Menunggu Cinta Sang Mafia

Menunggu Cinta Sang Mafia

Part 1

Setiap wanita pasti menginginkan sebuah pernikahan yang bahagia dengan berlandaskan cinta. Namun yang Anna dapatkan hanya sebuah kebencian dari Zion.

Zion Shalimar, laki-laki yang sudah Anna cintai dari kecil. Laki-laki yang selalu menganggap dirinya salah dalam melakukan apapun. Laki-laki yang tak pernah menganggapnya ada di dunia.

Anna dan Zion menikah karena sebuah perjodohan. Orang tua Anna dan Zion adalah sahabat meskipun status sosial mereka berbeda.

Pernikahan itu sudah terjalin hampir dua tahun lamanya, tapi Anna tak pernah dianggap oleh Zion. Bahkan melakukan hubungan suami istri pun belum pernah sama sekali. Hingga Anna pun merencanakan satu hal gila.

"Anna!! Apa yang kamu lakukan padaku!?" marah Zion ketika merasakan hawa panas dari dalam tubuhnya.

"Maafkan aku, izinkan aku untuk memiliki tubuhmu malam ini. Aku janji, setelah ini akan menghilang darimu. Aku bahkan sudah menyiapkan surat cerai yang sudah aku tandatangani."

"Arghh! Jangan kurang ajar Anna!" pekik Zion ketika Anna mulai menjadi liar di atas ranjang.

Sejujurnya Anna pun takut pada Zion, tapi sebelum dia benar-benar menghilang, setidaknya dia ingin sekali saja menikmati malam indah bersama Zion dan membiarkan Zion jadi yang pertama dalam segala hal di hidupnya.

Anna mulai mencium bibir Zion. Lalu membuka seluruh pakaiannya dan pakaian Zion. Kalau tanpa obat perangsang, mana mungkin Zion mau menjamah tubuhnya.

Setelah pelepasan terjadi, Zion tampak langsung tertidur. Berbeda dengan Anna yang malah menangis di pinggiran ranjang.

"Aku bahkan harus jadi wanita murahan dulu untuk bisa mendapatkan tubuhmu, Zion. Kenapa kamu tidak bisa mencintaiku? Kenapa? Huhu. Aku tahu, tahu betul kamu memang telah mencintai wanita lain sebelum kita menikah. Katanya seiring berjalannya waktu dan seringnya bersama, cinta akan tumbuh dengan sendirinya, tapi ternyata itu tak berlaku pada hubungan kita."

Anna bangkit dari ranjang untuk mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai sambil menahan rasa sakit di area intinya. Selesai mengenakan pakaian, Anna mengambil koper yang memang sudah dia persiapkan sebelumnya serta meletakkan surat cerai di atas meja.

"Aku pergi, Zion. Terima kasih untuk malam ini."

*

*

Sinar mentari yang masuk lewat celah-celah ventilasi kamar membuat Zion terbangun dari malam panjangnya. Kepalanya tampak sedikit pusing. Zion menyandarkan tubuhnya di ujung ranjang sambil memahami situasi apa yang sudah terjadi tadi malam.

Zion melihat pakaiannya yang berserakan di lantai. Seketika, dia tersadar dan bangkit dari ranjangnya. Satu hal yang membuatnya terkejut adalah, ada noda darah di sprei nya. Zion benar-benar tak menyangka bahwa Anna benar-benar masih virgin. Namun, meski begitu, tak langsung membuat Zion tak membenci Anna.

Zion memakai pakaiannya dan memanggil-manggil nama Anna di setiap sudut rumah. Dia ingin melampiaskan kemarahannya pada wanita itu. Sayangnya, Zion tak mendapatkan jawaban. Ketika dia membuka lemari baju Anna, disana sudah kosong. Ditambah ada surat cerai di atas meja yang telah Anna tandatangani.

Untuk sesaat, Zion benar-benar dibuat tercengang. Zion pikir, ucapan Anna semalam hanya sebuah kebohongan belaka. Karena selama ini, Anna selalu terima-terima saja perlakuan yang dia berikan.

"Rupanya kamu benar-benar pergi ya? Lihat saja Anna! Aku tidak akan tinggal diam. Kamu sudah sangat kurang ajar padaku!"

*

*

Sembilan tahun kemudian, di negara Itali, disanalah Anna memilih untuk menetap setelah pergi dari kehidupan Zion. Dia tak menyangka, kejadian di malam itu, menghadirkan dua anak kembar laki-laki ke dalam hidupnya. Padahal dia hanya melakukannya sekali.

Kalau ditanya, apa Anna sudah melupakan Zion atau belum, jawabannya adalah belum. Dirinya boleh saja pergi dari hidup Zion, tapi rasa cintanya tak bisa. Karena dia sudah mencintai Zion terlalu dalam. Bodoh memang.

"Anna, kamu dipanggil sama Prof Jack untuk ke ruangannya. Anak-anak kamu sedang berulah disana."

"Oh, ya ampun! Kalau begitu aku kesana dulu ya."

Prang! Prang!

Suara pecahan kaca terdengar begitu jelas di telinga Anna ketika dia sudah berada dekat dengan ruangan Prof Jack.

"Ya ampun, apa yang dilakukan anak-anakku!"

Anna segera berlari untuk memasuki ruangan. Dia bahkan langsung masuk saja tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu.

"Grandpa jahat! Kenapa membuat Mommy selalu sibuk disini sepanjang hari!? Kami ingin punya waktu sama Mommy!"

"Al, El, hentikan! Jangan buat kekacauan lagi!" ucap Anna dengan sedikit berteriak.

"Mommy!" ucap keduanya yang langsung menghampiri Anna dan memeluk wanita itu.

"Haah!"

Helaan napas panjang terlihat dari Prof Jack. Laki-laki sepertinya tengah marah dan kesal saat ini.

"Anna, anak-anak mu, sudah membuat aku pusing. Dia sudah membuat kekacauan di ruangan ku dan di dalam komputer pribadiku. Aku tidak bisa mengaksesnya sama sekali," ucap Prof Jack mengeluhkan kelakuan si kembar.

"Al, El, coba cerita ke Mommy, bisa?" pinta Anna dengan lembut.

Kedua putra kembarnya itu melepas pelukannya dari Anna. Bukannya menjawab, mereka malah bersidekap dada.

"Semuanya salah Grandpa pokoknya! Kalau Grandpa tidak sekejam ini ke Mommy, kita berdua pun nggak akan berbuat kekacauan, betulkan Elgan?"

Elgan mengangguk setuju.

"Ini bukan salah Grandpa. Ini memang pekerjaan Mommy. Minta maaf dulu sama Grandpa."

"Nggak mau!" jawab keduanya kompak.

Anna tampak menghela napasnya kasar. Dia pun meminta maaf atas kesalahan kedua putranya ke Prof Jack.

"Maafkan kekacauan yang sudah dibuat oleh anak-anakku Prof. Aku akan membereskan semua kekacauan ini."

"Kalau untuk kekacauan pecahan kaca yang dipecahkan oleh Algaf, aku bisa membersihkannya, tapi tidak dengan apa yang sudah diperbuat oleh Elgan. Komputerku tak bisa aku operasikan sama sekali, entah apa yang sudah dia lakukan."

"El? Mau lihat Mommy marah?"

Ditanya seperti itu membuat Elgan cemberut dan berjalan ke tempat komputer milik Prof Jack. Anak laki-laki itu tampak sedang berkutat disana.

"Sudah selesai, sudah bisa Grandpa gunakan lagi," ucap Elgan dengan mudahnya.

Ya, Elgan memang memiliki kecerdasan yang luar biasa di bidang IT. Berbeda dengan Algaf yang mahir dalam bidang olahraga terutama beladiri.

"Maafkan kami Grandpa, kami memang sengaja berbuat kekacauan. Tapi kalau Mommy tidak sering berkerja sampai malam, kami akan jadi anak baik."

Sekesal-kesalnya Prof Jack ke si kembar, dia tak akan bisa lama. Dia pun sebetulnya mengerti kalau si kembar menginginkan Anna untuk lebih sering di rumah bersama mereka.

"Lain kali, jangan diulang lagi. Grandpa akan usahakan Mommy kalian tidak akan bekerja lembur lagi."

"Thank you Grandpa. We love you."

Hanya dengan ungkapan rasa sayang itu, Prof Jack bisa langsung mereda marahnya.

"Anna, kamu boleh pulang sekarang. Biar yang lain saja yang melanjutkan pekerjaan kamu. Untuk kekacauan ini, aku akan meminta petugas kebersihan untuk membersihkannya."

Anna mengangguk sambil menggandeng kedua putra kembarnya yang nakal. Sungguh dia tak menyangka ternyata kedua anak kembarnya menuruni semua sikap dari Zion. Tak ada satu pun yang menurun darinya.

Mengingat tentang Zion, bagaimana kabar laki-laki itu? Anna sungguh penasaran.

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

yoongi wife💜

yoongi wife💜

aku suka yg latarnya LN dripda yg DN

2024-01-15

0

Lathifa Dwy Maulida

Lathifa Dwy Maulida

aku mampir Thor 👍

2023-12-30

0

Asmanita Jamal

Asmanita Jamal

Lanjut thor

2023-12-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!