Menjadi Istri Kedua Sahabatku
“Kamu gila, Saka!” seru Alana, penuh dengan kemarahan. Alana Mahen Sandoro berteriak begitu
keras mengutuki sahabat kecilnya yang mengajukan permintaan gila padanya. Taman cluster perumahan dimana Alana tinggal emang tampak sepi siang itu. Alana dan Saka emang sengaja ke taman itu, karena Saka ingin berbicara pribadi dengannya.
“Aku gak gila, La. Keluarga aku juga ingin memiliki keturunan. Apakah itu salah?” Bantah Saka dengan suara tertahan, jujur dia juga malu, karena Alana berseru begitu keras, Saka takut kalau ada orang lain yang mendengar perbincangan mereka.
“Tapi Genta bukan anak kamu, Saka! Itu kesalahannya!” seru Alana dengan nada sarkas.
“Dia butuh kasih sayang seorang ayah, La!” jawab Saka, masih menahan suaranya supaya tidak terlalu keras.
“Saka, aku gak butuh belas kasihanmu. Aku masih bisa menghidupi Genta, anakku. Tentunya tanpa campur tanganmu.” Ujar Alana sambil menurunkan intonasi suaranya. Ia tahu bahwa Saka sangat menyayangi anak semata wayangnya yang sudah kehilangan sosok ayah sejak dari lahir.
“Aku tahu bahwa kamu bisa mencukupi makan, tapi dengan gajimu sebagai pegawai kantoran
hanya cukup untuk itu. Kamu gak bisa nyekolahin dia sampai tinggi.” Bantah Saka lagi. Sebagai seorang pengusaha muda dan ahli waris perusahaan garmen yang ternama, belum lagi hotel, resort dan apartemen yang tidak terhitung banyaknya. Jelasnya Saka memiliki kekayaan yang bahkan bisa menghidupi satu kelurahan, tanpa harus mereka bekerja keras.
“Cukup Saka!“
“La… tolonglah. Ini demi Yara.” Potong Saka frustasi.
“Kamu akan lebih menyakitinya dengan permintaanmu itu.” Seru Alana tidak mau kalah.
“La… dia mandul!” bisik Saka lirih.
“Apa??” seru Alana.
Duarrr! Seakan ada listrik jutaan volt menyengat Alana. Dia tau kata kata itu sangat menyentuh hati kewanitaannya. Orang yang divonis seperti itu akan menderita kematian ditengah kehidupan.
Mungkin Alana menderita, ditinggalkan oleh suaminya yang pergi entah kemana, ditengah
tengah dirinya tengah mengandung buah hati mereka. Alana yang harus rela menjadi janda, diusianya yang masih terbilang muda dan harus membesarkan seorang anak laki laki seorang diri.
Dia harus bekerja mati matian demi menghidupi buah hatinya dan orang tuanya. Orang tuanya pun hanya bisa pasrah dengan kehidupan anaknya, karena papa nya sakit sakitan
dan mamanya yang menjaga papa dan buah hatinya.
“La… aku mohon kepadamu.” Ujar Saka lirih, dia tahu Alana sedang dalam konflik batin, terbukti Alana hanya diam saat Saka meraih tangannya dan memohon kepadanya.
“Sak… aku tidak bisa..” lanjut Alana sambil menangis, dia merasa tidak mungkin bisa memenuhi permintaan Saka.
“Lala, tolong aku. Aku juga membutuhkan keturunan. Kamu tahu kalau aku anak tunggal,
ibuku ingin aku bisa memiliki keturunan.” Mohon Saka dengan sorot mata yang menyedihkan, masih memegang tangan Alana yang sekarang dia genggam dengan erat.
Alana tersenyum getir, hanya Sakalah yang sering memanggilnya dengan panggilan ‘Lala’
… karena dulu Alana kecil belum bisa menyebutkan namanya dengan bener. Sehingga Alana hanya menyebut dirinya Lala, apabila ada yang menanyakan namanya.
Saka, Narendra Sakabumi, adalah sahabatnya sejak kecil. Mereka berdua bermain dan bertumbuh
bersama. Bersekolah di sekolah yang sama, walau tidak berakhir di kampus yang sama, karena Saka melanjutkan kuliahnya keluar negri, sedangkan Alana harus puas dengan beasiswanya di universitas negri ternama, karena tak punya biaya
yang cukup untuk bersekolah tinggi.
“Saka… aku..” kata kata Alana tidak lagi bisa ia lanjutkan karena ponsel Saka bergetar keras.
Drrrrt drrrt drrtrt.
“Maaf, aku akan angkat telpon dulu. Ini dari ibu.” Kata Saka meminta maaf, karena harus memotong pembicaraan serius yang sedang mereka lakukan.
“Halo… ada apa, bu? Apa? Baiklah, Saka akan langsung kesana.” Lanjut Saka dengan raut wajah cemas.
“Ada apa,Sak?” tanya Alana yang seakan mendapat firasat buruk dari telepon yang barusan Saka terima.
“ Yara masuk rumah sakit. Dia pingsan tadi dirumah. Sekarang ibu sudah membawa Yara ke rumah
sakit.” Jelas Saka dengan wajah khawatir. Saka tahu apa yang terjadi dengan Yara, panggilan mesra Saka kepada Ivara Kusuma, istrinya. Oleh karena itu dia memohon kepada Alana, sebuah permintaan yang dianggap gila oleh sahabat kecilnya itu. Alana hanya menghela nafasnya kasar.
“Belum saja dia tahu akan permintaanmu padaku dia sudah pingsan, apalagi dia tahu kalau
suaminya memohon sesuatu yang bakal menyakiti hati istrinya, Yara akan semakin kecewa. “ kata Alana dengan senyum meremehkan, nada bicaranya sedikit ketus.
“Dia yang meminta itu. Jadi kamu tidak usah khawatir. Ikutlah aku ke rumah sakit. Kamu akan tahu.”
Lanjut Saka dengan suara lirih.
“Genta dirumah hanya bersama mama, Sak! Aku khawatir…”
“Aku juga memikirkan Genta, aku juga khawatir kepadanya, maka ijinkanlah aku menjadi daddynya. " kata Saka dengan nada sedikit memaksa.
“ Kamu gila, Sak! Aku belum menyetujui permohonan gila mu!” Sahut Alana kesal.
“ Maaf, aku mengerti kekhawatiranmu, aku akan menyuruh, Lio, untuk menemani Genta dirumah bersama mama dan papa. “ kata Saka sambil mengacak rambutnya kebelakang, tanda ia sedang cemas.
“Baiklah… aku akan ikut untuk menjenguk Yara. “ ujar Alana sambil mengikuti Saka ke mobilnya yang diparkir tidak jauh dari situ.
***
Narendra Sakabumi Perdana, sahabat kecilnya adalah laki laki yang sangat tampan, pewaris
tunggal perusahaan garmen ternama, yang juga memiliki beberapa usaha hotel dan
resort di luar negri, banyak wanita yang tergila gila padanya.
Kenapa harus aku? Orang biasa, dengan wajah yang biasa biasa saja, batin Alana tidak percaya diri.
Berbeda dengan Ivara, memang Yara anak yatim piatu, dia dibesarkan oleh keluarga pamannya yang merupakan pengusaha hotel di Singapura. Kecantikkan Yara sungguh luar biasa. Dia sangat sempurna, kebaikkan hati dan wajahnya yang cantik merupakan kesempurnaan
yang Tuhan sudah berikan untuk hidupnya. Banyak pria yang tergila gila padanya. Dan Saka adalah salah satu pria yang beruntung. Apalagi Saka adalah laki laki yang sangat tampan. Mereka bertemu saat peresmian resort keluarga Saka di Singapura.
Saka sangat beruntung, karena diantara semua pria yang memujanya, Yara hanya memilih Saka. Saka adalah laki laki pertama yang menjadi kekasih dan akhirnya menjadi suami Yara.
Akan tetapi benar kata orang, kesempurnaan hanya milik Allah semata, karena ternyata ditengah kesempurnaan paras dan hatinya, Yara memiliki kekurangan. Yara divonis mandul. Dia tidak bisa memiliki anak dari rahimnya sendiri.
Alana menghela nafasnya lagi. Keheningan mewarnai perjalanan Saka dan Alana ke rumah
sakit. Saka pun hanya bisa mencuri curi pandang melirik sahabatnya yang bermuram durja. Entah apa yang sedang Alana pikirkan.
“Kamu sudah makan siang, La?” tanya Saka berbasa basi, memecah keheningan di dalam mobil.
“Belum!” Jawab Alana singkat.
“Bisa gak kamu focus aja nyetirnya,gak usah banyak nanya nanya yang gak penting, supaya kita bisa cepet sampai rumah sakit. Masa kamu gak khawatir dengan pingsannya Yara?” lanjut Alana sedikit kesal.
Jujur Alana masih shock, dengan permohonan Saka dan masuknya Yara ke rumah sakit. Dia
dilemma, galau, apapun itu namanya, yang pasti dia bingung.
“Dia sudah sering begini, La!” ucap Saka lirih, dia tahu apa yang terjadi tapi dia menghargai permintaan istrinya untuk tidak menceritakan tentang penyakitnya.
“Jadi kamu sudah tahu penyakitnya?” tanya Alana lagi. Wajahnya memandangi ekspresi Saka yang terlihat gugup, entah apa yang dia sembunyikan. Sebenernya Alana gak ambil pusing dengan apa yang terjadi dengan keluarga Saka, walau Saka adalah temannya
sedari kecil tapi dia tahu urusan rumah tangga adalah urusan yang sangat sensitive.
Seandainya Saka tidak meminta sesuatu yang aneh sama dia, tentu Alana tidak pikiran seperti ini.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Siti Sri Wahyuni
mampir di karyamu lagi thor 😊
2022-07-19
0
Joel
ada yang bisa kasih pencerahan kah apa bedanya dengan novel terjebak cinta alana?
2022-02-04
1
Bunda
nyimak
2022-01-21
1