“Gimana kamu suka gak sama rumahnya?” tanya Saka saat Alana sudah sampai ke rumah baru yang
dibeli Saka khusus untuk Alana dan Genta.
“Hmm, kalau masalah selera aku gak pernah protes sih, Bby. Kamu itu bener bener satu selera
sama aku. Aku pasti suka dengan apa yang kamu pilih.” Kata Alana sambil
memandang rumah impian yang saat ini sudah jadi kenyataan.
“Aku senang kalau kamu suka, dibelakang masih ada taman dan kolam renang, karena aku ingin Genta
punya tempat main yang luas.” Kata Saka lagi.
“Aku tahu kamu pasti sediain yang terbaik buat kita. Makasih, Bby!” Kata Alana sambil
mengecup pipi Saka.
“Masa cuman begitu terimakasihnya?” kata Saka dengan nada datar.
“Lha .. ini kan masih diluar rumah, Bby!” sahut Alana dengan raut wajah kesal.
“Kita nanti
di kamar utama, sedangkan Genta kamarnya dibawah, bersama mbak Hartin…”
“Genta kayaknya terlalu lelah ini sayang, dia sudah tertidur.” Kata Alana sambil
menggendong Genta yang sudah tidur dengan lelap.
“Biar sajalah kalau dia sudah tidur. Biar mbak Hartin yang gendong Genta ke kamarnya, mbak Hartin sudah diantar sama pengawal, soalnya si Lio gak bisa, banyak kerjaan
kantor yang belum selesai. “ kata Saka setelah masuk ke dalam ruang tamunya.
Mereka disambut oleh para ART yang mengambil barang barang yang dibeli mereka
dan mbak Hartin juga langsung membawa Genta menuju kamar yang disediakan khusus
untuk Genta. Dan sementara waktu ini Genta tidur sekamar dengan mbak Hartin.
“Kamunya kebanyakan libur sih. Kasihan pegawai dan asistenmu dong, bosnya sukanya cumanbmain perintah saja.” sindir Alana sambil menatap tajam suaminya yang masih berjalan lambat lambat menuju kamar utama.
Begitu masuk ke dalam kamar, Saka langsung memeluk Alana dan mencium tengkuk Alana dengannposesif.
“Apaan si, Bby? Belum bebersih kok malah udah diserang aja ..” ujar Alana sambil manyun, melihat sikap Saka.
“Besok kamu jangan lupa menyerahkan surat pengunduran diri ke kantor lama, kutunggu jadi kamu bisa langsung bantuin aku kerja besok.” kata Saka seperti diktator,
nadanya gak terbantahkan seperti biasa, dan Alana sebagai seorang istri hanya bisa mengikuti kemauannya, seperti nasihat mamanya tadi sore.
“Iya, suratnya kan udah kamu bikinkan tadi pagi, aku tinggal menyerahkan saja besok
dan langsung kerja di tempatmu. Bantuin kamu kan? Supaya kamu gak kerepotan dan
gak kelelahan. Begitukan tuan Saka?” tanya Alana dengan nada manja, membuat Saka menjadi seperti digoda.
“Sayang… kamu jangan coba coba menggoda aku ya.” Kata Saka sambil melingkarkan tangannya di perut ramping Alana dan menarik Alana kembali ke pelukkannya.
“Gak godain kamu ya… kamunya itu lo yang super sensitip. Dan tuan Saka yang terhormat, aku punya 1 syarat yang harus kamu penuhin.” kata Alana sambil menaikkan
telunjuknya ke wajah Saka.
“Syarat apa? Aku gak mau ya kalau kamu ngasi syarat syarat yang aneh aneh.” Kata Saka yang terbersit perasaan yang gak enak, dengan syarat yang akan diajukan kepada dirinya.
“Bukan syarat yang aneh aneh, Bby…” kilah Alana dengan memasang puppy eyesnya, membuat Saka tak berkutik.
“Oke coba kamu katakan, syarat apa yang ingin? Dan sebelum kamu bilang macam macam, besok aku mau manggil semua orang yang ada di kantor, aku pingin menjelaskan status kamu, supaya tidak ada fitnah, dan akan ada konfrensi pers untuk menjelaskan statusmu. “ kata Saka membentengi, untuk hal yang satu ini dia tidak maubkompromi karena dia tidak mau Alana difitnah, sehingga mempengaruhi Genta.
“Tapi, Bby..” potong Alana.
“Gak ada penolakan untuk masalah ini, ini masalah harga diri kamu dan Genta, aku mau
melindungi kamu dan anakku, karena aku menikahi kamu bukan hanya untuk nafsu
dan keturunan, aku juga mau menaikkan derajat kamu. “ tegas Saka. Alana pun
menyadari kalau apa yang diucapkan Saka ada benarnya, jadi Alana pun mengangguk
pasrah.
“Oke sekarang bahas tentang syarat yang kamu mau… apa itu?” tanya Saka dengan
tatapan tajam ke Alana yang mulai salah tingkah.
“Bby, mukanya jangan serem kayak gitu bisa ga? Aku cuman mau kita professional saat
kerja, jadi bisa pisahkan antara kerja dan pribadi, jadi saat kerja gak akan
ada wik wik wik … gitu aja sih Bby!” kata Alana lirih sambil memainkan kedua
telunjuknya dan memutar mutarnya, tanda dia sedikit gugup saat itu. Sontak Saka tertawa terbahak, dia tidak berhenti tertawa sambil memegang perutnya Saka duduk di pinggir ranjangnya yang berukuran king size.
“Kenapa sih, Bby ? Kok malah ketawa?” tanya Alana dengan nada tidak senang.
“ Ha ha ha ha… habisnya kamu lucu sih sayang. Kalau lagi kerja ya harus professional, emang kamu pikir aku anak kecil yang gak bisa bedain itu.” Kata Saka masih menyisakan tawa disela sela ucapannya.
“ Maksudnya adalah gak ada mesum di jam kerja!” jelas Alana dengan bibir manyun.
“Jadi kalau diluar jam kerja boleh? Gitu? “ tanya Saka balik.
“Ya kalau sudah diluar jam kerja ya bolehlah.” kata Alana tanpa memikirkan bahwa Saka
adalah rubah, maksudnya diluar jam kerja adalah saat istirahat juga dianggapnya
diluar jam kerja. Jadi Alana sedikit banyak juga terjebak dalam permainan kata kata suaminya.
“ Oke deal kalo gitu!” jawab Saka dengan nada yakin.
“Ya, deal juga!!” sahut Alana dengan yakin juga, senyum smirk Saka semakin lebar.
“Jangan ingkar loh ya!” kata Saka sambil menjentikkan tangannya di dahi Alana, dengan sayang.
“ Gak ada kata ingkar di kamusnya Alana.” Jawab Alana dengan pasti dan dengan jumawa.
“Oke, kalau gitu jatah wik wik wik malam ini kuambil ya.” kata Saka sambil membuka baju
Alana.
“Eh eh eh … loh kok gitu! “ sergah Alana sambil masih menepis tangan Saka yang berusaha melepas kain terakhir di tubuh Alana, sehingga Alana hanya mengenakan pakaian dalam saja.
“Tadi bilangnya gimana?” tanya Saka.
“Bilang yang mana?” tanya Alana balik dengan wajah heran.
“Katanya di luar jam kerja bolehkan?” tanya Saka.
“Ya emang kalau di luar jam kerja boleh!” jawab Alana lagi, masih dengan wajahnya yang gak ngerti dengan ucapan suaminya.
“Sekarang ini emangnya dalam jam kerja?” tanya Saka lagi dengan senyum yang semakin lebar.
“ Ya enggak, ini kan jam mau tidur.” jawab Alana lagi.
“Ya berarti boleh wik wik wik dong yaaaa…” jelas Saka dengan senyum yang tidak pernah
hilang dari wajahnya karena melihat istrinya yang kena jebakan betmen. Sedangkan Alana hanya bisa cemberut karena ia sudah terjebak.
Katanya kecerdasan diatas rata rata, tapi masih kena jebakan suaminya yang jauh lebih
cerdas, batin Saka dengan senyum kemenangan yang tersungging di bibirnya.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Becky D'lafonte
astaga saka mesumny@ kelewatan
2021-05-02
0
Timmy Time
hahahahab kna jbakan
2020-12-21
0
💕💕spta💕💕
hhhh Alana terjebak kata² nya Saka
2020-12-08
1