Jam pelajaran yang telah selesai. Salsa berjalan kaki seorang diri, sehabis pulang sekolah, wajah murung gadis cantik itu tak kunjung menghilang, serasa ingin menelan seseorang yang sudah buat moodnya menghilang, lirikan mata tertuju pada satu buah mobil putih yang telah terparkir disalah satu Restoran ternama. Sadar plat tersebut bertuliskan angka ***** ingatannya menyadari akan plat mobil yang sudah bikin hari esoknya tertimpa kesialan.
"Mobil ini? Iya! Aku tidak salah lihat ini memang mobil pagi tadi? Akhirnya aku menemukan ini mobil, mana! Mana pemiliknya biar aku patahkan lehernya mana!"
Mulutnya tak bisa berdiam menyebutkan kata-kata kasar yang sudah ia keluarkan. Mencari seseorang dari pemilik mobil ini namun nyatanya seseorang itu tak kunjung menampakkan dirinya.
Pandangan Salsa tertuju pada dua ban belakang mobil entah apa yang ada dibenak pikiran gadis cantik itu hingga wajah senyum kelicikan lagi-lagi kembali terukir.
"Aku punya ide? Dari pada aku susah-susah mencari orang itu? Kenapa aku tidak melakukan hal ini saja. Lihat saja apa yang akan aku lakukan sama mobil cantik ini?"
Salsa bergumam sembari menunjukkan senyuman sinis menatap mobil cantik yang berada disampingnya.
Entah apa yang ada dipikiran Salsa saat ini hingga dia pun nekat bener-bener melakukannya. Tak berapa lama akhirnya niatnya pun bener-bener terjadi yaitu mengempeskan kedua ban mobil itu.
Belum selesai mengempis ban yang satunya lagi, tak disangka tindakannya telah kepergok duluan sama seseorang. Spontan Pria itu pun langsung meneriakinya. Seseorang yang tak lain ialah Bagas, wajahnya seketika menegang.
"Hei ...apa yang kamu lakukan dengan mobil itu?" teriak Bagas yang meneriaki seorang gadis yang terduduk dari sebelah ban mobil miliknya. Spontan Salsa yang mendengar teriakan tersebut ia pun terkaget memalingkan pandangannya kebelakang.
"Astaga. M4ti aku, orangnya lihat. Gimana ini, aku ...aku harus kabur sekarang!" ucap Salsa tak mau menunggu lama ia pun lantas berusaha untuk melarikan diri.
Baru selangkah Salsa berlari menghindari kejaran Pria itu. Niat Salsa untuk melarikan diri pun sia-sia lantaran iba-tiba ia terjatuh karena tersandung oleh sesuatu.
"Ah ...kaki ku, aduh! Kenapa aku pake acara jatuh lagi astaga orang itu semakin mendekat, aku harus segera pergi sekarang!"
Selangkah ia akan kembali melarikan diri dengan berusaha untuk bangkit, tapi naasnya ia malah tertangkap duluan pada salah satu laki-laki tampan tersebut.
Mencengkram dengan erat pergelangan tangan gadis itu membuat Salsa yang berniat melarikan diri pun hanya bisa nyengir lantaran tindakannya telah gagal.
Disisi lain Bagas sendiri yang tak menyangka dengan siapa ia berhadapan sekejap pandangan matanya terhenti.
"Se ... Serra? Tidak! Ini hanyalah suatu kebetulan! Iya ini hanya suatu kebetulan?"gumam Bagas dengan pelan.
"Lepaskan aku!"tegas Salsa seketika menyadarkan lamunan Bagas.
"Om ini? Dia bukannya pria waktu itu? Kenapa lagi-lagi aku harus bertemu dengannya?"batin Salsa cemas. Ingin pergi namun cengkraman yang dilakukan Bagas tak mengijinkannya untuk pergi.
"Mau kabur kemana lagi! Apa yang sedang kamu lakukan barusan? Kenapa kamu ada didekat mobil mewah ini? Cepat katakan?" bentak Bagas yang membuat Salsa pun terdiam tanpa bersuara dengan menatap kearah ban tersebut.
Bagas berbalik melihat kearah ban mobil miliknya, melihat ban mobil yang sudah dalam keadaan kempes. Salsa yang melihat ekpresi dari laki-laki yang lebih jauh tua darinya menajamkan tatapan matanya, Salsa lantas menghindari pandangan tajam yang dilakukannya.
"M4ti aku!" gumam Salsa dengan menjitak kepalanya sendiri.
"Apa! Ban mobilku?" teriak Bagas dengan berbalik menatap kearah Salsa dengan ekpresi tajamnya.
"M4ti aku. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Om ini pasti akan sangat marah? Gimana ini?"batin Salsa yang merasa takut.
"Ma ...maafkan aku Om! Maafkan aku!"ucapnya secara gemetaran.
"Udah sekarang kamu ikut aku, ayo cepat ikut aku, aku harus kasih perhitungan sama kamu karena udah dengan berani-berani nya kempes'in mobil ini, ayo cepat jalan!" tegas Bagas tanpa berhenti berkata dan langsung menarik tangan Salsa dengan kasar.
"Om mau bawa aku kemana?" tanya Salsa yang terlihat panik.
"Terserah aku mau bawa kemana yang pasti kamu harus ikut aku sekarang! Karena kamu akan habis sama aku, sekarang ayo cepat jalan!" bentak Bagas dengan bringas.
"Enggak! Aku tidak mau lepasin aku! Lepasin aku!"tegas Salsa yang berusaha melepaskan cengkeramannya. Akan tetapi Bagas malah mendorongnya kearah badan mobil dan membuatnya terpojok dengan kondisi berdekatan, keduanya yang hanya berjarak satu senti bahkan hidung mereka hampir tersentuh.
"Sekali lagi kamu memberontak maka jangan salahkan aku, kalau aku akan memberikan perhitungan ke kamu ditempat ini juga apa kamu mengerti!" ancam Bagas, sekejap Salsa menelan air S4liv4nya.
"Apa Om ini ingin menodai ku? Apa dia sungguh ingat siapa aku? Dari cara bicaranya dia bukanlah laki-laki biasa, ia pasti laki-laki mesum yang ingin mempermainkan hati seorang wanita apalagi aku masih gadis yang sangat belia? Iya! Dia pasti orang jahat?" batin Salsa yang merasa sangat ketakutan.
Bagas kembali menarik tangan Salsa dengan erat, Salsa yang dalam keadaan ketakutan dirinya hanya mengikuti setiap langkah si pria yang umurnya lebih tua sepuluh tahun lebih darinya.
Melirik arah sekeliling yang ramai adanya pengunjung taman. Terlintas dalam benak pikiran gadis itu melancarkan sebuah aksi. Tangannya yang digenggam erat, gadis itu mulai melepaskan kera seragam yang dikenakan hingga nampak berantakan, bersamaan dengan rambut rapinya yang sengaja ia berantak'in. Ia lalu mengigit tangan Alga, sesaat ia bersimpuh di tanah.
"Tolong ...tolong ...jangan nodai aku! Aku mohon jangan nodai aku!"
Sekejap mata lirikan Bagas tertuju pada gadis disebelahnya yang sudah berwujud seperti ulat hijau yang sedang kepanasan di tanah. Wajah panik Bagas seketika menjadi sesaat gerombolan orang mulai berdatangan.
"Ada apa? Apa yang terjadi nak?"tanya salah satu pengguna jalan, sesaat mereka membantunya berdiri.
"Om ...tolong aku! Tolong aku! Om ini mau menod4i ku, tolong aku ...aku takut!" Salsa berpura-pura, ia memeluk tangan Pria itu.
"Apa? Tidak! Jangan percaya dia bohong! Dia pembohong kalian harus percaya padaku?"bela Bagas namun sia-sia.
"Hey! Sudah jelas anda ini membuatnya takut? Bahkan pakaian gadis ini berantakan mana mungkin anda tidak berbuat sesuatu? Cepat tangkap dia dan bawa ke penjara tangkap dia!" Seseorang berkata dengan tegas.
"Tidak, ini semua tidaklah benar! Aku telah tertuduh, ini tidak benar! Tidak benar!"
Berusaha melakukan pembelaan namun tak ada satupun yang percaya. Membawa paksa secara bersamaan, memaksanya hingga semua orang mulai menyeret dan membawa ke pihak berwajib, sedangkan Salsa terlihat kesenangan telah berhasil melancarkan aksinya.
"Syukurlah aku berhasil kabur dari laki-laki tua itu dan untungnya aja aku tidak tertangkap olehnya, jika aku sampai tertangkap aku gak tahu apa yang terjadi nanti! Tapi memenjarakannya apa aku terlalu jahat?"gumam Salsa dengan menebas pakaiannya yang sedikit kotor.
"Tapi kalau dipikir-pikir itu om-om tampan juga ya?" gumam Salsa lagi dengan tersenyum sendiri, sadar apa yang barusan ia ucapkan ia segera menjitak kepalanya sendiri.
"Astaga Salsa ...apa otak kamu sudah geser bagaimana mungkin Pria seperti itu kamu bilang tampan yang benar saja," gumamnya yang langsung mengacak-acak rambutnya. Ia lalu mengikuti mereka.
"Pak! Tolong bebaskan aku! Ini semua salah faham! Gadis itu sudah berbohong jadi saya mohon bebaskan saya! Bebaskan saya!"
Bagas berupa membela diri namun tatapan ketiga Polisi tak acuh, tak percaya atas pembelaan yang dilakukannya.
"Setelah apa yang anda lakukan dengan mudahnya anda masih bisa membela diri?"tegas polisi yang meremehkan.
"Saya mohon bebaskan saya! Bebaskan saya!"
"Jangan harap!"timpal seseorang yang sekejap mengalihkan perhatian mereka.
"Anda?"timpal balik Bagas dengan wajah terkejutnya setelah Salsa datang.
"Apa benar anda hampir dilecehkan oleh pria ini?" Polisi bertanya ada Salsa, beralih Salsa menatap Bagas.
"Maaf! Sepertinya saya salah orang. Pertama-tama saya bersedia datang kemari untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dan saya rasa diantara kita hanyalah terjadi ke-salah pahaman, jadi alangkah baiknya Om ini dibebaskan, dia ...dia tidak bersalah! Jadi bebaskan Om ini!"pinta Salsa.
"Baiklah jika masalah ini terjadi atas kesalahpahaman."
Salsa ataupun Bagas keduanya saling adu pandang, Polisi melepaskan borgol ditangan Bagas sesekali Salsa membuang muka karena takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
neng ade
jangan2 laki2 yg disukai sm Sandra itu sama yaitu Bagas
2023-11-04
1