Bab 16. Di celakai

Hari bahagia yang tinggi menunggu beberapa Minggu. Sandra mencoba kebaya putih yang akan ia kenakan dihari bahagianya, memandang dari pantulan cermin ia terlihat sangatlah bahagia hingga sesaat Salsa memeluknya dari belakang.

"Gimana kebaya yang Kakak pakai saat ini apa Kakak terlihat sangat cantik?"tanya Sandra meminta pendapat, Sandra mengelok-ngelok tubuhnya tak sabar menunggu akan hari bahagia itu tiba.

"Seperti yang sudah aku bilang kakak terlihat sangatlah cantik, om Bagas pasti tidak akan menyesal pemilih kakak sebagai pasangannya?" Salsa berpendapat, memeluk tubuh sang Kakak dengan erat dari belakang.

"Sayang? Apa kamu tau Kakak tidak bisa membayangkan jika kakak sangatlah bahagia? Kakak tidak akan menyangka jika Tuhan masih memberikan secuil kebahagiaan pada Kakak, Kakak sangatlah tidak percaya?"

Sandra tersenyum lebar tak mampu membayangkan semua ini akan terjadi padanya. Mendapatkan calon lelaki kaya raya bukankah ini impian semua orang.

"Semua ini sudah Takdir yang Tuhan berikan, diantara setiap buliran air mata yang Kakak hasilkan sekarang buliran itu telah berubah menjadi kebahagiaan. Dan sekarang terbukti kan? Terbukti jika Kakak sangatlah pantas bisa menerima kebahagiaan ini?"

Salsa memeluk Kakaknya penuh dengan arti dan ketulusan. Tak melepaskannya, tak sengaja Salsa menitihkan air mata, Sandra yang mengetahuinya ia lalu melepaskan pelukan itu beralih ia mengusap air mata sang Adik tercinta.

"Sayang? Kamu kenapa menangis?" Sandra terucap.

"Salsa menangis karena Salsa sebentar lagi bakal menerima kenyataan jika Kakak akan hidup bersama dengan seseorang yang sangat Kakak cintai, selama ini kita selalu bersama, tapi Salsa harus menerima kenyataan jika sebentar lagi hubungan kita tidak akan sedekat dulu, bukankah itu sangatlah membuat Salsa sedih?"

Air mata Sandra tak henti-hentinya mengalir, Sandra lalu memeluknya dengan sangat erat

"Sayang? Kakak hanya menikah dengan orang yang Kakak cintai, kami tidak akan menetap ke negara tetangga jadi kamu tidak boleh bersedih seperti ini? Ingatlah kita akan selalu bersama dan Kakak akan selalu ada untukmu jadi kamu tidak bisa bersedih seperti ini usap air mata kamu!" Sandra mengusap air mata sang Adik.

"Kak?"tanya Salsa.

"Iya sayang?"balas Sandra.

"Apa Kakak sungguh sangat mencintainya? Kakak mau menikah dengannya bukan karena alasan terpaksa kan? Kakak sungguh bahagia kan menikah dengannya?"

Salsa bertanya dengan ekpresi serius, Sandra memegang kedua pipi adiknya.

"Kamu berkata apa? Jika Kakak tidak bahagia dengan pernikahan ini kenapa Kakak bisa sebahagia ini sekarang? Sudah Adikku sayang apa yang kamu pikirkan belum tentu benar, kakak sangatlah bahagia bisa menikah dengan Om Bagas, bahkan sejujurnya yang Kaka takutkan kakak takut jika Om Bagas tidak mencintai Kakak?" Sandra berpaling, ekspresinya seakan-akan telah memikirkan sesuatu.

"Kakak jangan seperti itu, aku rasa Om Bagas juga ada perasaan sama Kakak, belum lagi kalian sudah kenal lama mana mungkin Om Bagas tidak akan sampai kepincut sama Kakak?"goda Salsa.

"Sudah kamu jangan banyak menggoda, kamu bukankah akan pergi?"

"Iya Kak, Salsa ada tugas kelompok tapi tidak akan lama Salsa akan pulang kok jadi kakak tidak perlu cemas!"

"Iya sayang berhati-hatilah!"

"Iya Kak,"balas Salsa. "Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak mau merusak kebahagiaan Kakakku aku tidak mau!"batin Salsa lagi.

Berjalan menulusuri anak jalan terlihat Salsa terlihat memikirkan banyak masalah yang telah melanda. Ancaman yang ikut serta tak membuat hidupnya bisa merasa tenang.

Salsa yang hendak akan melangkah kaki, pergelangan tangannya seketika ada yang menarik dengan keras, seseorang itu langsung membawanya ke-suatu tempat namun ditengah-tengah rencana Salsa semakin melakukan memberontak.

"Kalian? Siapa kalian? Apa yang ingin kalian lakukan, lepaskan aku! Lepaskan aku!"berontak Salsa namun tak dihiraukan ketiganya.

"Jangan didengar! Berhubung suasana sepi cepat bawa dia!"perintah salah satunya.

"Baiklah!"balasnya yang langsung menarik pergelangan tangan Salsa untuk ia ajak ke-suatu tempat.

Berada dalam tempat yang sepi seperti lorong atau jalan buntu. Salsa dihadapkan dengan tiga orang yang tidak ia kenal.

"Kalian? Aku tanya siapa kalian dan apa yang ingin kalian lakukan kalian berniat ingin mengeroyokku?"tegas Salsa dengan langkah kakinya yang mundur, tak ingin kalah ketiganya ikut melangkah kakinya.

"Salsa ...itukan nama kamu? Ingat Madam bukanlah orang sebaik yang kamu kira, berani menerima uangnya maka jangan salah jika madam akan melakukan apapun termasuk mencelakai anda! Memberi perhitungan padamu sepertinya itu bukanlah tindakan sulit?" ucap seseorang itu dengan senyuman menyeringai. Wajah kepanikan Salsa semakin terpancar jelas.

"Kalian jangan macam-macam kalau kalian berani adu satu-satu jangan suka menghakimi seperti ini,"tegas Salsa lagi namun ketiga seseorang itu tak menghiraukannya.

"Kalian cepat pegang kedua tangan dia aku ada kejutan buat dia!"perintah wanita itu.

Kedua pergelangan tangan Salsa yang dipegang dengan kasar oleh mereka . Salsa berusaha melakukan pemberontakan tapi belum juga ia bisa melepaskan diri dari cengkraman mereka, sebuah pukulan kasar tepat mengenai dada belakang Salsa, memberikan pukulan pada wajah hinga membuat sudut bibir kanannya terdapat bercak darah.

"Kalian sudah gil4? Kalian sudah sangat gil4! Lepaskan aku!"

"Lepaskan dia! Aku rasa dia sudah cukup lemah saat ini jadi biarkan dia seperti ini," ucap penjahat yang satu, sesaat Pria itupun berlutut dihadapan Salsa dengan raut wajah Salsa yang terlihat sangat kesakitan di-bagian perutnya.

"Kamu lihat kan ini akibat karena kamu sudah berani bermain-main pada Madam. Aku pertegaskan jangan pernah sekali lagi anda bermain-main dengan Madam dia bukanlah orang lemah, paham!"

Seseorang itu dengan langsung ia menjitak kepala Salsa kebelakang. Tubuhnya yang seketika ambruk, rasa sakit yang ia tahan tak mampu membangkitkan tenaganya untuk meminta tolong, mata cantiknya yang perlahan tertutup menandakan jika kesadarannya akan mulai menghilang.

Melihat target yang sudah lemas bahkan tidak sadarkan diri. Penjahat beserta ketiga temannya akhirnya pergi dari tempat ini dan membiarkan Salsa tergeletak tak berdaya.

Kerumunan orang terlihat mengerubungi sesuatu yang membuat pandangan mereka terhenti dari langkahnya. Entah suatu kebetulan. Tak jauh berbeda dari tempat kejadian saat ini, Bagas yang sedang melajukan mobilnya ia dibuat penasaran setelah melihat kerumunan orang-orang yang terlihat menyaksikan sesuatu, ia lantas memberhentikan laju kendaraannya.

"Ada apa disana? Kenapa orang-orang pada berkerumun apa telah terjadi sesuatu? Apa barusan ada kecelakaan yang terjadi?"gumam Bagas segera ia menghentikan laju kendaraannya ke-tepi jalan. Dan bertanya pada salah satu warga yang kebetulan lewat dari jalanan ini.

"Maaf Mas kalau boleh tahu disana ada apa ya? Kenapa saya perhatikan orang-orang terlihat pada kebingungan apa disana habis ada kecelakaan?" Bagas bertanya.

"Tidak Mas, itu ada korban pengeroyokan. Dan yang lebih parahnya lagi yang jadi pelaku mengeroyok itu 3 laki-laki dan korbannya terlihat lemas tidak berdaya setelah mendapat pukulan bertubi-tubi barusan," jelas warga.

"Apa korban pengeroyokan seorang cewek?"tanya Bagas penasaran.

"Iya Mas seorang cewek," balas seseorang itu.

"Dasar itu laki-laki pengecut atau apa bisa-bisanya ia menghakimi seorang Wanita seperti ini?" gerutu Bagas.

"Iya Mas dia seorang cewek kasihan sekali, kita sudah mencoba memangil ambulans tapi sampai sekarang belum kunjung datang. Belum lagi korban dalam keadaan lemas dan tidak sadarkan diri jadi kita tidak mungkin menanyakan dimana anggota keluarganya," jelas orang itu lagi.

"Apa ponsel atau identitasnya tidak ditemukan?"

"Hanya ada kartu pel4jar saja mas yang tersisa disana, saya rasa ini bukanlah korban perampok soalnya semua barang berharga milik korban masih ada,"jelasnya lagi.

"Ya sudah kalau Ambulan belum datang biar saya aja yang mengantarnya ke Rumah sakit kebetulan saya tidak lagi terlalu sibuk."

"Baiklah terima kasih Mas."

"Ya sudah saya bantuin korban untuk mengangkatnya."

Langkah Bagas yang mulai mendekati arah kerumunan itu. Pandangan Bagas seketika dikejutkan dengan adanya sesosok Wanita muda yang terlihat babak belur tidak berdaya terkapar dipinggir jalan setelah para warga yang mengangkatnya tadi.

Pandangannya yang tadinya nampak biasa tidak diselimuti dengan rasa kepanikannya, kini rasa panik itu seketika hadir dalam benaknya.

"Astaga Salsa?"ucap Bagas yang langsung berlutut memeriksa keadaannya.

"Mas kenal dengan wanita ini?"tanya salah satu warga.

"Iya saya kenal kebetulan dia itu adik saya, ya sudah biar saya yang mengangkatnya." Segera Bagas langsung mengangkat tubuh Salsa tanpa ada seorang yang menyuruh.

Memasukannya kedalam mobil, Bagas terlihat panik dan segera ia melajukan kendaraannya cukup tinggi. Tak membutuhkan waktu lama keduanya telah sampai disalah satu rumah sakit, Dokter segera menanganinya sedangkan Baags sendiri dengan perasaan campur aduk dirinya menunggunya diluar.

"Sebenarnya apa yang dilakukan gadis itu? Ada sebab ada akibat! Dia dikeroyok pasti karena ulahnya sendiri, itu pasti!"gumam Bagas menebak.

Episodes
1 Bab 1 ( Awal Mula )
2 Bab 2 ( Bertemu Ibu yang Kejam )
3 Bab 3 ( Pekerjaan Baru )
4 Bab 4 ( Tertuduh )
5 Bab 5 ( Akankah Ara menerima pekerjaan itu )
6 Bab 6 ( Dengan Terpaksa menerimanya )
7 Bab 7 ( Perjodohan )
8 Bab 8 ( Pertemuan Ara dan Alga yang kedua kalinya)
9 Bab 9 ( Terus Saja berbohong )
10 Bab 10 ( Gawai yang tertukar)
11 Bab 11 ( Ancaman Baru)
12 Bab 12 ( Apa yang akan terjadi)
13 Bab 13 ( Akankah Hubungan Itu Terjadi?)
14 Bab 14 [ Hubungan Yang Akhirnya terjadi]
15 Bab 15 [ Akankah berhasil kabur ]
16 Bab 16. Di celakai
17 Bab 17 Apa yang akan terjadi selanjutnya
18 Bab 18 ( Awal kehancuran )
19 Bab 19 ( Pernikahan Berda*ah )
20 Bab 20 ( Hanya Dianggap Pembantu )
21 Bab 21 ( Keadaan semakin sulit )
22 Bab 22 ( Kebencian Semakin besar )
23 Bab 23 ( Saudara Adalah Maut )
24 Bab 24 ( Semoga dia akan baik-baik saja )
25 Bab 25 ( Akankah dirinya ada yang menolong )
26 Bab 26 ( Apakah Berbicara Bisa Diandalkan)
27 Bab 27 ( Mulai berani Melawan)
28 Bab 28 ( Obat Apakah Itu)
29 Bab 29. ( Diketahui )
30 Bab 30.( Akhirnya Pasrah)
31 Bab 31
32 Bab 32.( Keperdulian sang Suami yang terlihat jelas )
33 Bab 33. Akankah Ada yang mempercayainya.
34 Bab 34. Apakah Akan selamat
35 Bab 35 . Apa yang akan terjadi
36 Bab 36.
37 Bab 37."
38 Bab 38.
39 Bab 39.
40 Bab 40.
41 Bab 41.
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44 ( Awal Kehancuran )
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56 Siapa sangka
57 Bab 57 Semakin membenci
58 Bab 58
59 Bab 59 Tidak keberdayaan Salsa
60 Bab 60.
61 Bab 61.
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66.
67 Bab 67
68 Bab 68
69 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74.
75 Bab 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 Bab 80
81 Bab 81. [ Berapa Menuju Episode Terakhir ]
82 Bab 82 [ Beberapa menuju Episode Terakhir ]
83 Bab 83 [menuju Episode Terakhir ]
84 84 [ Jelang Episode Terakhir ]
85 85 [Episode Terakhir ]
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Bab 1 ( Awal Mula )
2
Bab 2 ( Bertemu Ibu yang Kejam )
3
Bab 3 ( Pekerjaan Baru )
4
Bab 4 ( Tertuduh )
5
Bab 5 ( Akankah Ara menerima pekerjaan itu )
6
Bab 6 ( Dengan Terpaksa menerimanya )
7
Bab 7 ( Perjodohan )
8
Bab 8 ( Pertemuan Ara dan Alga yang kedua kalinya)
9
Bab 9 ( Terus Saja berbohong )
10
Bab 10 ( Gawai yang tertukar)
11
Bab 11 ( Ancaman Baru)
12
Bab 12 ( Apa yang akan terjadi)
13
Bab 13 ( Akankah Hubungan Itu Terjadi?)
14
Bab 14 [ Hubungan Yang Akhirnya terjadi]
15
Bab 15 [ Akankah berhasil kabur ]
16
Bab 16. Di celakai
17
Bab 17 Apa yang akan terjadi selanjutnya
18
Bab 18 ( Awal kehancuran )
19
Bab 19 ( Pernikahan Berda*ah )
20
Bab 20 ( Hanya Dianggap Pembantu )
21
Bab 21 ( Keadaan semakin sulit )
22
Bab 22 ( Kebencian Semakin besar )
23
Bab 23 ( Saudara Adalah Maut )
24
Bab 24 ( Semoga dia akan baik-baik saja )
25
Bab 25 ( Akankah dirinya ada yang menolong )
26
Bab 26 ( Apakah Berbicara Bisa Diandalkan)
27
Bab 27 ( Mulai berani Melawan)
28
Bab 28 ( Obat Apakah Itu)
29
Bab 29. ( Diketahui )
30
Bab 30.( Akhirnya Pasrah)
31
Bab 31
32
Bab 32.( Keperdulian sang Suami yang terlihat jelas )
33
Bab 33. Akankah Ada yang mempercayainya.
34
Bab 34. Apakah Akan selamat
35
Bab 35 . Apa yang akan terjadi
36
Bab 36.
37
Bab 37."
38
Bab 38.
39
Bab 39.
40
Bab 40.
41
Bab 41.
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44 ( Awal Kehancuran )
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56 Siapa sangka
57
Bab 57 Semakin membenci
58
Bab 58
59
Bab 59 Tidak keberdayaan Salsa
60
Bab 60.
61
Bab 61.
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66.
67
Bab 67
68
Bab 68
69
69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74.
75
Bab 75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
Bab 80
81
Bab 81. [ Berapa Menuju Episode Terakhir ]
82
Bab 82 [ Beberapa menuju Episode Terakhir ]
83
Bab 83 [menuju Episode Terakhir ]
84
84 [ Jelang Episode Terakhir ]
85
85 [Episode Terakhir ]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!