“Ehm kemarin Yara bilang kalau karena masalah kesehatan, dia ingin resign. Dan dia minta aku yang menggantikannya.” Sahut Alana ragu ragu.
Saka memandang Alana dengan sorot mata penuh kasih sayang.
“Dan kamu ingin menggantikan posisi Yara? “ tanya Saka dengan lembut, Alana hanya menggeleng pelan, sambil menghela nafas kasar.
“Justru aku tidak ingin merampas apa yang menjadi haknya, BBy! Aku sudah mengambil suaminya yang berharga, masa aku juga tega merampas jabatannya. Bisa dihujat oleh
netijen yang maha benar nanti. Aku masih ingin hidup tenang dengan Genta dan
anak anakku kelak.” sahut Alana dengan enteng.
“ Ciehh … udah mikir masa depan ya bu?” goda Saka sambil mengusap lembut puncak kepala Alana dengan tatapan sayang.
“ Aku sudah menikmati dihujat karena status jandaku, paling sebentar lagi aku juga dihujat
karena merebut kamu dari Yara dan mau jadi istri kedua. Apalagi kalau aku menggantikan posisi Yara sebagai wakil CEO, yang biasanya juga menerima bagian saham dari perusahaan. Kadang aku cuman mikirin anakku, kasihan dengan Genta.” sahut Alana lirih.
“Hei, aku ini suami kamu, siapa yang akan berani menghujat Alana Mahen istri Narendra Sakabumi Perdana? Gimana kamu sudah siap untuk menunjukkan status kamu?” tanya Saka.
“Sebenarnya pengakuan orang terhadap kita bukan masalah utama ku, bahkan nikah di gedung juga bukan prioritas ku. Aku hanya ingin sah dimata Negara dan agama, dan anak anakku memiliki status yang
jelas.” jelas Alana.
“Kalau surat dan masalah sah, kan kita udah punya surat dan udah sah,selepas acara ijab di rumah sakit itu, Lio langsung mengurus surat legal karena Yara memberikan ijin
untuk aku menikah lagi, trus apalagi yang harus aku lakukan agar kamu juga
diakui dimata orang orang? Aku juga gak mau kalau Genta gak ada status, hari
ini aku sudah suruh Lio untuk mengurus surat bahwa Genta adalah anakku yang sah
dimata hukum. ” lanjut Saka lagi.
“Ehm … okey..” jawab Alana singkat.
“Lalu?” tanya Saka lagi, sambil menaikkan sebelah alisnya, tanda ia menunggu jawaban
Alana yang masih menggantung.
“ Tentang kita? Aku hanya ingin keluarga dan mungkin relasi dan orang kantor ya? Gak usah pesta ya.. pengumuman saja sifatnya, semacam pernikahan tersembunyi gitulah,
karena aku gak mau bikin Yara sakit hati.” papar Alana.
“Kenapa? Kamu akan dirugikan kalau pernikahan itu tersembunyi.” tanya Saka, ia ingin tahu apa yang ada dipikiran istri barunya itu.
“Aku juga wanita, Bby! Apalagi dia sedang sakit masa kita malah pesta pesta. “ Alana… selalu memikirkan orang lain, walau kelihatannya galak, tapi dia berhati lembut dan selalu perhatian dengan orang
lain, batin Saka.
“Gak usah pesta, tapi kan mesti konfrensi pers, supaya orang juga tahu statusmu dong.”
lanjut Saka.
“Terserah kamu, tapi saran ku nanti saja, tunggu Yara agak baikkan, kesannya kok malah bersenang diatas penderitaan Yara. Pernikahan ini hanya tersembunyi sementara aja kok.” Jelas Alana lagi.
“Tapi paling tidak relasi dan kantor harus tahu dong. Kalau kamu status nikahnya sembunyi,
kalau aku mau minta jatah jadi sulit dong.” protes Saka lagi.
“Dasar cowok… yang diingat hanya kepentingan dibawah perutnya saja. Huh!!” kata Alana sambil mencebikkan bibirnya.
“Istriku… kamu menggemaskan..” seru Saka sambil mencubit pipi Alana, seperti saat dia
menggoda Genta, Saka juga melakukan hal yang sama.
“Apaan sih!! Sakit tau!! Kamu gak mau pulang? Mestinya kamu kan pulang ke rumah Yara, supaya adil.” kata Alana sambil tersenyum sendu, ada di bagian hatinya terdalam rasa tidak rela berpisah dengan Saka. Suami barunya. Karena ada hati wanita lain yang harus ia jaga perasaannya. Karena Saka harus adil terhadap dua istrinya.
“Mungkin aku tidak akan pulang ke rumah yang kutempati bersama Yara..” jelas Saka dengan nada yang mengambang. Dia tahu belum saatnya Alana tahu. Dan kalaupun Alana harus tahu, bukan dari mulutnya, tapi Alana harus tahu dari Yara sendiri.
“Kenapa?” tanya Alana dengan raut wajah heran.
“Karena mungkin Yara akan lama berada di rumah sakit, dia harus menginap disana untuk observasi lebih lanjut tentang penyakitnya.”
“Jadi nanti kita akan ke rumah sakit lagi?” tanya Alana lagi dengan pandangan menyelidik.
Demi apapun Saka tidak suka dengan kondisi ini, ia seperti seorang pembohong.
Dia bukan pembohong yang baik. Dan Saka tahu kalau Alana adalah wanita yang
cerdas, sangat cerdas dan peka, dia pasti merasakan kalau ada sesuatu.
“ Mungkin Yara akan kembali ke Singapura sementara waktu ini. Pengobatan di Singapura, jauh lebih baik dari pada disini. Mungkin penyakitnya akan ada kemajuan saat diobati disana. “ jelas Saka sambil menelan salivanya berulang ulang. Mata
Alana menyipit, dugaan Saka benar, Alana pasti curiga, inilah tidak enaknya
memiliki istri yang kecerdasannya diatas rata rata seperti Alana.
“Bby…ada yang kamu ingin akui?” selidik Alana dengan nada lembut. Saka sudah mulai
berkeringat. Pertahanannya bisa runtuh.
“Mengakui apa sih, sayang? Kamu ini aneh aneh saja.” sahut Saka dengan sedikit salah
tingkah.
“Sebenarnya Yara sakit apa?” tanya Alana lagi, dia sudah mulai menaikkan nada suaranya,
pertanda dia sudah mulai tidak sabar.
“Belum diketahui dengan jelas.” sahut Saka singkat, Saka masih menghindari kontak mata dengan Alana.
“Apa ada hubungannya dengan kemandulannya?” tanya Alana lagi, kali ini Alana berusaha menatap mata Saka, ia ingin mencari kejujuran suaminya disana.
“ Mungkin, aku bukan dokter sayangku Alana Mahen istri Narendra Sakabumi yang cantik dan bahenol. Jadi aku gak tau diagnosanya.” sahut Saka lagi.
“Kalau dia masih di Jakarta, kamu harus jenguk dia dong.!” paksa Alana lagi.
“Dia sudah berangkat ke Singapura siang ini. “ jelas Saka singkat, dengan mata sendu.
“ Kenapa kamu tidak mengantarnya? “ Benar kan? Alana terlalu pandai untuk bisa ditipu.
Logika yang ringan macam ini sangat mudah Alana tebak.
“Karena aku sibuk di kantor dan mengurus semua surat surat yang kita butuhkan, mungkin setelahnya aku akan menjenguknya.” jelas Saka
tanpa memandang tatapan Alana, Saka menyibukkan pandangannya kearah email
email yang sebenarnya tidak focus ia baca, ia hanya berusaha mengalihkan perhatian Alana. Tapi Alana bukan Yara, yang menerima apa adanya, dia sudah tahu kalau Saka menyimpan rahasia yang berkaitan dengan pernikahannya kemarin.
“Narendra Sakabumi Perdana, suamiku tersayang, pakah kamu masih mau milikmu bertemu dengan sarangnya? “ tanya Alana dengan nada yang sangat dingin, tiba tiba Saka berkeringat, padahal pendingin udara di penthouse ini sangat baik. Ancaman
kenikmatan yang akan diambil oleh Alana membuat Saka berkeringat
dingin. Gak tau kenapa sejak kemarin miliknya seperti hanya mau di tempat Alana disana, bahkan dengan memikirkannya saja membuat Saka bergairah lagi. Argghhh!
“Jelas masih mau dong. Bahkan ketika kamu mengingatkannya, aku tidak lagi focus untuk
menyelesaikan dokumen dokumen yang dikirim oleh sekretarisku. Aku hanya ingin agar milikku menikmati kenyamanan di sarangnya. Gimana? Apa kita mau melakukannya lagi sekarang?” tanya Saka dengan senyum smirknya, membuat Alana memutar bola matanya dengan kesal.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Hendra Yenni
Aku merasa kalau yara dgn saka sudah cerai. (Inikah rahasia besar itu)
2021-12-19
2
Nur Kholifah
penasaran dg penyakit yara
2021-02-15
2
Yuni Astuti
rasakno mass...
2020-12-02
2