Sebenernya Alana gak ambil pusing dengan apa yang terjadi dengan keluarga Saka, walau Saka
adalah temannya sedari kecil tapi dia tahu urusan rumah tangga adalah urusan yang sangat sensitive. Seandainya Saka tidak meminta sesuatu yang aneh sama dia, tentu Alana tidak pikiran seperti ini.
Saka hanya menghela nafasnya, terdiam, bingung mau jawab apa. Dia gak mau bohong dengan
Alana, tapi tidak bisa mengingkari janjinya dengan Yara.
“Tanyalah Yara, dia akan menjawab pertanyaanmu lebih baik lagi.” Jelas Saka singkat.
“Apalagi yang kalian sembunyikan? Kalian berdua benar benar gila. Kumohon… bukankah kamu
mencintai Yara? Jangan tempatkan aku ditempat yang sulit seperti ini. Aku ini seorang janda dengan tanggungan yang banyak. Plisssss jangan menzolimi aku seperti ini.” Sergah Alana dengan nada ketus.
“Aku bukannya mau menzolimi kamu. Bukannya ini sebuah permohonan kecil dari seorang
pria yang membutuhkan keturunan. Aku akan menafkahi Genta dan kamu, kamu gak perlu lagi menanggung apa apa. Bahkan aku bisa menafkahi papa dan mama,
menyembuhkan penyakit jantung papa. Bukankah ini sebuah win win solution buat kita bersama.” Jelas Saka dengan sabar, dia tahu ini sulit bagi Alana, tapi dia harus bisa menaklukan Alana demi keinginan istrinya, Yara.
“Tapi kita tidak saling cinta, Saka….” Sahut Alana dengan nada memancing. Alana tahu, dia dapat dengan mudah jatuh cinta dengan Saka, karena dia memang dulu pernah memiliki rasa itu dengan Saka, tapi itu dulu. Dia tak tahu dengan perasaan Saka. Tapi tatapan Saka saat ini tak dapat ia deskripsikan dengan kata kata. Alana mengubur rasa nya kepada Saka saat ia tahu Saka dekat dengan Yara ketika di Singapura, kemudian Alana mencoba menerima cinta Irvan Sanjaya, yang mengejar ngejar dirinya, menikah dengannya, dan
akhirnya hamil.
Tapi naasnya Irvan malah meninggalkannya, bahkan dia juga tidak tahu kemana Irvan pergi, karena hanya ada surat cerai yang terkirim dirumahnya, menandakan bahwa Irvan sudah memutuskan tali pernikahan dan silaturahim antar
mereka. Jangankan menafkahi, Irvan bahkan tidak pernah peduli dengan kabar buah hatinya, yaitu Genta Putra Alana.
Saka hanya diam, dia tidak bisa mengatakan apa apa kepada Alana tentang apa yang ia rasa. Tapi dia memperlihatkan rasa sayang kepada Alana, apalagi saat Alana ditinggalkan dan diceraikan dengan suaminya, Saka lah yang menemani Alana melewati masa masa sulitnya. Ketika Alana melahirkan Genta, Saka juga yang menemani Alana melahirkan. Saka tidak tahu, apakah definisi perhatian dan rasa sayangnya kepada Alana.
Dia merasa sakit hati saat Alana terluka dan merasa jatuh hati saat melihat Genta Putra Alana, anak dari Alana.
“La, aku tidak tahu bagaimana bisa meyakinkan kamu. Memang kuakui mungkin permintaanku
terlalu berlebihan, tapi Yara hanya percaya kepadamu. “ dengus Saka ringan.
Beban di hatinya begitu berat, dia merasa lebih mudah menjalankan perusahaan
perusahaannya ketimbang harus menghadapi masalah yang rumit seperti ini.
‘Ya Allah, kuatkan hamba ya rabb..’ batin Saka sambil menghela nafasnya berat. Sulit
banget meruntuhkan hati Alana, ini kalau gadis lain diajak nikah sama Saka
pasti langsung ‘yes’ , kenapa Alana sulit banget yaa? Apa dia gak suka sama aku? Pikir Saka lagi.
“Kenapa harus aku?” tanya Alana lagi, dia masih tidak percaya kalau Saka mengajaknya
menikah, dan menjadi istri kedua, karena keluarga Saka menginginkan keturunan dari Saka, yang pastinya tidak mungkin dipenuhi oleh Yara, karena dia mandul, sehingga Alana diminta menjadi rahim
pengganti.
“Karena Yara percaya sama kamu, dia hanya mau dimadu sama kamu.” Lanjut Saka lagi. Saka
merasa perjalanan dari rumah Alana sampai rumah sakit terasa panjang. Dia sebenernya tak sanggup membohongi Alana, dia ingin mengatakan yang sebenernya,
tapi Yara tidak ingin Alana mau karena kasihan kepadanya.
Arrrghh, kenapa jadi rumit seperti ini sih! , batin Saka lagi.
“Saka… aku tahu ada yang kamu simpan, kita bersahabat bukan hanya setahun dua tahun, kita berteman dari kecil, kamu tidak bisa membohongiku.” Kata Alana dengan lembut, dia tahu cara mengorek rahasia Saka, yaitu dengan kelembutan.
“Turunlah.. kita sudah sampai. Jawaban dari pertanyaanmu ada disana.” Katanya sambil
menunjuk kea rah rumah sakit.
“Baiklah…aku akan memberimu jawaban saat aku sudah tahu yang sebenarnya.” Jelas Alana
sambil turun dari mobil Saka. Alana merasa ada di persimpangan. Dia sebenarnya tidak ingin ikut campur dalam masalah Saka dan Yara. Kehidupannya saja sudah rumit.
Dia tidak ingin menambah kerumitan dengan kepo masalah rumah tangga orang lain, sekalipun itu sahabatnya sendiri. Tapi dia juga sadar kalau selama ini, yang membantu
kehidupannya, membantunya saat dia terpuruk dan menolongnya adalah Saka, sahabatnya itu.
Mereka masuk di sebuah ruangan VVIP, tempat dimana Yara dirawat.
“Yara, apakah kamu baik baik saja? Kenapa kamu pingsan?” tanya Alana dengan nada khawatir, saat melihat Yara duduk di ranjang rumah sakit itu, ditemani oleh ibu, dan ayah Saka.
“Aku tidak apa apa, Al…duduklah disini, aku tahu kamu pasti memiliki banyak pertanyaan untukku kan? Kemarilah… Bolehkah aku bicara berdua dengan Alana, Bu? Yah? Mas
Rendra?” tanya Yara kepada semua orang yang ada di kamar rawat inap itu.
Rendra adalah sebutan kesayangan Yara untuk Saka. Mereka yang baru mengenal Alanabtidak pernah memanggil Lala tapi Al atau Nana. Hanya Saka yang memanggil Alana
dengan sebutan Lala.
“Baiklah… kami tinggal dulu. Alana, kami keluar dulu. “ kata Langit Perdana, ayah Saka.
“Hmm..” Alana hanya bergunam dan mengangguk sopan. Dia sangat tidak mengerti dengan perubahan wajah ayah dan ibu Saka yang terlihat sangat sedih.
“Duduklah, Al” perintah Yara sambil tersenyum lembut. Wajahnya masih pucat dan terlihatblemas, Alana jadi tidak tega melihat pemandangan yang begitu memprihatinkan.
“Istirahatlah, Yara… aku akan balik besok, kamu masih terlihat begitu lemah. Mungkin karena kamu kurang beristirahat. Sebenarnya apa sih kerjaanmu? Ibu bos yang bisa
ongkang ongkang kaki dirumah. Jangan buat dirimu capek sendiri, Yara!.” Sergah Alana dengan nada yang keras. Ia tidak ingin Yara memaksakan diri untuk bicara
dengannya yang akan berakibat menurunnya kesehatan nya kelak.
“Tidak apa apa, Al… mungkin waktuku sangat singkat. Bagaimana dengan permintaan mas Rendra? Kamu akan mengabulkannya kan?” tanya Yara dengan nada lembut.
“Yara, tolong singkirkan pikiran gilamu. Aku tidak akan menikah dengan Saka atau yang kau
biasa sebut Rendra mu itu. Kami tidak saling cinta, Yar! Dan dia hanya
mencintaimu. Apa kamu mau melihat kemesraan kita didepan matamu? Bukankah itu
akan sangat menyakitkan untukmu?” sergah Alana dengan nada sinis. Inilah yang Yara suka dari sahabat suaminya itu, dia sangat blak blakan, tanpa tedeng aling aling, setia dan jujur. Itulah sebabnya Yara memilih Alana sebagai istri kedua Saka dan ,menjadi rahim pengganti sehingga Saka bisa memiliki keturunan melalui Alana. Yara rela dimadu oleh Saka karena dia sangat menyadari kekurangannya dan
penyakitnya yang dia sembunyikan dari Alana.
“Al, kamu kan sudah tahu kalau aku tidak bisa memberikan mas Rendra keturunan. Aku mohon,
biarlah dia memiliki keturunan dari rahimmu. Agar aku juga bisa membantu mas Rendra menimang anaknya. Dan lagi Genta tidak akan kekurangan kasih sayang dari ayahnya. Karena Saka bisa memberikan kasih sayang kepada Genta.” Bujuk Yara lagi.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
🇦 🇳 🇮 🇸 ᵏⁱᵗᵃ•ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
yara sakit kanker rahim kah?
2021-12-05
0
Pena Maezurrra
Alana sebenarnya mau. Tapi, masih gengsi mengakuinya
2021-10-30
2
Erma Wahyuni
alana aku padamu..walau alana punya perasaan sama saka..tapi alana menghargai perasaan yara
2021-10-26
0