Sepuluh tahun kemudian
Untuk pertama kalinya setelah 15 tahun berlalu gerbang Dewangga dibuka, barisan prajurit berbaris begitu rapi.
Dengan armor bewarna putih dengan simbol bulan dan matahari Tombak, panah, dan pedang mereka membawa semuanya.
Ekspresi mereka terlihat sangat serius seperti sudah menanti lama momen ini, momen dimana mereka bisa membalaskan rasa sakit mereka.
Jumlah mereka memang terlihat sedikit, hanya ada 5000 pasukan namun kekuatan masing-masing orang setara dengan 10 manusia.
Mereka telah mendapatkan pelatihan yang keras selama 15 tahun, bukan hanya harus kuat dalam bentuk binatang namun, mereka dilatih untuk menguasai berbagai senjata.
Tiga orang berdiri di hadapan dua ribu prajurit yang sudah siap mengorbankan nyawa mereka, dengan zirah berwarna emas dengan lambang bulan, juga zirah berwarna perak dengan lambang matahari.
Mereka adalah Chandra dan Histia Naga terakhir yang tersisa dari genosida 15 tahun lalu, disampingnya seorang berjubah putih dengan kumis putih berdiri disamping Chandra.
Dia adalah Paus, manusia yang ikut ke Dewangga saat kekacauan terjadi.
"Pasukanku lima belas tahun lalu keluarga kita di habisi secara tidak adil! Tidak dengan pernyataan perang mereka tiba-tiba menyerang kita disaat kita semua sedang berbahagia!" Suasana begitu sunyi sampai suara Chandra bergema di lapangan membuat siapapun bisa mendengar suaranya.
"Kita kehilangan orang tua, anak, keluarga dan kekasih kita namun Dewata masih memberi kita belas kasih! Kita berhasil selamat dan bertahan hidup! Menelan luka lima belas tahun di saat kita semua tidak berdaya!"
Para Beast mengangguk kepalanya, sedangkan para pasukannya dengan khidmat mendengarkan setiap perkataan Chandra.
"Namun sekarang inilah waktu yang kita tunggu! Hari ini kita akan membalaskan rasa sakit kita, wanita! Pria! Semua yang memiliki kekuatan bisa ikut dan memenggal kepala para bajingan itu!"
Wooooooo
"Balaskan dendam!"
"Balaskan dendam!"
"Makan jantung para bajingan itu!!"
Gemuruh suara itu memenuhi lapangan istana, bunyi suara tombak di hentakan ke tanah terdengar begitu selaras.
Semuanya sudah siap mereka sudah siap, menjalankan tujuan mereka mencabik-cabik tubuh musuh dan membalaskan dendam keluarganya.
"Untuk pertama kalinya setelah lima belas tahun gerbang Dewangga terbuka kembali! Pasukan yang aku kasihi korbankan diri kalian untuk dendam kita dimasa lalu! Jangan pernah takut karna Dewata ada disisi kita membantu kita!" Suara Histia semakin membakar semangat para prajurit dalam perang ini semua orang yang mampu memang diizinkan pergi.
Semua yang memiliki dendam dengan manusia boleh pergi tentu saja sebelum mereka pergi, mereka dilatih dengan keras agar bisa mengangkat pedang, ada juga yang membuat racun untuk membunuh orang-orang itu.
Racun itu di oleskan ke setiap senjata para Beast dan setiap luka yang terkena racun itu, rasa sakitnya akan meningkatkan puluhan persen.
Dulu mereka membunuh para Naga dan Beast dengan racun, dan sekarang mereka akan merasakan yang sama, mereka akan memetik karma yang mereka tabur 15 tahun lalu.
Paus maju dan menjulurkan tangannya kepada para prajurit, cahaya keemasan keluar dari kedua tangannya, itu adalah kekuatan suci kekuatan yang hanya di miliki oleh orang terpilih.
"Dewata yang anggung berkahilah putra-putrimu berikan lah kami kemenangan! Lindungilah kami dalam membalaskan dendam kami,"
Setelah selesai Paus kembali mundur
Chandra dan Histia mengangkat pedang mereka, cahaya biru dan emas keluar dari pedang itu dan seketika gerbang Dewangga terbuka.
Gerbang itu terbuka dengan perlahan sampai akhirnya terbuka sempurna
Chandra mengemngam tangan Histia, memberikan suntikan semangat padanya.
"Pasukan ku! Maju!"
Chandra dan Histia berubah menjadi Naga diikuti oleh seluruh pasukan nya bahkan oleh para rakyat yang tidak ikut berperang ikut berubah.
Para rakyat berbaris dijalanan mereka mengaum, mengatakan selamat tinggal dan berdoa agar para prajurit dan pemimpin mereka selamat.
Roarrrr
Roarrrr
Roarrrr
Roarrrr
Raka dan Histia terbang keluar dari Dewangga diikuti oleh seluruh pasukan nya, seketika pemandangan berubah, tidak ada lagi kawasan hijau tidak ada lagi anak-anak yang berlarian, tidak ada lagi keramaian pasar.
Yang tersisa hanya kabut beracun monster-monster berbahaya, dan pohon-pohon yang menghitam.
Histia dan Chandra mengaum memberi tanda pada para monster kalau pertempuran telah dimulai, para monster hitam itu memberi jalan Histia dan Chandra.
Roarrrr
Raorrrr
Dan berbaris dengan rapi dibelakang pasukan Histia dan Chandra, ya ini tujuan Dewata menciptakan mereka itu semua untuk membantu perang ini.
Karna mau bagaimana pun pasukan Chandra dan Histia kalah jumlah, waktu 15 tahun bukanlah waktu yang lama jadi Histia tidak bisa mengumpulkan banyak pasukan.
Api yang membakar barat dan selatan lenyap, menyisakan asap yang begitu tebal yang membuat mata perih dan tenggorokan sakit.
Melihat api abadi itu padam orang-orang yang terjebak disana menjadi bahagia, karena mereka berpikir kalau penderitaan mereka sudah berakhir.
"Akhirnya aku bebas," tiba-tiba pria itu merasakan tubuhnya diangkat dan dibawa ke langit, dengan pupil yang gemetar ia melihat Histia.
Wajahnya menjadi pucat saat melihat siapa Naga itu, Naga dari selatan yang selamat dari genosida, Naga yang mirip dengan Naga yang ia habisi.
Para pasukannya juga tidak tinggal diam, mereka segera mencabik-cabik tubuh orang-orang yang masih hidup mengigit setiap bagian tubuh mereka
Memperlakukan mereka, layaknya sebuah mainan.
"Akhhh sakit sakit"
"Sakit! Ampuni aku,"
"Aku memiliki seorang putri yang menunggu ku pulang,"
Orang-orang itu memohon belas kasian para Beast, berharap mereka bisa memaafkan kesalahan mereka di masa lalu.
namun para Beast tidak peduli mereka terus menyiksa, orang-orang itu menyalurkan rasa sakit mereka apa manusia itu berpikir kalau, orang yang mereka bunuh tidak memiliki keluarga?
Mereka salah walaupun mereka beast mereka masih memiliki hati nurani, masih memiliki keluarga dan bisa terluka karena kehilangan.
Manusia tidak ingin merasakan kehilangan, namun manusia malah mengambil nyawa mahluk lain memisahkan anak dan orang tuanya,
memisahkan kakak dan adiknya, memisahkan sepasang kekasih yang sedang bahagia, mereka tidak memikirkan itu mereka hanya memikirkan diri mereka sendiri.
Para beast sejatinya adalah mahluk yang mencintai kedamaian, mereka bukan ras bar-bar yang seperti orang pikirkan, mereka tidak memakan daging mentah, mereka mengenakan pakaian yang pantas, mereka juga memiliki keluarga.
Tapi manusia berpikir kalau mereka adalah ras yang bar-bar, manusia berpikir mereka adalah ras yang menyukai perang, ras yang haus darah, ras beast tidak akan memulai perang kalau tidak ada yang memancing mereka.
Dan manusia berhasil memancing mereka, membuat kesabaran ras Beast habis, mereka tidak peduli dengan apa yang akan dunia katakan selanjutnya.
Mereka tidak peduli, yang mereka pikirkan hanya membunuh sebanyak yang mereka bisa, karna Raja dan Ratu mereka akan menerima mereka.
"Jangan takut kehilangan rumah rakyat ku pintu Dewangga selalu terbuka untuk kalian,"
"Didunia ini kalian tidak sendirian kalian bisa menganggap ku sebagai Ibu kalian, tempat kalian mencurahkan isi hati kalian." itu adalah perkataan Histia, Ratu yang Dewangga cintai
"Jangan pernah takut sendirian karena kami ada bersama kalian," perkataan Chandra dan Histia terus menerus berputar bagaikan sebuah penyemangat bagi mereka.
Demi Ratu mereka, demi Raja mereka, demi keluarga yang menunggu mereka, mereka harus selamat
Mereka harus hidup dan bahagia di Dewangga.
Tempat yang diberkahi oleh Dewata, tempat mereka bisa bahagia dan diterima.
Chandra dan Histia berbalik sekarang tujuan mereka adalah Utara dan timur, es yang memenjarakan orang-orang mencair mereka segera menghirup oksigen dengan rakus.
Keliatan kebahagiaan terpancar dari raut wajah mereka.
Mereka tidak menyadari bahaya sudah di depan mata, para beast itu segera mengigit mereka dan menyeret tubuh mereka, menyiksa dan melemparkan mereka bagaikan mainan.
Ketiga pemimpin itu diikat dan dimasukkan ke dalam kurungan yang sudah mereka persiapkan sebelumnya.
Sekarang setelah membawa ke empat pemimpin ini Chandra, Histia, dan pasukannya segera menyerang kekaisaran suci, ini dilakukan agar racun blue Lily lenyap dan tidak bisa gunakan lagi.
Agar peluang kemenangan menjadi 50%
Cuplikan chapter selanjutnya
"Tentu aku takut, tapi aku tidak pernah sendirian ada Paus dan Dewata yang selalu bersamaku, dan aku harus tetap disini untuk menjalankan tugas yang Dewata berikan padaku,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments