Sesampainya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Tadinya mamanya.berkeras supaya Alana menginap di rumah orang tuanya, tapi Alana menolak dengan alasan karena besok dia harus bekerja, dan memang lebih dekat ke kantor kalau dari rumah yang ia tempati bersama Saka. Padahal itu adalah alasannya saja, sebenarnya karena di rumah ini, ia bisa mencium bau maskulin Saka yang tertinggal di kasur dirumah ini, sprei mereka bekas percintaan panasnya tadi sore dan baju bekas Saka. Rasanya hari ini Alana merasa konyol, karena merindukan Saka secara berlebihan. Bahkan mencium bau Saka lewat baju yang tadi pagi dipakai Saka membuat pikirannya tenang.
Makanya Alana berkeras untuk balik kerumah itu bersama Genta, walaupun pada akhirnya
mamanya tetap tidak mengijinkan Genta dibawa karena Genta sudah tertidur karena lelah
diajak bermain oleh Alana sepulangnya dari warung rujak langganannya.
Baru saja Alana selesai berberes dan me rilekskan otot ototnya dengan berendam dan
memanjakan tubuhnya dengan aromatheraphy yang menenangkan. Keluar dari kamar
mandi, Alana hanya menggunakan kimono tipis tanpa dalaman, dan tidak berdandan,
toh tidak ada suami disampingnya.
Baru saja Alana menaruh pantatnya di kasur besar tempat ia dan Saka tidur, tiba tiba
ponselnya berbunyi, ternyata itu adalah panggilan video dari Saka, bergegas
Alana menggeser tombol hijau di ponselnya untuk menerima panggilan video dari
suaminya itu, langsung aja wajah tampan Saka terlihat di layar ponselnya.
“Halo sayang, kamu habis mandi? “ tanya Saka mengernyitkan dahinya melihat Alana yang rambutnya masih setengah basah dan hanya mengenakan kimono tipis.
“Hmm iya, Bby! Niatnya td mau mampir ke mama dan jemput Genta, eh ga taunya Genta ga.boleh dibawa kesini karena udah tertidur setelah main sampe maghrib tadi sama aku.” Jawab Alana sambil memainkan jarinya.
“Kasian anaknya Daddy… tadi nanyain daddynya ga?” tanya Saka sambil memandang ke arah daerah favoritnya yang memang saat itu terlihat sangat jelas di layar
ponselnya, apalagi Alana hanya menggunakan kimono tipis, sehingga bagian itu nampak lebih padat. Membuat Saka menelan salivanya kasar.
“Nanyain bentar, tapi trus karena main sama mommynya terus jadi dia minta langsung
tidur, jadi ga rewel nanyain kamu.” Jawab Alana sambil memainkan tali kimononya
tanpa rasa bersalah karena belahan dadanya lagi lagi terlihat jelas dan
menggoda dari layar ponsel Saka.
“Hmm mommynya nanyain daddy ga?” tanya Saka tak melepaskan pandangannya dari bagian yang.menonjol yang mulai sedikit tersingkap, karena Alana mengambil posisi menunduk.
“Enaknya gimana?” tanya Alana balik sambil menggigit bibir bawahnya, dengan pandangan.menggoda, Alana tahu kalau pandangan mata Saka hanya seputar dada nya yang menyembul, tapi dia hanya membiarkan Saka memandang dengan penuh nafsu.
“Lalaaaa sayangggg, kamu menggodaku, aarggghhh!” seru Saka dengan frustasi sambil menyugar dan mengacak acak rambutnya, karena Junio sudah mulai meronta minta dibebaskan.
“Bby, dasar mesum! Siapa yang menggodamu, gimana kabar Yara?” tanya Alana mengalihkan perhatian Saka yang hanya memikirkan bagian bawah tubuhnya saja.
“Kondisinya masih drop, sempat sadar tadi pas aku datang, sempet nanyain kamu dan Genta, dokter tidak menganjurkan untuk melanjutkan kemo, hanya mengkonsumsi obat obat dulu sementara, sampai dia dalam kondisi yang lebih siap.” Jelas Saka, tiba tiba ada gurat kesedihan yang terpancar jelas saat berbicara tentang Yara..Alana jadi merasa bersalah, karena Saka beberapa hari ini bahagia saat bersamanya, seakan dia berbahagia diatas penderitaan Yara.
“Bby, kamu jagain Yara dulu, biar aku coba mengurus semua kerjaanmu disini. Kamu jangan khawatir.” Lanjut Alana dengan nada sendu, ia tidak boleh membebani Saka dengan pikiran pikiran yang akan buat Saka semakin stress. Dan Yara mungkin bisa bahagia saat Saka ada di sampingnya, mungkin akan mempercepat kesembuhannya.
“Yara tidak ingin aku menemaninya. Dia nanyain kamu sudah isi atau belum.” Lanjut Saka dengan desahan dan helaan nafas yang berat.
“Lhah, kenapa dia gak mau kamu temani?” tanya Alana dengan wajah heran.
“Dia pengin cepat bisa menimang bayi, makanya dia gak mau aku temani, katanya supaya benihku tidak tersia siakan, huffftt! Dokter pernah bilang kalau saat aku
menemanii dia, maka kemungkinan aku untuk memiliki keturunan jadi berkurang,
karena radiasi dari kemo yang sangat kuat.” Wajah Saka semakin frustasi saat
mengatakan hal ini, tapi bersama Alana seakan Saka bisa menjadi dirinya sendiri
dan menceritakan apa saja yang mengganjal dihatinya. Begitupula dengan Alana,
dia tidak bisa menyimpan rahasia dihadapan Saka, kenyamanan saat berbincang dan
bertukar pikiran dengan Saka menjadi factor utama.
“Tapi kan kamu posisinya saat ini juga gak sedang menabur benih, Bby! For God sake, Bby! Semakin Yara pikiran, maka tubuhnya akan digerogoti oleh penyakitnya. Pikiran bahagia dan bebas yang akan buat dia cepat sembuh.” Sergah Alana dengan suara tertahan, karena dia ingat bahwa ini sudah malam, sekalipun kamarnya kedap
suara dan ia sendirian, tapi dia juga gak nyaman untuk berteriak teriak saat hari sudah malam.
“Ya aku juga berpikiran yang sama, oleh karena itu aku mengambil keputusan untuk berbohong.dengan dia, aku bilang kamu sudah hamil. Maafkan aku sayang!” Saka hanya bisa menundukkan kepalanya.
“Dan Yara percaya?” tanya Alana sambil memutar bola matanya dengan raut wajah kesal setengah mati saat Saka menganggukkan kepalanya dengan lemah, Saka tahu Alana marah karena Saka membohongi Yara, bagi Alana dengan alasan apapun kebohongan adalah kebohongan.
“Maafkan aku sayang, ketika aku ngomong gitu Yara seneng banget, bahkan nanya apakah aku sudah memeriksakan kandunganmu.” Lanjut Saka dengan wajah sedih.
“Maksudmu supaya Yara bahagia, agar mempercepat proses kesembuhannya?” tanya Alana dengan sarkas, dan kembali memutarkan bola matanya saat melihat Saka mengangguk lagi.
“Bby, kamu kan tahu, bikin anak itu bukan seperti bikin bakwan sayur, hari ini diadon
sejam lagi bisa digoreng dan jadi! Kalau aku ternyata belum hamil apa Yara gak
tambah kecewa?” sergah Alana dengan suara tertahan, dia kecewa mengapa Saka
tidak memikirkan hal ini. Alana takut kalau Yara semakin kecewa kalau tahu
dirinya belum hamil, lagian ini masih jalan seminggu Saka menikah dengan Alana, masa ya secepat itu?
“Iya sayang, aku tadi gak mikir sepanjang itu. Saat Yara drop, aku hanya kepikir perkataan
kalau kamu hamil barangkali akan buat dia semangat, karena dia pingin banget
gendong bayi. Ternyata bener, saat aku ngomong kamu harus segera sehat kalau
mau gendong bayi, dia langsung sadar, dan semangat.” Jelas Saka dengan nada
sendu, Alana tahu Saka sedih, tapi Alana juga tidak mau membohongi Yara.
“Tapi kalau ternyata aku belum hamil gimana, Bby? Aku juga gak mau membohongi Yara, Bby!” potong Alana lagi, Saka kembali bermuram durja.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Gek Ayu Bunda Riand
kan memang di ruangan kemo,, selain pasien tdk boleh masuk,, sekedar menemani dan menguatkan setelah kemo gak gak masalah
2022-11-21
0
Eka Supriyani
ksih ank kembar biar 1,1 nimang nya
2021-10-15
0
ashely nurwati
ngadon bakwan😀🤪
2021-05-20
0