Part 7

Sepulang mengantar Rachel kembali rumahnya, wajah Anna tampak terlihat murung. Hal itu pun terlihat sangat jelas di mata si kembar yang sedang asik duduk di sofa sambil memainkan rubiknya.

"Are you okay Mom?" tanya Algaf.

"I'm okay," jawab Anna yang langsung berjalan ke dapur melewati si kembar.

"El, sepertinya terjadi sesuatu di rumah Rachel. Mommy tadi pergi dengan wajah yang ceria, tapi pulang-pulang malah nggak ada ceria-cerianya sama sekali. Kayanya kita harus mulai menyelidiki Daddy lebih lanjut."

"Setuju, gimana kalau besok kita main lagi aja kesana?" saran Elgan yang langsung disetujui oleh Algaf.

"Kita nggak perlu lagi bohongi Tante Vita, kan? Kan sekarang sudah saling kenal," tanya Elgan lagi.

Algaf mengangguk lagi.

*

*

"Mommy mau berangkat kerja dulu ya, jangan nakal di rumah. Kalau emang mau main sama Rachel jangan buat dia menangis, dia itu anak perempuan. Perempuan itu harus dijaga bukan disakiti. Paham, kan?"

"Iya, paham Mommy, sampai di luar kepala malahan."

"Beneran nggak mau ikut nganter Mommy lagi ke perusahaan?"

Keduanya kompak menggeleng.

"Hug Mommy dulu," pinta Anna sambil merentangkan kedua tangannya. Si kembar pun langsung memeluk dan Anna mengusap kepala kedua anak kembarnya.

Anna hanya berdoa di dalam hatinya, ketika si kembar akan bermain ke rumah Rachel, Zion tak ada di rumah. Bukannya jahat karena tak mau Zion tahu, tapi dia hanya belum siap menerima bagaimana reaksi Zion dan si kembar nantinya. Apalagi selama ini, Anna tak pernah menceritakan apapun tentang Zion ke si kembar. Sebatas nama pun tak pernah sama sekali. Jahat memang, tapi selama ini juga si kembar tak pernah tanya.

Anna melepaskan pelukannya.

"Dah, Mommy berangkat dulu."

"Iya Mommy, hati-hati di jalan."

Setelah mobil yang ditumpangi Anna sudah tak terlihat lagi, si kembar menutup pintu rumah dan langsung berjalan menuju ke rumah Rachel. Kali ini mereka tak akan mengendap-endap seperti kemarin lagi.

Ketika masuk ke halaman rumah, si kembar melihat Rachel yang sedang memetik bunga. Si kembar menghampiri Rachel. Rachel pun tersenyum karena kini dia memiliki teman untuk bermain.

"Kamu suka bunga?" tanya Algaf dengan bahasa isyaratnya.

Rachel mengangguk.

"Yang mana yang paling kamu suka?"

Rachel menjawab dengan menunjuk salah satu bunga. Pilihannya jatuh ke bunga kertas.

Si kembar mengangguk mengerti. Tiba-tiba Zion muncul untuk mengajak Rachel sarapan bersama. Apa yang diharapkan oleh Anna agar Zion tak ada di rumah, rupanya tak terkabulkan.

Zion berkenalan dengan si kembar karena kemarin belum sempat. Dia pun mengajak si kembar untuk ikut masuk ke dalam rumah.

"Ayo ikut masuk," ajak Zion ke si kembar. Walaupun dia membenci Anna, tapi dia sama sekali tak membenci anak-anak Anna. Apalagi anak-anak Anna berhasil membuat putrinya tersenyum.

Desha begitu terkejut ketika melihat Zion membawa dua anak kembar yang terlihat asing di matanya masuk ke dalam rumah. Ingin bertanya, tapi dia urungkan saja, biar ditanya selesai sarapan saja.

"Kami sudah makan di rumah sebenarnya Om, tapi untuk menghormati ajakan Om, kami akan mencicipi sedikit."

Zion tersenyum mendengar itu.

Pandangan Algaf sedari tadi tak bisa beralih dari Desha. Apa mungkin, mommy mereka berpisah karena wanita itu? Algaf hanya bisa menduga-duga saja.

Selesai sarapan, Zion langsung pergi juga dari rumah. Tentu saja itu satu hal baik untuk mereka. Mereka akan mulai menggeledah rumah Zion untuk mencari sesuatu.

"Kalian siapa?" tanya Desha dengan memperlihatkan wajah sinisnya.

"Tante sendiri siapa? Apa Tante mamanya Rachel?"

Tentu saja Desha mengangguk untuk menjawab pertanyaan itu. Walaupun sebenarnya bukan.

Algaf masih terus memperhatikan wajah Desha yang tak ada mirip-miripnya dengan Rachel. Apalagi ketika melihat wajah judes wanita itu, membuat Algaf jadi tidak terlalu suka.

"Kalau kami bilang, kami adalah anak-anak Om Zion, apa Tante percaya?"

Bukan hanya Desha saja yang terkejut tapi Elgan juga. Hal seperti ini tak ada di dalam rencana. Kalau tiba-tiba wanita dewasa ini memberitahu Zion akan bahaya nantinya. Rencana mereka bisa gagal.

Elgan menyikut lengan Algaf untuk kembali ke rencana.

"Mana mungkin, kalian jangan ngaku-ngaku."

"Mommy kami bernama Anna," ucap Algaf lagi yang membuat Desha membulatkan matanya.

Apa? Tidak mungkin! Tidak mungkin Zion memiliki anak dengan Anna. Zion sangat membenci Anna, tapi kalau dilihat-lihat lagi, wajah mereka memang ada mirip-miripnya sedikit dengan Zion ataupun Anna. Ah! Sial! Aku tak akan membiarkan mereka sering bertemu!

"Dengar ya, kalian jangan pernah katakan kalau kalian adalah anak Zion di depan Zion."

Mendengar jawaban wanita dewasa ini yang melarang keduanya untuk mengaku, Elgan pun mengerti kenapa Algaf terang-terangan mengaku, rupanya wanita dewasa ini takut akan suatu hal.

Algaf tak menanggapi ucapan wanita dewasa itu, dia malah berjalan menghampiri Rachel yang sedang bermain sendirian di ruang tamu.

"Katanya mamanya Rachel, tapi kok nggak ada mirip-miripnya? Sikap Daddy Zion juga nggak ada lembut-lembunya ke Tante."

Setelah mengatakan itu, Elgan pun ikut menyusul Algaf. Perkataan si kembar itu sungguh membuat Desha ketar-ketir. Kalau si kembar sampai benar-benar mengatakan siapa mereka sebenarnya, Zion tak akan pernah lagi melirik ke arahnya. Pastinya Zion akan lebih memperhatikan mereka.

"Arghh! Sial!"

*

*

"Tuan, siapa dua anak kembar tadi?" tanya Daren yang penasaran.

"Anak-anaknya Anna," jawab Zion.

"Kok mirip dengan Anda?"

Satu pertanyaan itu membuat Zion terpaku. Mirip? Seketika Zion teringat kalau si kembar pernah bilang wajahnya mirip dengan ayah mereka. Namun kalau diingat-ingat lagi, rasanya tidak mungkin Anna bersama Zico. Dia tahu dengan sangat pasti, Anna menyukai dirinya. Mana mungkin dia tidur dengan Zico. Apalagi sepertinya si kembar hampir seumuran dengan Rachel.

Lagi-lagi Zion terpaku, pikirannya tertuju pada suatu kejadian.

Apa mungkin mereka memang anak-anakku? Tapi kan kejadian itu hanya sekali.

Zion pun berencana untuk menanyakan itu langsung suatu hari ke Anna setelah dia menyelesaikan tugasnya.

*

*

"Rachel, wanita tadi benar mama kamu?" tanya Elgan ke Rachel.

Rachel mengangguk.

Elgan dan Algaf jadi terheran-heran sendiri. sikapnya saja ke Rachel tidak memperlihatkan rasa sayang sedikit pun, tidak seperti perlakuan Anna pada mereka.

"Aneh sekali!" gumam Elgan.

Rachel sedang berusaha memainkan rubiknya tadi tak kunjung berhasil juga, Elgan pun mengajarkan triknya supaya bisa berkumpul sesuai warnanya. Tanpa sengaja, Elgan menyentuh punggung Rachel. Rachel langsung meringis kesakitan.

"Kamu tidak apa-apa? Maaf, apa tadi tanganku terlalu keras menyentuh punggungmu?"

Rachel menggeleng dengan cepat sambil menahan rasa sakit itu. Dia tak mungkin bercerita ke si kembar. Dia takut Desha akan semakin jahat padanya. Apalagi kini dia melihat Desha yang memperhatikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh.

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Asmanita Jamal

Asmanita Jamal

Desha siapa ya apa istri nya Dion

2023-12-19

0

Rospita Handayani

Rospita Handayani

lanjuuuut

2023-10-26

0

Ari Ari

Ari Ari

seruuuu lanjut lagi ya thor.

2023-10-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!