Bab 2 (Sarang ular)

"Sebentar lagi semuanya akan selesai bertahan lah,"

...***...

Naga salah satu hewan legenda yang dibenci oleh seluruh dunia, pasalnya Naga pernah menjadi teror paling menyeramkan di seluruh dunia, atau lebih tepatnya dua ratus tahun lalu.

Dulu manusia pernah berperang dengan Naga yang mengakibatkan dunia kacau, apalagi para Kaisar dan Paus yang ikut menghilang saat bencana itu terjadi.

Para manusia yakin kalau orang-orang yang menghilang itu dibunuh oleh Naga.

Gara-gara perang yang tidak adil itu setengah, dari populasi manusia harus melenggang nyawa, Kekaisaran hancur satu demi satu, perang yang menyeramkan itu akhirnya selesai saat Kaisar ke-20 Jagaddhita, berhasil mengalahkan naga yang kejam itu.

Sejak saat itu pula Kaisar ke-20 di puja oleh seluruh dunia, buku-buku tentang nya sangat laris di pasaran, bahkan banyak yang membuat patung dirinya, dan memajangnya dirumah untuk membuang kesialan.

"Dengan memakannya manusia akan memiliki keabadian sama seperti mereka, mahluk suci yang dicintai dan diberkati oleh Dewata,"

"Yang sakit akan sembuh, yang mati akan hidup kembali, dan kematian akan membenci mereka yang memakannya,"

"Aku harus memakannya," mata Praya mengelap.

"Keabadian, aku harus mendapatkannya apapun resikonya rencana ini harus berhasil."

Praya melanjutkan bacaan nya.

"Namun untuk mendapatkannya bukanlah hal yang mudah, tidak ada satupun senjata yang bisa melukainya tidak ada satupun racun yang bisa membunuhnya hanya benda itu yang bisa,"

"Bunga dari gunung yang hilang,"

Praya merebahkan tubuhnya ia kembali menatap catatan itu, catatan yang berisi tentang kebenaran yang sesungguhnya, sejarah yang dicoba ditutupi.

"Aku masih tidak mempercayai nya."

...***...

Praya mengunakan baju berbahan satin halus berwarna putih biru dengan, sedikit renda di ujung bajunya, yang menonjolkan bagian tulang selangka nya ditambah dengan hiasan selendang di kedua tangannya.

Serta, kalung safir yang membuat lehernya terlihat jenjang dan terlihat menawan.

Praya menatap pantulan dirinya di cermin, hari ini keluarga dari Kekaisaran Gahyaka akan datang untuk menghadiri pesta ulang tahun Praya.

'Dia akan datang kan?' Praya sedikit merapikan rambutnya.

"Tuan putri anda terlihat sangat mempesona,"

"Itu benar, tuan putri adalah wanita paling tercantik di Euonia," Praya tertawa kecil mendengar pujian para pelayan itu.

"Kalian berlebihan masih banyak wanita cantik diluar sana," para pelayan terlihat sedikit merajuk.

"Itu tidak benar tuan putri tidak ada satupun Nona Bangsawan yang bisa menyaingi kecantikan tuan putri,"

"Alangkah beruntungnya pria yang bisa menikah dengan tuan putri,"

Praya menatap pantulan dirinya di cermin, ia kemudian menatap para pelayan yang dari tadi terus memuji nya.

"Aku akan terlambat kalau kalian terus menahan ku seperti ini," para pelayan itu sedikit terkejut kemudian mereka meminta maaf.

"Maaf karena kami menghambat tuan Putri,"

"Kami berdosa tuan Putri,"

Praya mengangkat tangannya kemudian berdiri meninggalkan kamarnya.

"Tidak apa-apa."

...***...

Praya menatap Adik-adiknya, pakaian Adik-adiknya terlihat sangat mewah dengan batu permata yang menghiasi seluruh gaun mereka, jangan lupakan wajah mereka yang didandani begitu menor.

"Kakak pertama seharusnya kamu memakai pakaian yang sedikit lebih mewah,"

"Harsa benar Kakak, atau Kakak butuh bantuan kami untuk berdandan?" para Putri yang lain juga mengangguk setuju.

"Terimakasih atas bantuannya Adik, aku akan memikirkan saran kalian," Praya tersenyum, ia melihat Histia yang juga berpakaian mewah, dengan balutan gaun berwarna merah.

Dan perhiasan yang lebih sedikit dari saudarinya yang lain.

"Adik aku senang kau ikut dalam penyambutan ini," Histia menatap Praya sekilas, setelah itu pandangan kembali fokus pada rombongan kereta Kuda yang sudah terlihat.

"Kalau kau tidak mengancam ku, aku tidak akan datang dan membuang-buang waktu seperti ini."

...***...

Beberapa hari sebelumnya

"Aku tidak mau! Pokonya aku tidak datang Praya!"

"Adik, seluruh keluarga akan datang menyambut keluarga Kekaisaran Gahyaka, kamu juga harus datang adik atau reputasi mu semakin buruk,"

"..."

Histia mendecih

"Aku kan bukan bagian Keluarga ini jadi kehadiran ku tidak terlalu berguna dan tentang reputasi toh itu sudah buruk dari awal,"

Praya menggemgam tangan Adiknya.

"Histia kau tidak usah mendengar kan perkataan Selir ke-dua, kau adalah Adikku dan kau adalah keluarga kami,"

"..."

"Lagipula bukankah aku masih dihukum? Ini baru tiga hari berlalu," Praya tersenyum.

"Masa hukuman mu sudah selesai Adik,"

"..."

"Adik kalau kau tidak mau datang maka aku akan menutup jalan rahasia mu," Histia membelalakkan matanya.

"Sejak kapan kau tau!" Praya tertawa.

"Adik aku mengetahui semua yang terjadi di istana ini, jadi kau akan datang kan?"

Histia mengeram marah.

"Baik! Aku datang, sudah puas kan!"

...***...

"Benda itu kau sudah selesai merendamnya kan?"

Gestara tersenyum, ia menyerahkan sebuah kotak kepada Praya, Praya membuka kotaknya didalamnya terdapat sebuah belati dengan ukiran yang indah.

"Sudah direndam dengan baik,"

"Aku tidak menyangka butuh waktu selama ini," Praya menghela nafasnya, dan menutup kembali kotak itu.

"Itu karna dosisnya sangat sedikit Praya, andaikan dosisnya sedikit lebih banyak mungkin hanya butuh satu tahun untuk merendam nya," Praya menyimpan kembali belati itu, untung saja Praya sudah mengusir para pelayan jadi tidak ada yang mendengar percakapan mereka.

"Tidak ada yang tau tentang ini selain kita kan?" Gestara tertawa.

"Semuanya aman Praya," Praya mengangguk.

Gestara pradeepa putra mahkota kekaisaran Gahyaka saat ini, dia memiliki rambut berwarna merah dengan mata berwarna hijau.

Dia adalah orang terlicik yang Praya tau dan begitu terobsesi pada Praya, dia akan melakukan apapun untuk membuat Praya bahagia. Ia bahkan tidak segan membunuh Keluarga nya kalau Praya yang memintanya.

"Dan tentang dia apa kau bertemu lagi dengannya?" Praya menggelengkan kepalanya.

"Aneh, dia hanya muncul sekali setelah memberikan catatan itu,"

"Iya, dia memang aneh, setelah menyerahkan benda ini dia pergi begitu saja, padahal ini fakta luar biasa tapi kenapa dia tidak tertarik dan malah memberikannya padaku,"

"Mungkin kau memang pantas untuk mendapatkannya Praya,"

"Praya aku mencintaimu," Praya menatapnya.

"Aku tau."

...***...

Histia menatap malas pria didepannya pria dengan tampang bodoh yang selalu tersenyum.

"Histia apa kabarmu?"

"Buruk," pria itu tertawa canggung.

"Aku senang karna kau ikut menyambut ku Histia,"

"Bisakah kau pergi, aku malas meladeni mu," kata Histia dengan sengit.

"Kenapa? Aku juga ingin mengobrol denganmu Histia,"

Rambut merah dan mata yang berwarna hijau, merupakan ciri khas Kerajaan Gahyaka dan pria yang berdiri di depan Histia adalah orang penting.

"Gestara, lebih baik kau membuntuti Praya seperti biasanya," Histia pergi dengan marah, padahal tadinya ia ingin bersantai di taman namun sayang keinginan nya itu harus lenyap karna serangga pengganggu.

Ia bahkan tidak sopan dengan Gestara yang notabenenya putra mahkota memang Histia pembuat masalah nomor satu.

'Dasar Ular cobra,'

Histia segera berbalik meninggalkan Gestara setelah Histia pergi Gestara mendatarkan wajahnya. Ia menatap Histia dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Monster itu."

...***...

Hariku sangat buruk, itu karna aku harus ikut dalam menyambut Keluarga kekaisaran Gahyaka, sialan bukankah itu membuang-buang waktu.

"Datang mah datang saja kenapa harus disambut segala sih,"

"Dasar Keluarga haus perhatian, sepenting apa sih keluarga Kaisar," para pelayan diam saat mendengar Histia yang menggerutu, mereka berharap kalau Histia tidak menjadikan mereka bahan pelampiasan.

Pelayan itu terlihat begitu gugup sampai berbicara pun ia terbata-bata.

"Tuan putri ingin menggunakan perhiasan yang mana." aku menatap kotak perhiasanku, tidak ada yang menarik sungguh namun aku harus tetap memilih.

Aku memilih kalung dari Rubby yang terlihat cocok dengan gaunku, para pelayan segera memasangkan kalung pilihanku dileher ku yang jenjang.

...***...

'Coba lihat mereka, dandanan yang begitu menor, astaga apa mereka ingin berjualan perhiasan? Dasar,'

"Kakak pertama seharusnya kamu memakai pakaian yang sedikit lebih mewah,"

kali ini aku setuju dengan mu Harsa lihat walaupun gaunku, tidak selebar Putri putri manja itu namun, tetap saja ini mewah dibandingkan dengan gaun itu.

'Terlihat seperti gaun tidur,'

"Harsa benar kakak, atau kakak butuh bantuan kami untuk berdandan?"

'Lihatlah sebegitu kerasnya ia mencoba menjadi Putri yang sederhana, sudahlah aku malas mendengar para Ular ini berbicara, membuang-buang waktu.'

Langit hari ini begitu cerah tidak ada satupun awan yang menutupi langit, membuat suasana terasa sedikit panas.

Seharusnya, waktu seperti ini dihabiskan dengan bermalas-malasan dikamar, atau berendam bukan malah melakukan penyambutan yang merepotkan seperti ini. Aku merasa seperti sedang dihukum.

Tidak-tidak menjelajah lebih seru.

Omong-omong, si pembuat masalah nomor dua tidak terlihat, apa dia melakukan sesuatu lagi yah. Atau hah kasian sekali.

'Tunggu kenapa aku malah memikirkan anak itu, tidak berguna sama sekali tidak berguna lupakan lupakan,'

"Salam kepada Bulan kekaisaran dan para Puteri,"

"Selamat datang di Jagaddhita Putra Mahkota Gestara, bagiamana perjalanan mu?"

"Perjalanan saya menyenangkan yang mulia Nareswari, banyak tempat-tempat indah yang saya lihat selama perjalanan,"

Hah bertambah lagi Ular dalam istana ini. Coba lihat tampang busuk nya benar-benar, apa yang tampan dari wajah itu sih. Bahkan kusir istana lebih baik darinya.

"Aku ingin mengobrol lebih banyak dengan Putra Mahkota bagiamana dengan jamuan teh esok hari?"

'Hmm apa mereka akan membahas tentang pernikahan? Ya ini kan sudah waktunya bagi Praya untuk menikah, dia kan sudah tua,'

"Terimakasih atas undangan minum teh nya yang mulia, saya pasti akan datang."

Ya ya ya bisakah kalian melanjutkan mengobrol nya didalam saja? Ini sangat membosankan, ah kapan semua ini selesai.

Nareswari tertawa kecil.

"Aku menunggumu putra mahkota."

...***...

"Kenapa kau kesini pembuat masalah?"

Hai hai Matcha disini kerasa cepet banget gak sih alurnya? Enggak lah santai part awal memang harus dibuka dengan masalah biar para pembaca betah. Btw ada fakta unik di cerita Bumantara ini yaitu Bumantara mengalami 3 kali revisi besar-besaran woah.

Dan tiga revisi itu bener-bener ngubah alur secara keseluruhan, mulai dari tokoh yang harusnya muncul jadi gak ada, tokoh yang gak punya peran penting jadi punya peran penting.

Nanti aku kasih tau apa aja yang berubah kita bahas itu di fakta-fakta berikutnya.

Oke sampai jumpa di part selanjutnya.

Terpopuler

Comments

Sagara Sanosuke

Sagara Sanosuke

Good job thor, teruslah menulis dan jangan pernah berhenti! ❤️

2023-10-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!