Membuka kelopak matanya secara perlahan, Bagas beranjak bangkit namun kepalanya yang terasa pusing tak menguatkan niatnya untuk pergi.
Menurunkan kaki, Bagas berusaha menggerakkan kakinya agar bisa berjalan tapi apa daya tindakannya itu malah berbalik mengakibatkan tubuhnya tak seimbang dan berakhir jatuh tepat diatas tubuh seorang wanita yang dalam keadaan tidak sadarkan diri disampingnya.
Sayup-sayup terlihat Bagas melihat wajah Wanita terbaring yang tak lain Salsa dirinya mengira jika yang disampingnya melainkan Serra mendiang Istrinya yang telah lama meninggal.
Dalam posisi masih menindih tubuh Salsa, Bagas membelai setiap wajah manis lan cantik Salsa yang amat sempurna.
"Serra sayang? Aku tidak salah lihat kan? Ini sungguh kamu? Kamu sungguh datang dalam mimpiku ini aku tidak lagi salah lihat kan?"
Senyum sumringah Bagas amat terpancar jelas jika dirinya sangat bahagia bisa dipertemukan kembali dengan sang istri. Menepuk pipi Salsa beberapa kali tapi tak ada pergerakan yang Salsa hasilkan.
Malam telah dilanda gerimis yang memburu, hujan deras mulai berdatangan hawa dingin amat menyengat menyelimuti tubuh Bagas namun anehnya yang ia rasakan melainkan hawa panas entah apa penyebabnya.
"Kenapa jadi dingin gini? Apa AC nya masih kurang?"
Tubuhnya seakan-akan kepanasan pandangan Bagas teralihkan pada b1b1r manis merah jambu yang dimiliki Salsa. Bibir amat mungil itu ia sentuh yang menunjukkan reaksi hebat dalam tubuhnya. Tubuh Bagas amat menggelinj4ng menunjukkan reaksi berbeda ketika tangannya mulai mengusap-usap lembut bibir tersebut.
Bagas kini semakin mendekatinya menyentuh bibir itu dengan lembut dan h4sratnya yang amat memuncak.
Bagas membuka kaki Salsa dengan lebar dan dirinya berada di tengah-tengahnya.
"Apa kamu siap untuk memulai permainan yang sesungguhnya Serra?"ucap Bagas dengan kesadarannya yang tidak stabil.
Bagas menatap Salsa sambil membelai wajah Salsa dengan begitu lembut. Bagas tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke telinga Salsa.
"Tenanglah sayang, Suamimu ini akan membebaskan mu dari semua siksaan penuh cinta ini dengan penuh kenikmatan. Kamu telah berani melukai perasanku, dengan tidak pernah hadir dalam mimpiku, apa mungkin setelah kamu kembali sekarang Suamimu ini akan mengabaikan mu begitu saja tanpa memberikan sebuah imbalan?"
Senyum puas Bagas tunjukkan m3mbelai wajah Salsa dengan lembut ia kembali mendaratkan bibirnya yang kini bukan hanya sentuhan namun yang ia tunjukkan melainkan sebuah lum4t4n brutal bibir manis lan mungil itu Bagas lahap dengan habis tanpa adanya larangan.
Pepaya kembar amat terpampang sempurna tak mengabaikan Bagas untuk tidak menikmatinya, ia sekejap mengul*m habis anak pucuk gunung secara bergantian namun sayangnya tidak ada pemberontakan dari seseorang yang telah berhasil ia kuasai memainkan dengan brutalnya.
G4irahnya amat terpancar jelas, keringat basah memperlihatkan layaknya sedang diguyur hujan, hawa panas yang amat menyelimuti tubuhnya mengakibatkan tubuh tak berdaya Wanita malang itu menjadi pelampiasan h*sratnya yang amat tak tertahankan, Bagas mulai menyatukan dirinya dan Salsa dengan perlahan dipandang wajah cantik Salsa ia menenggelamkan kepalanya.
SENSOR
Langit yang terang bertabur banyak bintang-bintang tak menyangka akan terjadi malam tragedi yang tidak pernah mereka inginkan. Keduanya sudah terlelap tak sadar atas tindakan yang mereka lakukan. Sesaat Madam datang beserta satu an*k buah. Melihat dua sejoli tak mengenakan sehelai kain pun Madam menutupi keduanya dengan selimut.
"Sepertinya rencana Madam sudah berhasil,"ucap anak buah Madam sendiri ia hanya tersenyum puas.
"Angkat pria ini!"pinta Madam.
"Baik Nyonya!" Anak buah itu lalu mengangkat tubuh Bagas.
Membopong tubuh Bagas tak lupa tubuh tel4nj4ng itupun ditutupi selimut tebal tersebut. Lalu dipindahkannya kekamar lain. Madam menghampiri Salsa yang masih belum sadarkan diri, melihat sekilas noda darah pada selimut wajah puas Madam terukir jelas.
"Sungguh nasib yang sangat malang sayang?"gumamnya.
Madam membel*i wajah Salsa ia pergi meninggalkan diruangan ini sendiri.
Sayup-sayup mata Wanita itu mulai terbuka. Salsa yang masih tidak menyadari kelopak matanya terbuka perlahan, bangkit menoleh kanan-kiri namun tidak ada siapa-siapa. Akan beranjak dari ranjang sekejap ia merasakan rasa amat nyeri pada areanya, saat itu pula ia sadar tidak ada sehel*i kain yang menutupi tubuh polosnya.
Berpaling terdapat bercak d*rah di selimut r*njang menambah kecurigaan Salsa jika malam tadi sungguhlah terjadi membungkam mulutnya tak menyangka semua yang tidak ia inginkan benar-benar menimpanya pada malam hari ini.
"Tidak! Ini tidak mungkin? Tadi itu tidak mungkin?"tangis Salsa tak percaya.
Beranjak dari ranjang, memungut satu persatu pakaian yang berserakan, hatinya terasa terisak tak membayangkan nasib buruknya benar-benar terjadi.
Air matanya tak bisa terbendung lagi, sedangkan Jam yang menunjukkan pukul 20:00 malam, jalanan terlihat sangat sepi, langit yang mendung dan menunjukkan jika sebentar lagi mungkin akan turun hujan.
"Aku sudah kotor, aku sudah tidak suci lagi, apa yang harus aku lakukan sekarang? Siapa orang yang telah merebut kesucianku apa benar jika Kak Bagas orang yang telah melakukannya tapi kemana dia pergi?"
Dilain sisi dalam ruangan lain kesadaran Bagas yang tadinya belum kunjung pulih dari tidurnya, akhirnya sekarang dia pun telah terbangun, akan tetapi sesaat dia terbangun. dia dibuat terkejut dengan kondisinya yang tidur tanpa mengunakan sehelai baju yang menutupi tubuh polosnya.
"Astaga apa yang barusan terjadi padaku? Kenapa aku tidak mengenakan pakaian sama sekali? Kenapa aku bisa bertel4nj4ng seperti ini didalam kamar ini. Apa yang terjadi?"Panik Bagas mengingat sesuatu.
"Gadis itu?"gumam Bagas.
Bangkit dari tempat tidur dan memungut satu persatu pakaiannya yang pada berserakan dilantai, Bagas lalu keluar menemui seseorang.
Seorang Wanita telah bersantai dengan lembaran banyak uang yang ia pegang sesaat kehadiran Bagas, Madam lalu meliriknya tapi tak ada pergerakan yang Madam lakukan.
"Ada apa? Apa yang membuat anda berani menghadap ke saya?"tanya Madam tanpa berpaling darinya.
"Maaf, sepertinya saya butuh bantuan anda untuk mencari tau siapa Wanita yang telah tertidur denganku tadi malam? Aku sadar ketika bangun tubuhku sudah dalam keadaan p*los dan disampingku tidak ada seorang pun, jadi madam bersedia kan membantu saya mempertemukan ku dengan Wanita itu?"
Bagas memintanya namun wanita dihadapannya hanya tersenyum tipis seolah tak peduli pada kecemasan Pria dihadapannya.
"Tapi sepertinya ini sudah jadi privasi wanita itu, selain pekerjaan ini haram anda pasti taukan resiko apa yang akan terjadi? Bukankah awalnya saya sudah mempertegas kan untuk menahan nafsu jadi jika kelepasan itu bukanlah urusanku. Satu kali lagi jika itu terjadi dan Wanita itu sampai mengandung tenanglah mungkin dia akan mengambil jalan menggugurkan atau tidak gitu ya menitipkannya di panti asuhan."
"Saya bukanlah Pria sekejam itu, apa yang sudah aku perbuat maka aku harus mempertanggung jawabkan perbuatanku, ini kesalahanku tak bisa mengendalikan diriku, dan saya rela membayar berapapun asal Madam bersedia membantu saya mempertemukan identitas Wanita itu, saya mohon!" Lagi-lagi Bagas memohon.
"Sudah saya jelaskan itu privasi lagian wanita itu juga tidak meminta pertanggungjawaban ini perintah langsung darinya jika saya tidak bisa membantu anda, maaf! Sudahlah saya masih banyak urusan, tidak ada waktu untuk mengurusi urusan anda, cepat pergilah!"
Usir Madam secara paksa, mengalihkan pandangannya Bagas dengan pasrah keluar dari ruangan ini, Madam sendiri yang sesungguhnya tau sesuatu senyum sinisnya pun terukir jelas.
Keluar dalam keadaan pasrah, memasuki mobil Bagas lalu menjalankan laju kendaraannya disusul perasaan cemas yang amat sulit untuk ia gambarkan saat ini.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
neng ade
masalah nya jadi tambah rumit ..
2023-11-10
1