“Kamu gak sedang cemburu kan?” goda Saka lagi, ia tahu Alana sedang menata hatinya,
karena seperti yang ia katakan di waktu Saka melamarnya, dan sewaktu Yara
memaksanya, bahwa ia tidak suka berbagi suami miliknya. Tapi ia juga sadar
kalau dirinya tidak boleh egois, sebagai istri kedua ia juga harus membagi
kasih sayang suaminya kepada istri yang lain.
Alana menghela nafasnya dan menghembuskannya perlahan.
“Bby, ga usah mikir yang engga engga. Aku gak pa pa..” jawab Alana dengan nada datar.
“Beneran?? Gak bakal kangen?” goda Saka lagi.
“Bby, kamu tetap berangkat ke kantor dulu kan?”tanya Alana mengalihkan perhatian Saka supaya godaan Saka berhenti, Alana mendudukkan Genta di kursi anak dekat meja makan, sambil mengambilkan Saka sarapan yang disiapkan oleh ART dirumah itu, dan melayani kebutuhan sarapan suaminya, sebelum ia mengambil untuk dirinya sendiri.
“Iya, dan biar anak buah aku aja yang akan menyerahkan surat resign kamu ke kantor lama. Kamu langsung ikut aku ke kantor. Karena ada beberapa acara yang sudah
disiapkan oleh Lio dan Alex, untuk agenda kerja kamu, dan selama aku pergi,
mungkin kamu akan aku repotin untuk mengurus beberapa pekerjaan yang seharusnya aku selesaikan.” titah Saka, sambil menyendokkan nasi goreng ke mulutnya.
“Siap bos.” Jawab Alana singkat. Sambil meladeni anaknya yang minta makan biscuit bayi yang memang Alana sediakan kalau Genta ingin ngemil.
***
Sesampainya di lobby Kantor, Alana berusaha menempatkan diri dibelakang Saka. Untuk menjaga profesionalisme kerja, Alana tidak ingin terlalu mengumbar hubungan mereka
dihadapan semua pegawai. Karena kebanyakan dari mereka belum mengetahui status dari Alana yang sekarang sudah menjadi istri bos besar mereka. Yang mereka tahu adalah Yara, sebagai istri bosnya. Daripada dicap pelakor, mending dia pasang
tameng duluan.
“Sayang, kamu kok jalannya jauh jauhan sih… “ seru Saka sesampainya mereka didalam lift
khusus untuk pegawai eksekutif, yang berkantor di lantai 25, kantor khusus
pejabat berpangkat tinggi, dan bos besar tentunya. Tangannya sudah melingkar
posesif di pinggang Alana, mendekatkan tubuhnya sampai benar benar tidak berjarak.
“Bby, ini kan di kantor. Harus penuh totalitas dan profesionalitas dong !” jawab Alana,
sambil berusaha memisahkan diri dan membuat jarak antara Alana dan Saka.
“Haiz, baiklah baiklah. Kali ini aku bebaskan, tapi ada syaratnya…” ujar Saka sambil
mengerling manja, membuat Alana bergidik.
‘Kayaknya bakal ada permintaan yang aneh aneh nih.’ batin Alana sambil menepuk jidatnya perlahan sambil mengikuti suaminya yang sudah melangkah menuju kantornya.
Begitu Saka masuk, asisten dan kedua sekretarisnya langsung ikut masuk sesudah
mengucapkan salam yang hanya dibalas dengan anggukan dingin si Saka.
“Sudah kalian persiapkan semua yang kita butuhkan untuk meeting semua jajaran pagi
ini?” tanya Saka dengan nada dingin sambil matanya menatap asisten pribadinya yang setia itu.
“Sudah, tuan!” jawab Lio singkat.
“ Oke siapkan sekarang, karena saya akan berangkat ke Singapura nanti siang. Segala kepentingan kantor akan kalian bertiga atasi dan ada tambahan formasi, sehabis ini Alana, akan menjadi sekretaris merangkap asisten pribadi khusus saya! Kalian paham? Masukkan itu juga dalam agenda meeting. Untuk konfrensi pers saya mundurkan setelah saya pulang dari singapura. Heli untuk keberangkatan ke Singapura sudah disiapkan, Alex? “
“Beres bos!” jawab Alex.
“Langsung dimulai saja meeting untuk semua jajaran. Langsung di Aula 15 menit dari sekarang.“ tegas Saka dengan nada yang masih sama, datar dan dingin. Emang begitulah Saka dihadapan anak buahnya, tegas, dingin dan berwibawa.
“Baik bos.” Jawab ketiga orang itu yang kemudian langsung keluar dan meninggalkan bos dan istri barunya yang berstatus asisten pribadi yang paling pribadi. Alana menaruh
pantatnya di kursi sofa depan meja kebesaran big bos Saka. Sedangkan big bos
malah mengekori istrinya untuk duduk ditempat yang sama.
“Kamu kok gak duduk disana? Kan kamu harus urus kerjaanmu dulu?” tanya Alana dengan heran.
“10 menit lagi kan meeting bersama seluruh karyawan dan jajaran direksi, biaasanya berkas kan asisten dan sekretaris yang urus, mestinya kamu tuh yang cek berkas berkas
yang perlu aku tandatangani.” ujar Saka sambil mencolek hidung mancung sang
istri dengan nada suara yang berbeda dengan ketika dia berbicara dengan anak buahnya tadi.
“Maaf pak bos, kan belum tahu job descriptionnya. Nanti saya belajarnya sama siapa pak bos?“ tanya Alana balik.
“ Nanti aku yang bakal jelasin… sisanya mungkin si Lita sama Alex yang nambahin. Yang paling penting setiap pagi, aku disiapin secangkir kopi. Trus agenda yang sudah
dibuat oleh Lita dan Alex, kamu yang bacain. Berkas dan dokumen biar urusan Lita sama Alex, dan kalau mau minta tanda tangan aku harus melalui kamu. Project biasanya diurus oleh Lio tapi dokumen dan berkas serta perhitungannya biasanya aku sih yang cek, cuman kalau kamu gak keberatan untuk bantu, selama aku di Singapura kamu yang cek dan email aku yang penting aja. Kalau yang kamu bisa tangani, kamu aja yang urus dan kirim ke aku file matengnya.” Jawab Saka memberikan detil apa saja yang harus Alana kerjain.
Alana langsung bangkit dari kursinya, yang sontak membuat Saka jadi bingung.
“Kamu mau kemana, Yang?” tanya Saka keheranan.
“Mau langsung kerjalah. “ jawab Alana dengan enteng, sambil berlalu menuju pintu
keluar.
“Ya maksudnya kerja apaan? “tanya Saka lagi yang membuat Alana berhenti sejenak.
“Bikin kopi, Bby… eh Pak!” jawab Alana sambil masih berdiri di tempatnya tadi, dekat pintu
keluar ruangan CEO.
“Ngapain jauh jauh, kan pantry khusus CEO didalam, sebelah kamar istirahat aku.. tuh
disebelah kanan mejaku. “ kata Saka sambil menunjuk sebuah tempat, yang
kemudian Alana pun memindahkan arah langkah kakinya menuju tempat yang Saka
tunjuk.
“Bilang dong dari tadi kalau ada pantry disini.” Gerutu Alana perlahan, tapi rupanya
gerutuan Alana masih bisa di dengar oleh Saka.
“Lhah situ gak nanya!” jawab Saka sambil menahan senyum melihat tingkah istri nya itu.
“Wah, kamu juga punya tempat istirahat dengan ranjang besar dibelakang kursi kebesaranmu ya? Pemandangannya bagus, serasa tidur diatas awan ya.” kata Alana saat membuka ruang pribadi disamping pantry yang ditunjukkan oleh Saka tadi.
“Hei, itu ruang pribadi CEO loh, kok main dibuka aja sih.” seru Saka, sambil mengikuti
Alana yang sedang melongok dan mengagumi ruangan minimalis dibelakang area ruang kerja Saka, yang kalau tidak diperhatikan dengan baik seakan akan ruangan ini tidak ada, karena panel pintunya sejajar dengan list dinding pantry, tapi
kalau dilihat dari sudut pantry, ruangan istirahat itu baru terlihat dengan jelas.
“Kenapa gak boleh dibuka, pak? Emang ada yang rahasia ya?” tanya Alana dengan pandangan menyelidik pada suaminya yang terlihat mencurigakan.
“Iyalah, ada yang rahasia disini, nantinya tempat ini adalah tempat CEO bergumul mesra dengan asisten pribadinya, jadi seakan bercinta diatas awan.” kata Saka sambil
mendorong Alana masuk bersama dirinya didalam ruangan pribadi itu, dan buru
buru Saka menutup pintu ruangan itu dan menguncinya.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Zuliar
iiiih saka mau nyeruduk teruuuus...
2021-06-21
2
Ellya Ulfah
saka mau ke singapur sayangan dulu sama asissisten yg merangkap istri👍
2021-03-11
3
Timmy Time
aduhh sakaa
2020-12-21
0