun, Ayah menyembunyikan mu karna tau ada banyak orang yang mengincar nyawamu saat itu, demi keamanan mu hanya aku, Ayah dan penasehat kerajaan yang tau keberadaan mu,"

Histia mengangguk.

"Syukurlah aku tidak dekat dengan putri lain,"

"Apa dia membuat pergerakan yang aneh?"

Terpopuler

Comments

Oralie

Oralie

Jatuh hati.

2023-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!