“ Kenapa sih kamu… kayaknya kalau berbau roman romanan kamu kayak menghindar. Trauma?” tanya
Saka menyelidik, dia kenal baik dengan Irvan, mantan suami Alana, yang awalnya
terlihat mesra dan romantis, tapi tiba tiba tidak ada hujan dan angin langsung
meninggalkan Alana yang tengah hamil muda dan mengirimkan surat cerai tanpa ada
pemberitahuan apa apa. Begitupula dengan keluarga Irvan yang hanya diam dan
menutupi semua jejak anaknya, serta tidak memperdulikan Alana yang sedang
mengandung keturunan mereka.
“Mungkin juga… dan kamu mesti janji sama aku ya,
Bby! Apa yang dimulut harus yang sama dengan yang dihati, kalau gak lebih baik
gausah diucapkan. Karena itu sama dengan boong, dan boong itu dosa lo, Bby!”
“Sayangggg… suamimu ini bukan Genta Putra Alana yang masih balita, yang mesti
diajarin mana yang benar dan mana yang salah… Yakinlah suamimu yang tampan dan
menarik ini akan menjaga kalian dan anak anak kita kelak, dalam suka dan duka,
dan apa yang menjadi keluhan dan masalah, kita akan menyelesaikannya bersama,
begitu my beautifull lady?”
“ Sejak kapan kamu bisa ngegombal? Cih! Gombalanmu sungguh menjijikkan, sungguh bukan
seperti kamu yang biasa, bby.” Kata Alana sambil mengerutkan keningnya.
“Sejak kamu jadi istriku lah. Kalau bukan istri, ngapain dirayu?” tanya Saka sambil tersenyum.
“Aku masih heran, bby. Kenapa kamu mau sama aku, aku gak secantik , gak sekaya, gak semuda
istrimu … kenapa kamu gak cari yang lebih muda, lebih cantik, lebih kaya ?”
tanya Alana lagi, dia tahu Saka tampan, kaya, pasti banyak yang mau kan?
“Tadi kan sudah dibilang kan sayang, aku gak nyari yang kaya karena aku sudah kaya.”
Jawab Saka dengan nada sombong.
“Astafirullah, Bby! Sombong amat!” canda Alana sambil mencubit lengan Saka.
“Kamu cantik kok, tapi mungkin kamu gak percaya diri saja. Dan kamu juga pilihan Yara buat
aku.” Jelas Saka dengan nada sendu.
“Jangan marah ya, Bby. Aku cuman mau nanya mengapa kamu tidak mengambil pilihan memakai
cara medis bayi tabung untuk mendapatkan keturunan? Malah Yara menyuruhmu menikah lagi.” tanya Alana lagi.
Saka terdiam sesaat, dia bingung mau jawab apa dengan Alana.
“Ada hal yang kamu belum ketahui, aku rasa Yara belum siap untuk memberitahukannya. Tapi kamu pasti akan tahu juga pada akhirnya. Tunggu saja saat itu tiba, sayang. Tadi kamu banyak nanya, sekarang giliranku
nanya, apakah kamu tidak menyukaiku, sehingga kamu begitu berat untuk menerimaku sebagai suami?” tanya Saka balik dengan nada yang serius.
“ Aku bukan berat menerimamu, Bby. Aku hanya merasa gak pantas saja, maaf.” Jawab Alana sambil menundukkan kepalanya.
“ Apaan sih, Sayang. Kenapa kamu bisa punya pikiran kayak gitu, kamu itu luar biasa, kamu
bisa mengatasi masalah kamu, bertahan hidup, berjuang sebagai orang tua tunggal. Kamu keren, Sayang! “
Jelas Saka dengan nada memuja, sambil mengelus pipi lembut Alana.
“ Aku menyukaimu dari dulu, cuman karena kamu hanya menganggapku sahabat, ya aku
harus sadar diri dan mengubur perasaanku.” Jawab Alana sambil memainkan jari
jari tangannya karena dia gugup, saat mengakui perasaannya. Suasana di mobil selama perjalanan itu menjadi hening, Saka juga tidak pernah mengangka kalau Alana menyukainya dari dulu, dia
berpikir bahwa Alana hanya menganggapnya tidak lebih dari seorang sahabat baik.
Alana hanya termenung sambil memandang keluar jendela mobil.
‘Bodoh sekali aku mengatakannya …. Aku jadi malu.’ batin Alana.
“Kamu tidak usah malu, aku juga menyukaimu dari dulu, kalau tidak aku gak mungkin
bersahabat denganmu sampai sekarang, bahkan aku tambah menghormatimu saat kamu
memilih melahirkan Genta, sekalipun kamu tahu itu akan menjadi pilihan yang
berat buat kamu yang baru saja ditinggalkan oleh suamimu.” Jelas Saka sambil
mengembangkan senyumnya yang khas, dia tampak semakin tampan dan menarik. Saka menyimpan sesuatu dalam hatinya, ia tidak mau mengungkapkannya sekarang, ia takut membuat Alana menjadi kecewa.
“Bby, karena kita sudah menikah, aku mohon, apapun yang akan kamu lakukan, tolong
komunikasikan dengan aku ya. Aku gak mau kalau tiba tiba terima talak atau
terima surat perceraian seperti dahulu. Karena bagiku komunikasi itu penting.
Kalaupun kamu tidak menyukaiku, tegurlah aku, insyaallah aku akan menerima
dengan ikhlas.” Lanjut Alana dengan nada sendu, tak terasa ada dua aliran air
bening yang meluncur di pipi Alana, sejujurnya kejadian perceraiannya masih
membekaskan luka yang tertoreh dalam, yang membuat dia trauma, karena dia tidak
mengerti mengapa suaminya memilih pergi meninggalkan istri yang sedang hamil
muda dan menceraikannya begitu saja tanpa kata.
Tiba tiba ada genggaman tangan besar yang menggenggam erat tangan mungil Alana, seakan
memberi kekuatan dan kemudian tangan besar itulah yang mengusap lembut pipi
Alana yang basah dengan air mata.
“Aku gak bisa menjanjikan kalau langit akan selalu terang, aku juga gak bisa janjiin
kamu kalau gak akan ada badai dalam kehidupan rumah tangga kita kelak. Tapi aku
janji, kita akan melaluinya bersama sama. Dan menyelesaikannya bersama sama.
Aku akan selalu jujur dan membicarakan semua keluh kesah ku kepadamu,
harapanku, kamu juga akan melakukan hal yang sama. Begitu? Aku juga sudah
mengatakan begitu kan sama kamu, sayangg.” tanya Saka dengan lembut, sambil
menarik tangan Alana dan mengecupnya dengan lembut, sembari masih memusatkan
perhatiannya pada mobil yang dikendarainya dengan perlahan menuju penthouse
miliknya.
****
Cekrek.. tit
Saka mempersilahkan Alana masuk kedalam kamar Penthouse miliknya dan Alana kembali
tercengang dengan dekorasi dalam kamar tersebut, yang ditata bak kamar
pengantin baru, penuh dengan taburan bunga mawar merah di ranjangnya, lilin
aromatherapy yang menyeruakkan keharuman romantic dan kamar itu terhubung
dengan private swimming pool yang berhadapan dengan area tempat tidur mereka.
Bahkan pantry dan minibar di dekat swimming pool yang sudah terisi dengan
berbagai macam buah buahan yang segar, dan makanan khas hotel berbintang 5.
Alana mengagumi dekorasi dan pemandangan yang terpapar begitu indah di hadapannya.
“Siapa yang menyediakan kamar yang seperti ini buat malam pertama kita, Bby?” tanya Alana
dengan pandangan yang tidak bosan bosannya menyelidik setiap sudut kamar penthouse itu.
“Ini emang kamar yang biasa keluarga Perdana pakai kalau kita ada di kota ini. Seluruh
lantai ini emang dikhususkan untuk keluarga, tapi ini merupakan kamar utama,
dan sengaja didesign untuk kita.” Jawab Saka dengan santai.
“ Kapan mendesignnya? Ini indah banget!” seru Alana masih berlarian kesana kemari,
bahkan saat ini dia ada di pantry menikmati makanan dan kudapan yang disediakan disana.
“Kalau makanannya sih baru diisi oleh pegawai dibawah, kalau dekornya mungkin sudah
disiapkan sejak pagi tadi.” Sahut Saka sambil memandang Alana bahagia yang bak
anak kecil yang disediakan mainan yang ia sukai.
“Tadi pagi? Aku bahkan belum setuju dengan pernikahan ini, Bby? Bagaimana mereka bisa
tahu?” tanya Alana sambil membulatkan kedua matanya, heran dengan kinerja Saka
yang seakan menjebaknya disebuah pernikahan yang hanya dia yang baru tahu hari
ini, sedangkan orang orang terdekatnya bahkan sudah tahu lebih dulu.
“Anggap saja, kita sehati… aku tahu kalau kamu gak bisa menolak pesona seorang Narendra
Sakabumi.” Jawab Saka sambil menyentil kening Alana dengan sayang.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Soraya 99
jujur si gelii q bacax kalo Alana pas langsung bilang by gitu g ada jaim"x banget ini menurutq Lo ya EA Qt kan punya pemikiran laen beda orang ok 🙏🙏🙏🙏 tapi q suka kok
2021-12-25
0
Hendra Yenni
Ada rahasia besar.. Dan Akan terbongkar setelah Saka Dan Alana Saling jatuh Cinta
2021-12-19
0
Zuliar
aku berharap thor...buatkan jgn mdh alana utk menyerahkan dirinya pd saka...mengingat kasian yara yg saat ini sdg terbaring di rs ...sementara mereka enak enakan...mmg mrk sdh saaaah ..tapi gak tegaan walaupun atas izin yara sbg isteri pertama
2021-06-21
0