Hari telah berganti dengan cepatnya. Malam yang tadinya berselimut dingin kini cahaya terang muncul diantara celah-celah jendela kamar tidurnya. Kini Salsa bangkit dan bersiap-siap untuk ke sekolah.
Terlebih dulu Salsa menghampiri beberapa orang yang hendak akan menyiapkan sarapan. Ketika akan duduk, tarikan keras seseorang layangkan.
"Apa yang mau kamu lakukan? Siapa yang menyuruhmu untuk makan disini? Memangnya kamu pikir kamu siapa?"bentak Marwah tak mengijinkan Salsa untuk gabung sama mereka.
"Baiklah, aku akan pergi!" Beranjak Salsa akan mulai meninggalkan ruangan ini, tatapan Marwah beralih fokus pada seragam Salsa yang sedang dikenakannya.
"Tunggu ngomong-ngomong apa aku tidak salah kamu ingin pergi sekolah? Kamu siap menanggung mental jika kamu sampai disekolah nanti?"ledek Marwah dengan senyum menyeringai.
"Jika aku tidak salah untuk apa aku harus takut? Rasa takut hanya untuk orang-orang bodoh karena mengalah tanpa kesalahan yang ia perbuat, aku tidak peduli berapa banyak hinaan yang jelas aku masih ingin sekolah?"balas Salsa tanpa ragu dan percaya.
"Baiklah pergilah aku rasa disekolah bakal banyak hinaan yang akan kamu dapatkan, ayo pergilah!"desak Marwah tak memberikan sepatah balasan lagi Salsa lalu beranjak akan pergi meninggalkan kediaman ini.
Langkah kaki Salsa menghampiri Mama mertua, tangannya sudah bersiap meminta salam namun tangan mungil itu tak juga mendapatkan sambutan lebih. Bahkan bukan hanya pada sang mertua pada Suami sendiri pun tak terlihat sambutan yang diberikannya.
"Tanganku akan kotor jika bersentuhan dengan wanita sepertimu? Jadi pergilah!"usir Marwah
"Sama halnya seperti Mama akupun bahkan tidak sudi jika tanganku akan bersentuhan pada seseorang sepertimu!"timpal Bagas ikut mendukung hinaan yang dilontarkan Mamanya.
"Aku tidak masalah jika sekarang ini tidak ada orang yang bisa menghargai ku, jujur diantara kalian semua tidak mau menghargai ku yang paling aku sangat sayangkan, aku sudah gagal menjadi seorang Adik, yang aku takutkan aku takut jika tidak berhasil menjaga keharmonisan hubungan persaudaraan kita, aku tidak masalah, ini hanya sementara aku tau tidak akan lama hubunganku dengan Kak Sandra akan membaik dan Kak Sandra akan tau apa alasan terbesar kenapa aku melakukan semua ini? Aku bakal menjelaskan semuanya sama Kak Sandra, Salsa janji!"
Salsa membatin dalam hati, hatinya seketika runtuh tak ada seorang pun yang mampu menghargai dia sebagai keluarga baru disini, dikediaman besar baginya bukan kemewahan yang ia inginkan melainkan ketenangan.
Langkah kaki tanpa adanya raga mulai pergi meninggalkan kediaman besar ini. Dengan balutan seragam putih abu-abu Salsa bersikeras ingin tetap sekolah biarpun pada kenyataannya ia tak tau beban mentalnya apa masih sanggup menerima semua hinaan ini nanti.
"Ingat Sal, tidak ada alasan untukmu takut untuk berangkat ke sekolah, selama identitas kamu tidak terbongkar kamu masih akan aman, kamu harus bisa! Harus bisa!"batin Salsa memberikan penyemangat diri.
....
Langkah kakinya memasuki halaman sekolah dengan santai, yang tadinya ia hanya fokus pada waktu yang ia kejar, lirikan mata Salsa mulai merasakan ada sesuatu yang aneh pada setiap tatapan mata para pelajar yang memandangnya dan memperhatikan dengan tatapan tak suka.
"Kenapa pandangan mereka ketika menatapku seperti tak suka?"batin Salsa yang terheran.
Sesaat akan memasuki ruangan kelas ia dihalangi Alexa dan juga temannya. Tak ingin ambil pusing ia berjalan ditengahnya namun Alexa masih bersikeras menghalanginya.
"Pergilah! Aku tidak mau berurusan denganmu?" balas Salsa singkat, menepis tangan Alexa lalu mereka menghalangi lagi dan lagi.
"Ada apa lagi? Apa kalian kurang puas mengerjai-ku?"tegas Salsa mulai lelah dengan mereka.
"Sangat tak disangka ternyata gadis modellan sepertimu pintar bersandiwara ya? Bahkan aku tidak bisa membayangkan jika kamu akan sungguh-sungguh berbuat seperti itu?" ucapan yang keluar dari mulut Alexa. Tak tau apa maksud dari ucapan itu Salsa menimpalinya secara spontan.
"Sedari tadi kamu berbicara tapi aku tidak tau apa maksud dari ucapan kamu itu? Jika kamu berbicara apa tidak bisa kamu berbicara langsung intinya saja?" balas Salsa secara langsung.
"Gadis yang ternyata lugu ternyata dia adalah ratu r4njang? Bahkan dugaan-ku pria tua yang setiap malam kamu puaskan berapa harga tubuh yang kamu diperjual belikan itu?"
Emosi Salsa memuncak, tangan mungil itu seketika mengepal mendengar sendiri ucapan tak senonoh yang sangat ia benci ketika keluar dari kupingnya. Namun apa daya apa yang dikatakan mereka sungguhlah benar nyatanya.
Mempertunjukkan video pada Salsa. Salsa sendiri yang dengan perasaan penasaran ia merebut ponsel itu, dengan kedua matanya ia melihat setidak detik bahkan menit putaran video itu masih berlangsung, video yang berdurasi 00: 35 menit yang sangat tidak ia percaya mampu mematahkan dirinya dalam sekejap mata.
"Tidak! Ini tidak mungkin?"
Membungkam mulutnya tak mempercayai akan video yang menunjukkan jika dirinya lah asli pemeran dari video tersebut.
"Siapa yang menyebarkan video ini?"batin Salsa dengan cemasnya.
"Kenapa? Apa kamu terkejut karena video mes*m kamu telah tersebar jejaring sosial? Apa kamu tau video kamu itu telah trending jadi gimana rasanya? Apa kamu merasa puas sekarang?"
Sesaat ia pun merasakan ada yang aneh pada dirinya, ia pun tiba-tiba jatuh pingsan setelah wajahnya yang terlihat sangatlah pucat sejak sedari tadi ia tahan.
Melihat anak didiknya jatuh pingsan tidak sadarkan diri, bergegas guru pembimbing menyuruh anak didik lainnya untuk membawanya ke UKS. Setelah hampir 30 menit Dokter memeriksa kondisi Salsa, tak lama Dokter itu pun akhirnya keluar dengan menunjukkan raut wajah yang terlihat beda dari yang biasanya.
"Dokter apa yang terjadi pada teman saya? Apa dia sakit serius?" tanya Chelsea dengan wajah penasarannya.
"Iya dokter apa yang terjadi pada anak didik saya? Apa dia sakit serius?"timpal guru pembimbing ikut panik.
"Kayaknya ini bakal membuat Bu Tyara terkejut setelah tahu apa yang sedang dialami oleh Anak didik Bu Tyara?"jawab Dokter yang membuat Bu Tyara pun bertanya balik.
"Maksud Dokter apa? Saya tidak ngerti?"balas Bu Tyara tak mengerti.
"Iya Dok, maksud Dokter apa saya juga tidak mengerti apa maksud Dokter?" timpal Chelsea.
"Dia ...dia sedang mengandung Buk," balas Dokter perempuan yang spontan membuat Bu Tyara pun terkejut tidak main
"Apa Dokter? Salsa mengandung, tidak itu tidak mungkin," tegas Chelsea yang merasa tidak percaya.
"Iya saya serius dan sekarang usia kehamilannya sudah memasuki usia 1 bulan, ya sudah kalau gitu saya permisi dulu!"
"Ba ...baik Dok," balas sang guru.
"Sekarang sudah terbukti kan? Dan benar adanya jika Video yang beredar itu memang Salsa asli pelakunya sangat tidak disangka?" Alexa berkata dengan lancang dan puasnya.
"Tidak! Aku tau Salsa anak yang baik, dia tidak mungkin berbuat seperti ini? Tidak mungkin?" kekeh Tyara tak mempercayainya.
"Bu Tyara kalau tidak percaya lebih baik tanyakan saja sama orangnya, apa dia akan mengaku atau masih bersikeras tetap diam!"pinta Alexa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments