Bagas berjalan dengan menggerutu, Bagas lalu masuk keruangan kerja, keringatnya tak tertahankan mengingat kekesalannya yang tiada habisnya.
"Sial! Sial kenapa hari-hariku harus dihadapkan dengan gadis gesrek itu, lagian itu gadis dipikir-pikir cantik enggak, lucu ataupun imut juga enggak tapi kenapa mulutnya bisa ngerocos seperti itu, ya? Apa dia jangan-jangan anak siluman atau gak gitu waktu Mamanya ngidam dulu ngidamnya petasan makanya dewasa-dewasa mulutnya seperti itu?" Kesal Bagas tak tertahankan lagi, ketukan pintu terdengar Bagas lalu mengijinkannya untuk masuk.
"Masuklah!" Setelahnya sekretariatnya menampakkan diri.
"Ada apa? Apa ada yang terjadi?"tanya Bagas pada Sekretaris laki-lakinya.
"Tidak! Tujuan saja datang kesini hanya ingin menyampaikan, katanya nanti malam Tuan akan diajak nyonya besar untuk makan malam dikediaman calon istri Tuan, apa tuan menyetujuinya?" tanya laki-laki itu sembari meminta pendapat.
"Apa harus malam ini?"tanya Bagas terlihat ragu dan malas.
"Iya Tuan malam ini, jika Tuan merasa tidak bisa datang, saya bisa kabari nyonya besar?"
"Tidak perlu! Saya akan datang!"
"Baiklah tuan, ya sudah saya permisi dulu!"
"Baiklah." Perginya sang sekretaris, Bagas mengeluarkan foto mantan istrinya yang terdapat dalam dompetnya.
"Kau tau jika aku disuruh memilih rasanya aku sangat tidak ingin menerima perjodohan ini, tapi aku sadar, benar yang dikatakan Mama jika semakin memikirkan kamu hatiku yang akan semakin terluka," ucap Bagas tak mampu menyembunyikan kesedihannya, ia lalu mengembalikan foto itu dalam dompetnya dan beranjak pergi.
Malam bertabur bintang-bintang telah menjadi tanda akan dukungan pada pertemuan keluarga pada malam hari ini.
Kedua keluarga yang melakukan pertemuan antar keluarga. Sandra dan sang Ayah yang sudah menunggu kehadiran mereka, tamu yang mereka undang sudah ada dihadapan mereka, Sandra mencium telapak tangan calon mertua dibalas calon mertua membelai pucuk rambut Sandra dengan lembut.
"Gimana kabar kamu sayang? Kamu tambah cantik saja?" Marwah tersenyum lalu dibalas Sandra tersenyum.
"Tante bisa saja, ya sudah kita masuk!" ajak Sandra, ketiganya lalu masuk dan sama-sama mendorong kursi rodanya.
Lirikan Marwah tertuju pada semua arah, ia memperhatikan sekeliling namun apa yang dia cari tak kunjung menampakkan diri.
"Tante lagi cari siapa?" Sandra bertanya.
"Adik kamu? Dimana dia?"
"Adikku ada didalam nanti dia akan keluar, tunggulah!"
"Baiklah!"
Ketika mereka sudah dihadapkan dengan berbagai menu, Salsa yang baru keluar, dirinya dikejutkan dengan siapa ia berhadapan saat ini, tak hanya Salsa seseorang yang tak lain Bagas, pandangannya ikut terkejut tak percaya apa yang ia lihat saat ini.
"Kau?" Bagas berkata, ia lalu beranjak dari tempat duduk.
"Om? Kenapa Om bisa ada disini?" Salsa bertanya dengan kesal, Sandra dan lainnya lalu ikut bangkit.
"Ada apa sayang? Kamu kenapa dengan Om ini?"tanya Sandra.
"Iya Kak, Om ini orang mesum yang beberapa hari lalu telah bertindak lancang sama Salsa, dia orang jahat!" Salsa berkata,dan di cengkal Bagas secara spontan.
"Tidak! Kalian janganlah percaya apa yang dia katakan sungguhlah tidak benar! Kita bertemu tanpa sengaja, tapi seharusnya kamu memarahi Adikmu karena dia sudah dengan berani menuduhku yang tidak-tidak."
Bagas bersuara, tatapan tajam ia layangkan namun gadis yang ia tatap serius tak menunjukkan ketakutannya.
"Sayang? Apa benar yang dikatakan Om ini? Kamu sudah bikin masalah duluan sama Om ini?" Sandra bertanya pada Salsa.
"Aku ..."ucap Salsa terhenti.
"Percuma kamu memarahinya kamu juga tidak akan berhasil! Selain menuduh dia hampir saja memenjarakan aku, entah apa maunya yang jelas dia bukanlah gadis normal!"geram Bagas menimpalinya lagi.
"Sal ...katakan! Apa yang Om katakan ini tidaklah benar kan?"tanya Sandra lagi.
"Gimana ini? Apa yang harus aku lakukan?"batin Salsa takut.
"Iya Salsa jujur Salsa yang salah, tapi Salsa melakukan semua ini atas dasar balas dendam, dia sudah bikin aku kena masalah yang berimbas aku telat datang sekolah, setelah apa yang ia perbuat dia bahkan tidak meminta maaf jadi apa itu pantas dikatakan jika hanya aku yang salah?" Salsa tertunduk takut Kakaknya akan memarahinya.
"Sudah! Bertengkar tidak akan menyelesaikan masalah! Kita mulai makan, ini sudah malam jangan cari masalah!" timpal Mamanya Bagas menghentikan perdebatan, Mamanya Bagas sesekali melirik kearah Salsa dengan tatapan tak suka.
Kembali duduk, tatapan Salsa dan Bagas tak henti-hentinya saling bertatapan tajam, tak ingin memperkeruh mereka mengalihkan pandangannya masing-masing.
"Sayang berhubung kamu sudah datang mereka ini orang-orang yang Kakak maksud? Pria ini laki-laki yang nantinya akan jadi Suami kakak, gimana? Kamu setuju?"
"Jika kakak setuju dan cinta padanya Salsa setuju saja dan kamu?" Berlalu tatapan Salsa tertuju pada Bagas.
"Om bakal jadi suami Kakakku, jika aku tau om menyakitinya om akan kena batunya paham!" Mendengarnya Bagas tak menggubris sama sekali.
"Kenapa? Kenapa semua ini harus terjadi? Kenapa juga aku harus dihadapkan dengan orang yang wajahnya sangat mirip dengan Serra, kenapa?"batin Bagas sesekali menatap Salsa.
"Sayang?" Marwah terucap, kini tatapan Bagas tertuju pada Mamanya.
"Iya Ma,"balas Bagas.
"Kamu sudah lihat gimana perilaku keduanya kan? Jadi jika nanti calon adik ipar kamu bakal cari masalah kamu harus memaklumi. Dan benar kan yang Mama katakan jika Adiknya Sandra ini sungguh gadis ugal-ugalan, yang Mama tidak suka kenapa mereka selalu memaklumi padahal sudah jelas sifat aslinya seperti ini?"
Mamanya Bagas berbicara secara terang-terangan, Sandra dan Salsa saling pandang, Sandra menggenggam tangan Adiknya.
"Tidak! Apa yang Tante pikirkan sungguh itu tidak benar! Memang Adikku ini terbilang pribadi yang cerewet, tapi jika soal kasih sayang dan keperdulian dia tidak ada yang mengalahkan, kalian salah jika mengatakan itu padanya dia gadis yang baik."
Sandra menyangkal tuduhan itu, dilanjutkan sang Ayah yang ikut menggenggam tangan Salsa.
"Benar yang dikatakan Putriku Sandra, Salsa gadis yang baik kalian tidak bisa menghakiminya hanya karena melihat satu sisi, dia Putri yang sangat baik yang selalu memprioritaskan utama keluarga ketimbang keinginannya sendiri," ayahnya memeluk Salsa hal itu membuat Salsa lega keluarganya masih mendukungnya.
"Maafkan Mamaku jika dia sudah teledor berkata yang tidak-tidak maaf!"
"Tidak apa-apa kita paham kok." Sandra terucap, ia lalu tersenyum kearah Salsa dan dibalas Salsa memberikan senyuman itu.
Sedang dalam pembahasan mereka, fokus Salsa tertuju pada pesan yang barusan masuk, melihatnya ekpresi wajah Salsa nampak berkeringat tau jika nama Madam Monika yang muncul.
"Madam? Apa yang ingin madam katakan?"batin Salsa takut, lalu ia memberanikan diri membuka pesan itu secara langsung. Wajah Salsa yang tadinya cerah merekah kini nampak mengkerut, melihat isi dari pesan itu dirinya seakan-akan kehabisan kata-kata.
[ "Sepertinya keluarga baru kamu sangat bahagia? Gimana ya reaksi mereka ketika tau salah satu dari mereka ternyata seorang calon j*lang! Aku rasa ini akan seru jika dibongkar!"]
Ancam Madam menegaskan akan ancaman yang diberikan untuk Salsa.
[Apa maksud Madam? Kita sudah buat kesepakatan kenapa madam malah mengancam Salsa seperti ini]
Salsa membalas dengan keringat dingin yang tiba-tiba ikut muncul.
"Salsa, kamu kenapa? Kenapa wajah kamu jadi mengkerut seperti ini?" Sandra bertanya sedikit panik.
"Tidak! Aku tidak apa-apa kok, aku baik-baik saja."
"Kamu serius?"
"Iya aku serius kok kak!"
Salsa tersenyum dirinya berusaha tak menunjukkan wajah kecemasannya yang ia rasakan saat ini.
"Madam? Apa yang akan Madam lakukan selanjutnya? Apa Madam akan terus mengancam ku sampai dia mendapatkan apa yang dia mau?"batin Salsa semakin cemas, namun dirinya berusaha keras menyembunyikannya.
BERSAMBUNG.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
neng ade
haha .. boleh juga tuh ide mu Salsa .. 😅
2023-11-05
1