Hari bahagia yang tinggi menunggu beberapa Minggu. Sandra mencoba kebaya putih yang akan ia kenakan dihari bahagianya, memandang dari pantulan cermin ia terlihat sangatlah bahagia hingga sesaat Salsa memeluknya dari belakang.
"Gimana kebaya yang Kakak pakai saat ini apa Kakak terlihat sangat cantik?"tanya Sandra meminta pendapat, Sandra mengelok-ngelok tubuhnya tak sabar menunggu akan hari bahagia itu tiba.
"Seperti yang sudah aku bilang kakak terlihat sangatlah cantik, om Bagas pasti tidak akan menyesal pemilih kakak sebagai pasangannya?" Salsa berpendapat, memeluk tubuh sang Kakak dengan erat dari belakang.
"Sayang? Apa kamu tau Kakak tidak bisa membayangkan jika kakak sangatlah bahagia? Kakak tidak akan menyangka jika Tuhan masih memberikan secuil kebahagiaan pada Kakak, Kakak sangatlah tidak percaya?"
Sandra tersenyum lebar tak mampu membayangkan semua ini akan terjadi padanya. Mendapatkan calon lelaki kaya raya bukankah ini impian semua orang.
"Semua ini sudah Takdir yang Tuhan berikan, diantara setiap buliran air mata yang Kakak hasilkan sekarang buliran itu telah berubah menjadi kebahagiaan. Dan sekarang terbukti kan? Terbukti jika Kakak sangatlah pantas bisa menerima kebahagiaan ini?"
Salsa memeluk Kakaknya penuh dengan arti dan ketulusan. Tak melepaskannya, tak sengaja Salsa menitihkan air mata, Sandra yang mengetahuinya ia lalu melepaskan pelukan itu beralih ia mengusap air mata sang Adik tercinta.
"Sayang? Kamu kenapa menangis?" Sandra terucap.
"Salsa menangis karena Salsa sebentar lagi bakal menerima kenyataan jika Kakak akan hidup bersama dengan seseorang yang sangat Kakak cintai, selama ini kita selalu bersama, tapi Salsa harus menerima kenyataan jika sebentar lagi hubungan kita tidak akan sedekat dulu, bukankah itu sangatlah membuat Salsa sedih?"
Air mata Sandra tak henti-hentinya mengalir, Sandra lalu memeluknya dengan sangat erat
"Sayang? Kakak hanya menikah dengan orang yang Kakak cintai, kami tidak akan menetap ke negara tetangga jadi kamu tidak boleh bersedih seperti ini? Ingatlah kita akan selalu bersama dan Kakak akan selalu ada untukmu jadi kamu tidak bisa bersedih seperti ini usap air mata kamu!" Sandra mengusap air mata sang Adik.
"Kak?"tanya Salsa.
"Iya sayang?"balas Sandra.
"Apa Kakak sungguh sangat mencintainya? Kakak mau menikah dengannya bukan karena alasan terpaksa kan? Kakak sungguh bahagia kan menikah dengannya?"
Salsa bertanya dengan ekpresi serius, Sandra memegang kedua pipi adiknya.
"Kamu berkata apa? Jika Kakak tidak bahagia dengan pernikahan ini kenapa Kakak bisa sebahagia ini sekarang? Sudah Adikku sayang apa yang kamu pikirkan belum tentu benar, kakak sangatlah bahagia bisa menikah dengan Om Bagas, bahkan sejujurnya yang Kaka takutkan kakak takut jika Om Bagas tidak mencintai Kakak?" Sandra berpaling, ekspresinya seakan-akan telah memikirkan sesuatu.
"Kakak jangan seperti itu, aku rasa Om Bagas juga ada perasaan sama Kakak, belum lagi kalian sudah kenal lama mana mungkin Om Bagas tidak akan sampai kepincut sama Kakak?"goda Salsa.
"Sudah kamu jangan banyak menggoda, kamu bukankah akan pergi?"
"Iya Kak, Salsa ada tugas kelompok tapi tidak akan lama Salsa akan pulang kok jadi kakak tidak perlu cemas!"
"Iya sayang berhati-hatilah!"
"Iya Kak,"balas Salsa. "Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tidak mau merusak kebahagiaan Kakakku aku tidak mau!"batin Salsa lagi.
Berjalan menulusuri anak jalan terlihat Salsa terlihat memikirkan banyak masalah yang telah melanda. Ancaman yang ikut serta tak membuat hidupnya bisa merasa tenang.
Salsa yang hendak akan melangkah kaki, pergelangan tangannya seketika ada yang menarik dengan keras, seseorang itu langsung membawanya ke-suatu tempat namun ditengah-tengah rencana Salsa semakin melakukan memberontak.
"Kalian? Siapa kalian? Apa yang ingin kalian lakukan, lepaskan aku! Lepaskan aku!"berontak Salsa namun tak dihiraukan ketiganya.
"Jangan didengar! Berhubung suasana sepi cepat bawa dia!"perintah salah satunya.
"Baiklah!"balasnya yang langsung menarik pergelangan tangan Salsa untuk ia ajak ke-suatu tempat.
Berada dalam tempat yang sepi seperti lorong atau jalan buntu. Salsa dihadapkan dengan tiga orang yang tidak ia kenal.
"Kalian? Aku tanya siapa kalian dan apa yang ingin kalian lakukan kalian berniat ingin mengeroyokku?"tegas Salsa dengan langkah kakinya yang mundur, tak ingin kalah ketiganya ikut melangkah kakinya.
"Salsa ...itukan nama kamu? Ingat Madam bukanlah orang sebaik yang kamu kira, berani menerima uangnya maka jangan salah jika madam akan melakukan apapun termasuk mencelakai anda! Memberi perhitungan padamu sepertinya itu bukanlah tindakan sulit?" ucap seseorang itu dengan senyuman menyeringai. Wajah kepanikan Salsa semakin terpancar jelas.
"Kalian jangan macam-macam kalau kalian berani adu satu-satu jangan suka menghakimi seperti ini,"tegas Salsa lagi namun ketiga seseorang itu tak menghiraukannya.
"Kalian cepat pegang kedua tangan dia aku ada kejutan buat dia!"perintah wanita itu.
Kedua pergelangan tangan Salsa yang dipegang dengan kasar oleh mereka . Salsa berusaha melakukan pemberontakan tapi belum juga ia bisa melepaskan diri dari cengkraman mereka, sebuah pukulan kasar tepat mengenai dada belakang Salsa, memberikan pukulan pada wajah hinga membuat sudut bibir kanannya terdapat bercak darah.
"Kalian sudah gil4? Kalian sudah sangat gil4! Lepaskan aku!"
"Lepaskan dia! Aku rasa dia sudah cukup lemah saat ini jadi biarkan dia seperti ini," ucap penjahat yang satu, sesaat Pria itupun berlutut dihadapan Salsa dengan raut wajah Salsa yang terlihat sangat kesakitan di-bagian perutnya.
"Kamu lihat kan ini akibat karena kamu sudah berani bermain-main pada Madam. Aku pertegaskan jangan pernah sekali lagi anda bermain-main dengan Madam dia bukanlah orang lemah, paham!"
Seseorang itu dengan langsung ia menjitak kepala Salsa kebelakang. Tubuhnya yang seketika ambruk, rasa sakit yang ia tahan tak mampu membangkitkan tenaganya untuk meminta tolong, mata cantiknya yang perlahan tertutup menandakan jika kesadarannya akan mulai menghilang.
Melihat target yang sudah lemas bahkan tidak sadarkan diri. Penjahat beserta ketiga temannya akhirnya pergi dari tempat ini dan membiarkan Salsa tergeletak tak berdaya.
Kerumunan orang terlihat mengerubungi sesuatu yang membuat pandangan mereka terhenti dari langkahnya. Entah suatu kebetulan. Tak jauh berbeda dari tempat kejadian saat ini, Bagas yang sedang melajukan mobilnya ia dibuat penasaran setelah melihat kerumunan orang-orang yang terlihat menyaksikan sesuatu, ia lantas memberhentikan laju kendaraannya.
"Ada apa disana? Kenapa orang-orang pada berkerumun apa telah terjadi sesuatu? Apa barusan ada kecelakaan yang terjadi?"gumam Bagas segera ia menghentikan laju kendaraannya ke-tepi jalan. Dan bertanya pada salah satu warga yang kebetulan lewat dari jalanan ini.
"Maaf Mas kalau boleh tahu disana ada apa ya? Kenapa saya perhatikan orang-orang terlihat pada kebingungan apa disana habis ada kecelakaan?" Bagas bertanya.
"Tidak Mas, itu ada korban pengeroyokan. Dan yang lebih parahnya lagi yang jadi pelaku mengeroyok itu 3 laki-laki dan korbannya terlihat lemas tidak berdaya setelah mendapat pukulan bertubi-tubi barusan," jelas warga.
"Apa korban pengeroyokan seorang cewek?"tanya Bagas penasaran.
"Iya Mas seorang cewek," balas seseorang itu.
"Dasar itu laki-laki pengecut atau apa bisa-bisanya ia menghakimi seorang Wanita seperti ini?" gerutu Bagas.
"Iya Mas dia seorang cewek kasihan sekali, kita sudah mencoba memangil ambulans tapi sampai sekarang belum kunjung datang. Belum lagi korban dalam keadaan lemas dan tidak sadarkan diri jadi kita tidak mungkin menanyakan dimana anggota keluarganya," jelas orang itu lagi.
"Apa ponsel atau identitasnya tidak ditemukan?"
"Hanya ada kartu pel4jar saja mas yang tersisa disana, saya rasa ini bukanlah korban perampok soalnya semua barang berharga milik korban masih ada,"jelasnya lagi.
"Ya sudah kalau Ambulan belum datang biar saya aja yang mengantarnya ke Rumah sakit kebetulan saya tidak lagi terlalu sibuk."
"Baiklah terima kasih Mas."
"Ya sudah saya bantuin korban untuk mengangkatnya."
Langkah Bagas yang mulai mendekati arah kerumunan itu. Pandangan Bagas seketika dikejutkan dengan adanya sesosok Wanita muda yang terlihat babak belur tidak berdaya terkapar dipinggir jalan setelah para warga yang mengangkatnya tadi.
Pandangannya yang tadinya nampak biasa tidak diselimuti dengan rasa kepanikannya, kini rasa panik itu seketika hadir dalam benaknya.
"Astaga Salsa?"ucap Bagas yang langsung berlutut memeriksa keadaannya.
"Mas kenal dengan wanita ini?"tanya salah satu warga.
"Iya saya kenal kebetulan dia itu adik saya, ya sudah biar saya yang mengangkatnya." Segera Bagas langsung mengangkat tubuh Salsa tanpa ada seorang yang menyuruh.
Memasukannya kedalam mobil, Bagas terlihat panik dan segera ia melajukan kendaraannya cukup tinggi. Tak membutuhkan waktu lama keduanya telah sampai disalah satu rumah sakit, Dokter segera menanganinya sedangkan Baags sendiri dengan perasaan campur aduk dirinya menunggunya diluar.
"Sebenarnya apa yang dilakukan gadis itu? Ada sebab ada akibat! Dia dikeroyok pasti karena ulahnya sendiri, itu pasti!"gumam Bagas menebak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments