Jeritan Sang Kupu-kupu Malam
"Gimana Dok keadaan Ayah saya?"Gadis itu bertanya pada Dokter yang barusan memeriksa kondisi sang Ayah.
"Kondisi Ayah kamu sudah lumayan membaik, sakitnya tak begitu parah seperti awalnya, saya berikan resep nanti kamu tebus?"pinta sang Dokter.
"Baik Dok!"
"Sayang?"panggil seorang pria berumur 50 tahun-an, ayah dari gadis tersebut.
"Iya Yah!"
"Apa kamu akan tetap berfikir seperti ini? Kamu masih gadis, masih banyak peluang yang harus kamu kejar kenapa kamu malah lebih memilih hidup dengan Ayah dan Kakak kamu yang kamu sendiri juga tau kondisi kita seperti ini?"protes sang Ayah pada Putri tercintanya.
"Di-dunia ini tidak ada yang namanya mantan anak? Apa mungkin disaat melihat kondisi kalian seperti ini, aku egois lebih memilih memikirkan kebahagiaanku sendiri, sedangkan disisi lain kalian hidup se'menderita ini? Ingat! Sampai kapanpun aku tidak akan pernah meninggalkan Ayah ataupun Kakak, karena hanya kalian kebahagiaan yang aku punya, aku tidak akan pernah meninggalkan kalian, Salsa janji!" Gadis berumur 18 tahun itupun memberikan pelukan hangat pada Ayah tercinta.
"Ayah tidak tau harus mengatakan apa lagi padamu sayang? Melihat pengorbanan kamu seperti ini, ini sudah sangat membuat air mata ayah menetas, maafkan Ayah, maafkan Ayah belum bisa membahagiakan kamu, maafkan Ayah!" Buliran air mata sang Ayah terus membanjiri, Salsa dengan tulus ia mengusap air mata sang Ayah.
"Ayah jangan bicara seperti itu? Ini sudah takdir, jadi Ayah tidak boleh berkata seperti itu usap air mata Ayah?"
Memeluk lelaki yang selama ini ada untuknya Salsa menahan diri agar tidak sampai meneteskan air matanya. Ia rela jatuh bangun banting tulang yang terpenting baginya melihat orang-orang yang disayanginya tenang itu sudah membuat dirinya bahagia.
Pov Salsa
Aku tidak peduli jika kebahagiaanku hanya sebatas bayangan. Aku tidak peduli jika orang-orang akan mengejekku gadis miskin, melihat Ayah dan Kakak bahagia tanpa adanya seseorang yang berani menyakiti kalian ini sudah sangat membuatku bahagia dan senang.
Seseorang memiliki kebahagiaan tapi tidak semua orang bisa merasakan apa arti nikmatnya kebahagiaan itu, ingin Salsa mengeluh, tapi sepertinya akan percuma jika aku mengeluh kalaupun bisa aku ingin mengatakan kenapa aku memiliki seorang Ibu yang dasarnya ibuku sangatlah berbeda dengan kebanyakan Ibu yang lain. Apa aku boleh membenci Ibuku sendiri karena dia menelantarkan kita, apa aku boleh?"
Air mata Salsa tak tertahan lagi, perlahan ia mengusap air matanya tak menunjukkan akan kehancuran dirinya didepan sang Ayah. Mengingat kejadian 2 tahun yang lalu hal inilah yang menjadikan hatinya sulit untuk ia tahan.
KEJADIAN DUA TAHUN YANG LALU.
"Tidak Ma! Mama tidak boleh meninggalkan kami! Mama harus menemani kami, jangan pergi! Jangan pergi, Salsa mohon jangan pergi!" Tangisan gadis itu menjerit, memegang erat tangan sang Mama namun Wanita berumur 40 tahun-an berusaha melepaskan genggaman tangan itu.
"Diam Sal! Kamu tidak sadar Ayah dan Kakak kamu sudah tidak berguna! Mereka sakit-sakitan apa kamu pikir Mama bodoh lebih memilih mempertahankan kehidupan miskin ini ketimbang mencari kebahagiaan yang lain? Ingat! Mama masih muda Mama masih bisa menikah dengan Laki-laki kaya raya yang pastinya bisa membahagiakan Mama itu sudah cukup, jadi jangan halangi Mama! Jangan halangi Mama!"bentaknya yang berusaha melepaskan cengkraman putrinya.
"Tidak! Mama tidak boleh berfikiran gila seperti itu? Ini sudah tanggung jawab Mama, Mama janji kita akan selalu bersama jangan tinggalkan kami, Jangan tinggalkan kami, Salsa mohon!"
"Diam anak bodoh! Kamu tidak ada bedanya dengan mereka, kamu lebih memilih hidup menderita bersama mereka ketimbang ikut Mama yang pastinya bisa membiayai biaya sekolah kamu! Jika ini sudah jadi pilihan kamu maka kamu nikmatilah nanti! Lepaskan Mama ... lepaskan Mama ...!"
"Tidak! Salsa tidak akan pernah melepaskan Mama, Mama sudah janji kenapa Mama meninggalkan kami! Kenapa meninggalkan kami!"
Melepaskan pelukan Salsa pada kaki mulus Mamanya, Mamanya mendorong Salsa hinga tubuh gadis itu tersungkur, tak peduli akan tangisan sang anak, wanita itu masih kekek pergi dengan pendiriannya yang amat sulit untuk dibayangkan.
" Mama ....jangan tinggalkan Salsa ...jangan tinggalkan kami Ma ..."
Seorang pria datang, terjatuh dari kursi roda memeluk putrinya yang sudah diambang kehancuran. Air mata mengaliri dikedua sudut matanya, didekap tubuh Putrinya, Salsa lalu menangis sesenggukan di pelukan sang Ayah.
"Maafkan Ayah sayang ...maafkan Ayah ....
"Kenapa Mama tega meninggalkan Kami Yah? Kenapa Mama tega meninggalkan kami?" Tangisan Salsa terus terjadi, sang Ayah yang tak bisa berbuat banyak ia hanya mampu memeluk sang Putri.
Duduk ditepi ranjang gadis cantik lan manis itu menyebar uang 100 ribu, berfikir uang yang ia pegang hanya sisa ini mana mungkin uang yang ia pegang akan bisa ia bagi memenuhi kebutuhan yang lain.
"Apa yang harus aku lakukan dengan uang 100 ribu ini? Untuk beli obat Ayah pun ini masih kurang belum lagi untuk biaya makan sehari-hari dan obat Kakak apa yang harus Ara lakukan?"gumam Salsa bertabur perasaan bercampur aduk.
"Sekarang hari Minggu mumpung aku libur sekolah aku harus cari pekerjaan, entah dapat ataupun tidak, Salsa harus berusaha, iya aku harus berusaha." Salsa lantas bangkit dari tepi ranjang.
Dengan berjalan kaki menulusuri anak jalan, dan panas terik matahari yang sangat menyengat membuat gadis cantik itu mampu merasakannya. Dia pun mulai lelah karena dia sudah berjalan kaki menulusuri anak jalan ini untuk mencari pekerjaan, semangat Salsa luntur, untuk mencari pekerjaan yang dimana entah akan ia dapatkan ataupun tidak.
Salsa sendiri sudah mendatangi setiap tempat tapi diberbagai warung makan yang dia datangi tak ada satupun yang mau menerima, belum adanya ijazah SMA ditambah masih duduk dibangku sekolah membuatnya sulit untuk mencari pekerjaan yang menurutnya cocok tanpa harus persyaratan menginap.
"Harus kemana lagi aku? Semua warung-warung makan sudah aku datangi, tapi hasilnya nihil, tak ada satupun orang yang mau menerima lamaran aku ini?"
Keluhan dari gadis cantik itu sambil mengusap keringat yang membasahi wajahnya. Disisi arah timur pandangan Salsa yang tadinya sibuk melihat mobil-mobil yang melaju disiang hari, ia dikejutkan setelah ia melihat seseorang yang sangat ia kenali. Berlari kearahnya, Salsa memeluknya dengan erat namun seseorang itu dengan lancang melepaskan pelukannya itu.
"Mama? Ini beneran Mama kan? Salsa tidak lagi salah lihat kan?"
Kebahagiaan terpancar dari wajah gadis cantik itu, tak menyangka akan bertemu pada seseorang yang telah melahirkannya Salsa tak memberikan cela pada wanita yang tak lain Mamanya untuk melepaskan pelukan itu, namun berbeda dengan Mamanya yang tanpa sebab ia melepaskan pelukan dari putrinya ini.
"Siapa kamu? Apa kita saling kenal?" Wanita itu berkata, wajah tak percaya Salsa kembali terukir, Salsa tersenyum ciut mengartikan apa maksud dari ucapan Mamanya ini.
"Apa maksud Mama? Ini Salsa, Putri Mama apa semudah itu Mama melupakan Salsa? Ini salsa Putri kandung Mama apa Mama sungguh lupa?"kekeh Salsa, Wanita itu hanya menggelengkan kepala sebagai isyarat tak mengerti apa maksudnya.
"Ma, dia siapa?"
Hadir seorang pria yang menimpali pembicaraan keduanya. Pria kaya berjas rapi.
"Tidak tau Pah! Dia mungkin pengemis yang ingin minta-minta, kamu kalau ingin mengemis itu pakai cara yang bener Nak! Memangil orang-orang yang kamu anggap Mama kandungmu itu mungkin salah satu cara yang kamu gunakan untuk meminta dengan paksa kan?"tuduh Mamanya, air mata Salsa seketika mengalir tak menyangka Mamanya akan tega berbicara seperti ini.
"Ma! Ada apa dengan Mama? Mama meninggalkan aku, Ayah dan juga Kak Sandra hanya untuk Pria ini? Apa karena mengincar harta! Mama jadi lampiaskan semuanya? Mama lupa ada karma yang sedang menunggu, tolong Mama sadarlah! Sadarlah!"
"Hey! Kamu itu hanya anak pengemis! Benar yang dikatakan istriku ini kamu pasti hanya berpura-pura agar orang simpati dan memberikan kamu uang kan? Berapa uang yang kamu butuhkan satu juta! Ini!"
Melemparkan beberapa lembaran uang bernominal seratus ribu, air mata Salsa tak henti-hentinya mengalir bukan karena penghinaan tapi yang membuatnya sakit adakah seorang Mama yang membiarkan putrinya dipermalukan dihadapan banyak orang.
"Jika anda mengira aku miskin iya aku memang miskin, tapi se'miskinnya diriku aku tidak akan sudi memakan uang pemberian dari anda! Anda yang melemparkannya maka ambillah aku bahkan tidak sudi lagi memegang lembaran uang yang sudah tersentuh dari tangan pria kotor sepertimu, ambillah itu pantas untuk anda! Dan kamu Wanita tidak tau diri terima kasih atas semuanya. Apa yang aku lihat sudah sangat menunjukkan siapa anda, kebenaran tidak akan kalah melawan keburukan apalagi kejujuran, jika anda mengira aku hanya pengemis iya bener aku pengemis kalian memang sangatlah cocok nikmatilah kehidupan baru kalian, permisi!"
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Selviana
Kehidupan Salsa sangat memperhatikan.Apa lagi keadaan ayahnya sekarang duduk di kursi.
2024-02-28
0
Selviana
Aku sudah mampir nih kak
2024-02-28
0
neng ade
hadir thor.. prihatin dngn kehidupan yg di alami Salsa .. ibu nya pergi karena tak mau terjebak dlm kemiskinan sedangkan ayah nya dlm kondisi sakit dan duduk du kursi roda dan kakak nya pun tak bekerja lengkap sudah penderitaan Salsa
2023-10-26
1