Kedua urusan yang telah mereka selesaikan secara kekeluargaan. Keduanya sudah berada diluar kantor kepolisian, gadis mungil dengan santai berjalan tanpa rasa bersalah.
Baru aja Salsa mau pergi, dia melangkahkan kedua kakinya ke'depan, tanpa Salsa sadari dari arah kiri ada seorang laki-laki yang mengendarai motor matic dengan kecepatan sangat kenyang, pengendara itu tidak menyadari akan adanya Salsa yang akan melewatinya.
Sedangkan Salsa yang juga tidak menyadari, Bagas yang saat itu melihat ada pengendara Motor yang lewat dengan sekejap dia pun langsung menarik Salsa dari belakang.
"Awas ...."teriak Bagas yang seketika langsung menarik tangannya.
Alhasil karena tidak bisa menghindarinya, Salsa yang terkejut dan telah tertarik kebelakang. Dan tanpa sengaja Salsa mengecup b1b1r Bagas yang pada saat itu tepat mengenai bibirnya sendiri pada saat sedang saling berhadapan.
Setelah tak sengaja bercium4n, Salsa dan juga Bagas yang akhirnya tersadar dengan apa yang mereka lakukan saat ini, mereka pun seketika menjadi saling adu mulut. Pertikaian keduanya pun mulai terjadi lagi.
Bahkan yang lebih parahnya Salsa sampai memberikan satu tamparannya yang tepat mengenai Pipi Bagas dan gigitan pada hidung Pria Bagas yang membuatnya meringis kesakitan.
"Aww ... Apa yang kamu lakukan, kenapa kamu menamparku?"sentak Bagas dengan kesal.
"Iya! Itu memang pantas untuk Om dapatkan. Karena Om telah lancang mencium-ku? Om pasti sengaja kan?"tegas Salsa.
"Astaga ... Hey! Apa kamu tidak lihat tadi, ada motor yang hampir saja menabrak mu, apa kamu buta? Jika aku tidak menarik-mu seketika kamu pikir apa yang akan terjadi sekarang!"
"Tapi kan gak harus Om mesti mencium-ku juga, bisa-bisa karatan nih bibirku karena telah bersentuhan dengan bibir Om!"ucap Salsa sambil mengusap-usap bibirnya.
"Enak aja kamu bilang ya ada bibirku nih yang bakal karatan karena telah berciuman dengan gadis gesrek sepertimu?"
"Om kenapa sih menyebalkan banget jadi orang, kenapa juga aku harus bertemu terus sama orang mesum dan pastinya sudah om-om!" umpat Salsa, memberikan tatapan tajamnya yang lalu mendapatkan bentakan.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu? Anda ini masih boc4h apa pantas memberikan tatapan tajam pada orang yang lebih tua darimu!"tegas Bagas.
"Sudahlah om ini terlalu kepedean lagian siapa juga yang menatap Om!" kesal Salsa sesaat dirinya yang hendak akan pergi, dia tak sengaja menginjak kaki Bagas yang akhirnya membuatnya tambah kesal.
"Aw..kau! Berani sekali anda menginjak kakiku?" teriak Bagas.
"B0d0h!" jawab Salsa yang kemudian dia pun terlebih dulu mengambil dua ponsel yang sama-sama terjatuh, setelah mengambilnya ia bergegas pergi.
"Dasar gadis tidak waras sudah tau kalau dia yang salah pake acara nyalahin lagi. Memang bener ya semua wanita itu sama aja tidak ada yang mau disalahin, entah itu yang masih gadis atau yang sudah dewasa!"kesalnya dengan menggerutu. Mengambil satu ponsel yang jatuh dibawahnya ia terkejut lantaran ponselnya sangatlah berbeda dengan ponsel asli miliknya.
"Lah ini? Ini kenapa ponselku bisa beda gini dasar gadis pikun bisa-bisanya dia ngambil ponselku?"gerutunya.
....
"Gara-gara laki-laki itu aku hampir telat karena ulahnya dan kenapa juga harus dia sih orang yang aku temui?"kesal Salsa yang terus saja ngoceh, hinga dirinya telah kepergok oleh kedua temannya yang juga sedang jalan-jalan.
"Salsa kamu kenapa? Apa yang membuatmu ngoceh-ngoceh kaya tadi kamu gak lagi ada masalah kan?"tanya Chelsea.
"Chelsea ... Milla ...kalian?"tanya Ara.
"Iya kebetulan kami sedang jalan-jalan, melihatmu mengoceh tidak jelas akhirnya kita datangi kamu, kenapa? Apa ada masalah?"jelas Chelsea sembari bertanya.
"Tidak kok Chel, aku baik-baik saja itu mungkin hanya perasaan kamu saja,"balas Salsa yang kemudian ia merangkul kedua temannya.
"Aku lapar? Kalian tidak keberatan jika aku ajak makan?"
"Tidak apa-apa, baiklah kita kesana!"ajak Milla.
"Baiklah."
Duduk di-kursi yang sudah tersedia, sembari ketiganya yang menunggu akan kehadiran pelayan datang.
"Ada apa Sal? Kamu tumben bisa kesal seperti ini ada apa? Kamu sungguh tidak apa-apa?"tanya Milla memastikan.
"Sebenarnya aku sedikit kesal, aku bertemu dengan Om, Om yang entah dari planet mana datangnya? Yang bikin tambah kesal dia sudah berani menc*um ku bukankah ini sangat keterlaluan?"gerutunya yang menambah kekesalannya.
"Mencium?" Spontan pandangan Milla ataupun Chelsea saling adu pandang.
Sesaat mereka mendengar adanya suara dering ponsel yang tiba-tiba berbunyi dengan kencang. Suara dering ponsel yang jelas-jelas terdengar dari dalam tas milik Salsa tak menyadarkan dirinya jika didalam tasnya lah suara itu berasal.
Salah satu pengunjung tempat makan menepuk pundak Salsa dan memberitahukannya. Tak percaya dengan apa yang barusan ia katakan, Salsa terkejut tidak main jika benar ponselnya lah benda yang barusan membuat suara kegaduhan ini.
" Lah..ponselku kok jadi gini, ini kan bukan ponselku?" Heran Salsa dengan terkejut.
"Kenapa Sal?" tanya Milla.
"Gak tahu nih Mil, aku rasa ponselku telah tertukar tadi, tapi dengan milik siapa?" ucap Salsa yang merasa bingung, kemudian dia pun ingat kejadian dengan Bagas tadi.
"Itu jelas bukan ponsel kamu Sal? Kamu lupa dengan siapa kamu bertemu tadi?" timpal Chelsea.
"Astaga ma*i aku kenapa harus dengan dia sih!"kesal Salsa dengan menjitak kepalanya sendiri.
"Ada apa Sal? Kamu mengingat sesuatu?"tanya Chelsea lagi yang membuat pandangan Salsa bingung ingin berkata apa.
"Ponselku tertukar dengan Om-om itu?"ucapnya yang spontan pandangan semua orang tertuju padanya.
"Om ...Om ...?"timpal Chelsea dengan wajah kagetnya.
"Aku akan menelpon nomor kamu tenanglah!"
Chelsea menghubungi nomor Salsa.
Dilain itu Bagas sendiri yang berada di Restoran dirinya tak berhenti menggerutu.
"Sial! Gara-gara gadis gila tadi aku harus mengalami luka gigitan seperti ini, mana dibagikan hidung lagi lihat saja nanti kalau kita ketemu lagi bakal habis dia!" gumam Bagas yang merasa kesal sembari mengobati luka tersebut. Tak lama langkah seseorang mulai menghampirinya.
"Tuan apa yang terjadi? Saya dengar tadi tuan terkena masalah sampai-sampai masuk ke penjara apa itu benar?"tanya Sekretaris.
"Lupakanlah masalah itu sudah aku atur! Lagian gadis tadi telah pergi. Tapi yang lebih parahnya lagi ia berani menggigit hidungku!"
"Astaga apa gadis tadi seorang psikopat?"tanyanya dengan terheran, Bagas hanya menggeleng tak tau.
Ia membolak-balik ponsel Salsa yang entah apa yang akan ia perbuat. Dering ponsel berdering dengan nyaring, tak menunggu lama Bagas langsung mengangkat.
"Ini siapa? Apakah ini dengan gadis gila tadi?"
"Gila? Sudah jangan banyak berkata katakan dimana Om berada sekarang? Katakan!"tegas Salsa.
"Baiklah datang saja ketaman Permata Indah aku akan menemui!"
"Baiklah aku akan datang!" Menutup sambungan telefon, Bagas hanya menggelengkan kepala.
"Gadis gila! Aku kira bertemu dengan seseorang yang sangat mirip dengan mendiang Istriku akan membuat diriku bahagia akan pertemuan ini namun nyatanya salah!"
Bagas lalu beranjak dari tempat, Salsa yang akhirnya tiba ditaman yang ditujukan tadi pandangannya kesana kemari mencari seseorang itu.
"Mana Om itu? Apa dia ingin menipuku?"gumam Salsa sesaat seseorang menyahut pembicaraannya.
"Ini yang kau cari?"ucap Bagas yang akhirnya datang, Salsa yang ingin merebutnya Bagas dengan cekat menaikkannya keatas, tubuh Salsa yang mungil tak mampu menjangkau ponselnya dari genggaman Bagas.
"Berikan!"pinta Salsa memaksa. Bagas yang mendengar ia hanya tersenyum tipis.
"Kau ini ingin mau meminta ponsel atau mau memalak?"tegas Bagas seakan-akan menyindir.
"Sudah, jangan banyak berkata berikan ponselku!" pinta Salsa lagi.
Salsa terus menjinjit namun masih tak menjangkau ponsel itu, hampir terjatuh dengan cekat Salsa menariknya dan terjadilah pelukan yang tak pernah mereka bayangkan. Keduanya saling adu tatap memandangi wajah satu sama lain hingga keduanya tersadar, fokus bahas yang hilang dengan cepat Salsa merebut ponselnya itu.
"Akhirnya aku mendapatkan ponselku?" gumam Salsa senang.
"Mana ponselku?"pinta Bagas balik, Salsa lalu memberikan ponsel milik Bagas.
"Aku anggap ini pertemuan terakhir kita, nasib yang sangat buruk bisa bertemu dengan gadis gesrek sepertimu!"gerutu Bagas.
"Memang Om pikir aku mau apa bertemu dengan Om?"kesal Salsa, Milla dan Chelsea yang hanya bisa menonton perdebatan mereka keduanya hanya bisa terdiam.
"Sudah-sudah kamu sudah menemukan ponsel ini jadi cepatlah kita pergi!" Ajak Chelsea langsung menarik tangan Salsa untuk membawanya pergi. Bagas sendiri memutuskan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
neng ade
jadilah wanita yang kuat dan tangguh ya Salsa . . pengorbanan mu tak sia2 demi kebahagiaan kakak mu ..
2023-11-04
1