Sesampainya mereka didepan Ruang UGD. Tak lama kemudian Dokter yang memeriksa pun keluar.
"Dokter gimana keadaan Ayah dan Kakak saya Dok? Apa mereka baik-baik saja?"tanya Salsa pada dokter.
"Keluarga dalam kondisi memperihatinkan, Kakak anda mengalami pembekuan darah akibat benturan keras di bagian kepala yang terjadi pada saat terjatuh dalam kejadian kebakaran tadi. Membuat gumpalan darah menjadi membeku didalam otak. Jadi yang harus kami lakukan, kita harus segera melakukan tindakan operasi secepatnya,karena hanya itu jalan satu-satunya untuk menolong nyawa pasien!"
"Kak Sandra?"tangisan Salsa pun pecah.
"Kira-kira butuh biaya berapa Dok agar operasinya bisa segera dilakukan sekarang?"tanya Madam pada dokter.
"Kira-kira sampai 100 jutaan bahkan itu hanya pengobatan awal, untuk pengobatan selanjutnya masih butuh biaya lagi sekitar 100 juta lebih!" jawab Dokter yang kemudian membuat Salsa tambah semakin syok.
"Apa yang harus aku lakukan dengan cara apa aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam kurang waktu kurang dari satu jam? Apa yang harus aku lakukan!"
Tubuh Salsa merosot kebawah, ia hanya bisa terdiam menangisi kondisi Kakaknya saat ini.
"Maafkan aku Kak! Maafkan aku karena aku tidak bisa menolong Kak Sandra ... maafkan aku!"
"Tidak aku tidak bisa berdiam seperti ini, aku harus melakukan sesuatu aku harus pinjam uang ke bank hanya itu yang bisa aku lakukan sekarang!"
Salsa baru aja mau melangkahkan kakinya untuk pergi dari sini, tapi Madam tiba-tiba menariknya.
"Tunggu? Kamu tidak perlu meminjam uang ke bank karena aku bersedia untuk membantumu untuk biaya operasi kakak kamu sekarang! Tapi itu tidaklah gratis! Syaratnya kamu harus menerima tawaranku maka aku bersedia untuk mengeluarkan seberapa pun uang yang kamu minta!"
Madam menjelaskan, Salsa menggelengkan kepala mengacak-acak rambutnya tak tau apa yang harus ia lakukan.
"Apa yang harus aku lakukan? Disisi lain aku sangat tidak ingin menerima tawaran itu, tapi disisi lain nyawa kakakku dalam bahaya sekarang. Apa yang harus aku lakukan!"batin Salsa yang merasa sangat bingung sekaligus bersedih.
Tiba-tiba Dokter pun keluar.Dan memberikan kabar buruk.
"Dokter ada apa? Apa yang terjadi dengan Kakak saya dok tolong katakan?"tanya Salsa yang merasa sangat panik.
"Kita tidak boleh menunda-nunda waktu lagi, kita harus melakukan tindakan operasi saat ini juga Jika tidak!" ucap dokter pun terhenti.
"Ada apa Dok? Jika tidak apa?"
"Jika tidak? Mungkin hal yang paling parah anda akan kehilangan Kakak anda!"jawab Dokter.
"Sudah Dok! Cepat lakukan tindakan operasi saat ini juga, untuk biaya operasi biar saya yang menanggungnya. Karena yang terpenting pasien harus segera dioperasi, jadi cepat lakukan sekarang juga?"ucap Madam yang langsung menyuruh Dokter untuk melakukannya.
"Baiklah kita akan melakukan tindakan operasi saat ini juga, Suster siapkan peralatannya." Suruh Dokter pada salah satu perawatnya.
"Baik dok!" jawab dengan sigap Suster.
Tubuh Salsa seketika merosot. Hanya mampu menangis, Madam yang melihat ia ikut duduk bersimpuh di samping Salsa.
"Apa yang sudah kamu lakukan tidak perlu kamu sesali, ini sudah takdir dan takdirmu memang kamu harus menuruti apa kemauan Madam, Madam tau kamu sangatlah hancur jika kamu terpaksa Madam bisa membatalkan keputusan ini tapi apa kamu rela jika kamu akan kehilangan Kakak kamu?"
"Madam tidak perlu membatalkan, mungkin ini sudah jalannya, jalanku memang aku diharuskan menjadi seorang wanita penghibur, aku bersedia, aku bersedia menerima tawaran Madam."
Terlihat madam tersenyum puas namun berbeda dengan Salsa seakan dirinya hidup tanpa adanya raga. Tatapannya kosong seolah-olah hatinya sudahlah hancur sedalam-dalamnya.
"Maafkan Salsa Yah! Maafkan Salsa jika Salsa harus pakai cara ini untuk menyelematkan Kak Sandra, maafkan Salsa."
Air mata Salsa terjatuh membasahi pipinya, tak mengusapnya ia membiarkan air matanya berlinang dengan sendirinya.
Dilain tempat lebih tepatnya disalah satu ruangan. Seseorang telah santai didepan meja kerjanya, seseorang mengetuk pintu lalu ia memerintahkannya untuk masuk. Terlihat Pria bersepatu hitam menghampirinya.
"Alga syukurlah kamu sudah datang, duduklah. Karena kamu sudah datang ada sesuatu yang ingin Mama beritahu sama kamu," ucap Mamanya yang kemudian Bagas menimpalinya.
"Ada apa Ma? Tumben-tumbenan Mama menyuruh untuk kemari kalau tidak ada hal penting?"
"Gini sayang Mama lihat belakangan ini kamu mulai murung seperti sedang kesepian. Dan Mama punya cara untuk membuat kamu agar bisa bahagia, ya bisa dibilang ini sedikit memaksa tapi cara ini menurut Mama cara yang ampuh untuk kamu jalankan?"
Mamanya menjelaskan namun Bagas nampak tak mengerti apa maksudnya.
"Tunggu! Sedari tadi Mama terus berbicara tapi tidak langsung intinya ada apa Ma? Langsung jelaskan saja!"
"Gini sayang Mama punya rencana untuk menjodohkan kamu dengan salah satu Putri dari seseorang yang dikata seseorang itu sangatlah berpengaruh pada kehidupan kita. Dia itu salah satu Putri dari seseorang yang dulunya pernah menolong Papa kamu pada saat terjadinya kecelakaan kerja. Bahkan kalau bukan karena Ayah gadis itu Mama tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada Papa kamu sekarang, jadi kamu mau ya?"
Beralih tatapan Bagas berbeda setelah mendengar penjelasan dari Mamanya. Terlihat ekpresi wajah tidak senang atas saran yang dipinta Mamanya.
"Maaf Ma! Bukannya Bagas menolak dan tidak mau balas budi, tapi Bagas belum siap untuk menjalin hubungan rumah tangga kembali, Bagas masih ingin menyendiri, tolonglah!" Bagas menolak, Mamanya lantas beranjak dari tempat ia bersemedi.
"Kamu salah sayang? Bukan karena kamu yang masih ingin menyendiri, tapi karena Serra lah yang menghambat pikiran kamu untuk melanjutkan kebahagiaan kamu selanjutnya, ingat! Kamu masih muda Serra meninggal sudah takdir Tuhan jadi biarkan Serra tenang disana, jadi Mama mohon mengertilah! Mengertilah pada Mama!" Mamanya berbaik memohon.
"Tidak! Mama salah bukan Serra yang menghambat Bagas tapi karena pemikiran Bagas sendirilah yang belum siap menerima semua ini, jadi Bagas juga mohon Mama mengerti pada keputusan Bagas!"
"Sayang?"ucap Mamanya dengan wajah memerah.
"Bagas tidak mau berdebat! Jika tujuan Mama menyuruh Bagas datang kesini hanya untuk mengatur Bagas, ijinkan Bagas untuk pergi, Bagas ingin sendiri!"
"Sayang?"
Bagas yang hendak akan pergi tiba-tiba Mamanya Bagas mengalami sesak nafas, Mamanya seketika terjatuh di pangkuannya, rasa panik yang menyerangnya membuat Bagas semakin tak tau apa yang harus dilakukannya sesaat Mamanya pingsan.
"Ma! Mama bangun! Mama kenapa, Ma!"
Mendengar suara kegaduhan dari dalam Papanya lantas masuk. Mendapati istrinya pingsan, Suami langsung bersimpuh menepuk kedua pipi istrinya.
Karena panik dan tidak ingin terjadi sesuatu sama Mamanya, Bagas langsung melarikannya kerumah sakit.
Beberapa menit kemudian mereka telah sampai. Menunggu beberapa menit tapi Dokter tak kunjung keluar, rasa bersalah pun bermunculan dari dalam hati Bagas, merasa sangat menyesal karena perilaku Bagas barusan membuat Bagas pun menangis dengan dipenuhi rasa bersalah.
"Maafkan aku Ma! Gara-gara aku Mama jadi seperti ini, maafkan aku!"
Tak lama Dokter pun akhirnya keluar dan menyatakan jika Mamanya mengalami serangan jantung, dan untungnya saja serangan jantungnya tidak sampai membuat Mamanya harus kehilangan nyawanya.
Selain itu Dokter juga mengatakan jika pasien tidak boleh terlalu banyak pikiran karena ini akan membuat kondisinya tambah akan semakin memburuk, setelah mendengar perkataan Dokter, Bagas pun mengatakan.
"Baik dok terima kasih saya paham dengan maksud Dokter, apa sekarang saya boleh menjenguk Mama saya?" tanya Bagas.
"Iya boleh silahkan, Mama anda sudah siuman, dan ingat jangan membuatnya banyak pikiran?"pinta Dokter.
"Baik dok."
"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang membuat Mama kamu jadi serangan jantung seperti ini? Tadinya Mama kamu dia baik-baik saja tapi kenapa setelah berbicara denganmu Mama kamu kondisinya jadi drop! Ada apa?"tegas Papanya.
"Ini semua salahku! Bagas memang yang salah! Maafkan aku! Bagas yang membuat Mama jadi seperti ini, aku minta maaf! Tapi bisakah Papa keluar dulu ada sesuatu yang mau aku katakan pada Mama?"
"Baiklah!"
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments