“Bby, jangan buat aku berdosa dengan menolak memberikan hak kamu loh. Karena kamu sebagai imam sudah mengajarkan kepada ku untuk berbohong.” Alana menaikkan tone suaranya setengah oktaf. Saka menelan salivanya dengan kasar. Ia tidak bisa lagi menghindar, ia tahu ia bukan muslim yang soleh, bahkan sholatnya bolong
bolong, tapi untuk berbohong dia tidak pernah bisa lakukan. Apalagi berbohong dengan mantan sahabat yang mengenal dia, yang sekarang menjadi istri yang memberi kenikmatan di ranjang. Terserah kalau dia dikatakan budak cinta Alana, tapi ia mau mengawali segalanya dengan kejujuran.
“ Baby, Yara sakit parah.” Ujar Saka lirih., tapi kata katanya masih bisa didengar dengan baik oleh Alana.
“ Apa ini berkaitan dengan kemandulannya? “ tanya Alana menyelidik.
“ Ya, bisa dikatakan begitu. Kalau kau ingin kejelasannya, kamu mesti ketemu sendiri
dengan Yara, tapi tidak bisa sekarang.” Lanjut Saka lagi.
“ Kenapa? Aku bisa menjenguknya?” tanya Alana lagi, kali ini nadanya sendu, matanya sudah panas, dan hidungnya merah, ia tahu sebentar lagi ia akan menumpahkan air mata
yang berusaha keras ia tahan. Ia merasa Yara ada di dalam penderitaan yang besar. Penyakitnya, kerelaannya menyerahkan suami yang dicintainya, membuat Alana merasa dadanya sakit seperti teriris.
“Pengobatannya yang membuat dia tidak bisa bertemu dengan orang lain, selain dokter dan
perawat yang akan menjagainya 24 jam.” jelas Saka lagi, kali ini kesedihan tampak di wajah tampan Saka yang biasanya terukir senyum.
“Kamu tahu kan penyakitnya apa?” tanya Alana lagi.
“Belum secara detil, hanya gambaran kasarnya.” jawab Saka,
“ Come on, Bby! You are not telling the truth! “ sergah Alana sambil memutar bola matanya,
raut wajahnya kesal.
“Beneran, baby! Aku emang gak tahu secara detil. Keluarga paman Yara yang mengatur
segalanya. Aku baru tahu seminggu yang lalu. Awalnya Yara sering pingsan dan
mengeluh sakit pada seluruh tubuhnya, pada khususnya perutnya. Aku sudah
memaksanya untuk memeriksakan penyakitnya, tapi dia tidak pernah mau. Katanya penyakitnya itu sudah sering dia alami, dokter di Singapura lah yang sering memantau keadaannya. Bukan cuman kamu saja yang tidak boleh menengoknya, aku juga, karena menurut dokter, pengobatannya menggunakan radiasi yang bisa membunuh janin dan benihnya. Itulah sebabnya kamu dan aku tidak diijinkan Yara untuk menegoknya. Yara sangat ingin memiliki anak. Tapi ia mandul. Makanya untuk memenuhi keinginannya aku menikah lagi, tapi aku mengajukan syarat, istri baru ku harus yang memilik chemistry yang sama dengan ku, lalu Yara menyarankan
kamu, dia juga hanya percaya sama kamu.” jelas Saka, ia hanya tidak mau menceritakan secara detil penyakit yang Yara derita dan resiko yang harus diambil saat pengobatan. Tapi semuanya memang benar, Yara tidak mengijinkan Saka untuk menjenguknya, karena radiasi kemotheraphy itu akan berpengaruh pada organ organ tubuh orang yang menjenguknya.
“Cancer?” tebak Alana
Saka hanya diam membisu, kayaknya Alana terlalu cerdas, bahkan dia bisa menebak dengan tepat. Alana tidak usah menunggu jawaban Saka,Alana sudah tahu kalau ia menebak dengan tepat.
“Serviks?” lanjut Alana. Binggo! Wajah Saka pias seketika, Alana menebak terlalu tepat,
dan dari gambaran wajah suaminya, ia tahu bahwa tebakannya tepat.
“Kenapa aku gak boleh tahu? Yara takut aku kasihan padanya? Dan dia takut kalau aku memandang rendah dirinya karena penyakitnya?” tanya Alana lagi.
Lagi lagi Alana menebak dengan tepat. Saka harus mengakui kalau istrinya, Alana Mahen
memiliki kecerdasan diatas rata rata, kalau cuman menebak seperti ini, dia
dapat sangat mudah melakukannya. Saka hanya dapat menunda, tapi tidak pernah
bisa menyembunyikan kenyataan sesungguhnya. Bahkan perubahan ekspresi Saka dapat ia tebak, seperti paranormal saja.
“Stadium berapa, Bby? Kenapa kamu masih diam? Apa kamu minta supaya aku menebaknya lagi?” tanya Alana dengan nada sarkas. Saka harus menjawabnya kali ini, atau dia harus bersiap kalau Alana sampai marah,
karena nada nadanya Alana sudah tidak sabar melihat suaminya hanya terdiam.
“Aku tahu kalau mungkin kamu berjanji dengan Yara untuk tidak memberitahukan kepadaku. Janji emang sebuah amanat. Kalau aku bukan bagian dari konspirasi kalian, aku
tidak akan menuntut jawaban seperti ini, Ingat, Bby… selama ini aku tidak pernah kepo atau ikut campur dalam masalah rumah tangga kalian. Tapi saat ini aku sudah menjadi istrimu, aku ingin kita berbagi suka dan duka. Aku hanya ingin tahu kenapa ? Apakah karena ada kemungkinan terburuk?” tanya Alana dengan lembut.
Tiba tiba Saka menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Menyugar rambutnya dengan kasar dengan kedua belah tangannya.
“Baby, mungkin aku bukan suami yang baik untuk Yara, sehingga dia harus sakit seperti
ini, dan ditengah kesakitannya bahkan aku tidak bisa dekat dengan dia dan memberikan support padanya. Aku harus bagaimana, sayang?” Saka tidak menangis,
tapi gurat kesedihan yang mendalam itu tergambar jelas di wajahnya yang tampan.
Alana tahu bahwa ini saatnya dia memberi kekuatan kepada suaminya, karena ini
pasti tidak mudah bagi Saka, mungkin kemarin saat nikah dengan dia dan
menikmati malam pengantin, Saka hanya teralih sebentar saja, selanjutnya pasti
dia memikirkan Yara, karena Alana juga tahu kalau Saka mencintai Yara dengan
sungguh sungguh.
“Bby, penyakit yang Yara derita bukan kesalahanmu. Tapi saat dia berjuang melawan penyakitnya seharusnya kamu ada untuk dia. Tahu begini aku ga akan mau untuk
ada ditengah tengah kalian.” bisik Alana lirih.
“ Justru Yara tahu kalau kamu pasti akan menolak kalau kamu tahu kenyataan sebenarnya, makanya dia tidak mengijinkan kami untuk menceritakan segalanya kepadamu. Tapi dia salah perhitungan, dia berhadapan dengan Alana sang Paranormal, sehingga apapun yang Yara sembunyikan akan cepat terbongkar olehmu.” sahut Saka sambil mencubit hidung mancung Alana, yang membuat pemiliknya berteriak kesakitan.
“Seharusnya kamu ada untuk dia, seharusnya aku ada untuk dia. Aku sahabatnya, kamu
suaminya.” sergah Alana sambil mengusap hidungnya yang sakit.
“ Aku sudah menolaknya dalam kurun seminggu itu, sampai dia pingsan untuk yang ketiga kalinya membuat aku tidak kuasa dan tidak tega untuk menolaknya. Kamu tahu apa
yang dia inginkan? Ia ingin menimang bayi. “ ujar Saka lirih.
“Saka my hubby, bayi gak akan ada dalam waktu sekejap, Alana hanya pandai menebak, tapi Alana tidak bisa sulap, emang hari ini bikin anak, besok sudah keluar anaknya?” sahut Alana kesal. Ia bingung dengan pemikiran kedua orang yang katanya memiliki intelejensia tinggi, nyatanya tidak bisa berpikir se sederhana ini.
“Kalian kan bisa mengadopsi bayi, bukan dengan kamu menikah lagi.” lanjut Alana sewot.
“Aku sudah memberikan opsi itu Alana my wife, tapi dia juga tidak bisa mengurus bayi itu saat dia ada dalam pengobatan..Kamu tahu sendiri kalau radiasi tidak baik untuk
organ tubuh yang sehat. Dan dia mintanya kalau itu harus darah dagingku.”
Doenggg!! Alana bak ketimpa berkarung karung beras ukuran 50 kg.
“Emang kamu sudah pernah periksa dan kamu 100 persen sehat dan pembuahan? Karena ini juga factor penting dalam menghasilkan keturunan.”selidik Alana lagi. Saka hanya menghela nafas, dia mengangguk lemah.
“Kita sudah pernah memeriksakan hal ini, dan hasilnya benih aku 100 persen energik dan
bervitalitas tinggi.” sahut Saka dengan percaya diri.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Wahyu Kartikasari
mungkin kecebong nya saka ekornya 9 😂😂
2023-01-12
0
Lia Eka Pratama
bibitnya yg hibrida aj biat cepat
2021-06-10
1
Ana Asriana
bibit unggul dong thoor
2021-03-04
0