Di rumah, Anna menyiapkan makan malam untuk kedua putra kembarnya. Keduanya tampak sangat lahap makannya. Anna yang melihat itu pun jadi ikutan senang.
"Enak?" tanya Anna ke si kembar.
Si kembar Al dan El pun mengangguk sebagai tanda jawabannya.
"Habiskan makanannya, setelah itu kita bicara."
"Oke Mommy."
Beberapa menit kemudian, mereka sudah berpindah ke ruang tamu. Mereka tinggal disebuah apartemen minimalis.
"Dengarkan ucapan Mommy, lain kali jangan buat kekacauan lagi. Kasian Grandpa Jack kalau kalian sering berbuat ulah."
Si kembar pun hanya memanyunkan bibirnya. Lalu Elgan mulai menyuarakan isi hatinya.
"Iya Mommy, lagipula kita kan tadi sudah minta maaf. Grandpa pun sudah memaafkan kita. Jadi, tidak usah dibahas lagi Mommy. Lagian, apa tidak bisa Mommy jangan kerja aja? Aku dan Algaf bisa kok cari uang. Mommy kan tahu sendiri seberapa jeniusnya aku dan seberapa kuatnya Algaf."
Spontan Anna langsung menggeleng. Mana tega dirinya membiarkan anak yang baru berusia 8 tahun untuk bekerja. Meskipun tahu kemampuan anak-anaknya setara dengan orang dewasa, tapi tetap saja umur mereka masih sangat muda.
"No, tugas kalian itu cuma belajar dan belajar."
"Mommy nggak asik!" ucap Elgan sambil bersidekap dada.
"Iya, di sekolah kami bosan Mom. Semua pelajarannya sudah kami kuasai. Jadi untuk apa belajar?" Kali ini Algaf yang bicara.
Anna menggelengkan kepala. Dia hanya ingin anak-anaknya itu menjadi anak normal seusianya yang main bersama teman seusia mereka. Bukan malah main komputer dan alat beladiri lainnya.
"Ingat ya kalian berdua, di sekolah jangan terlalu menunjukkan kalau kalian berdua itu jenius. Mommy nggak ingin kalian jadi sorotan."
"Iya tau Mom, Mommy udah bilang itu ratusan kali. Telinga aku bisa b*deg, kalau tiap hari diingatkannya itu-itu terus," jawab Algaf.
*
*
Di lab tempat kerja Anna sebagai cosmetic chemist, sedang sibuk-sibuknya meracik produk skincare merk terbaru. Makanya Anna sering lembur dan meninggalkan anaknya sendirian di dalam rumah. Sebetulnya ada satu pelayan yang ditugaskan untuk menjaga si kembar hanya saja cuma sampe sore. Setelah itu, pelayan itu akan pulang ke rumahnya.
Di tengah kesibukannya itu, Anna dipanggil oleh Prof Jack ke ruangannya. Anna selalu was-was jika dipanggil ke ruangan Prof Jack, karena sebagian besar pasti adalah ulah kedua putra kembar nakalnya. Namun, ketika Anna sudah berada di ruangan, dia bisa bernapas lega.
"Ada apa ya Prof?" tanya Anna.
"Begini Anna, aku ingin kamu terbang ke Jakarta untuk menggantikan tugasku."
Baru mendengar nama kota itu disebut saja, tangan Anna sudah mulai berkeringat dingin. Sudah lama sekali Anna meninggalkan kota kelahirannya dan juga kenangan masa lalunya. Tapi, anehnya yang paling dia ingat adalah tentang Zion. Seolah-olah waktu itu tak bisa membuatnya lupa akan sosok laki-laki itu.
"Sepertinya aku belum bisa Prof," tolak Anna.
"Ayolah Anna, memangnya kamu tidak rindu dengan kota kelahiranmu? Memangnya kamu tidak ingin lihat bagaimana pusara kedua orang tuamu disana? Kamu sudah lama sekali tinggal disini. Lagipula, anak-anak kamu juga harus tahu dari mana mereka berasal."
Untuk sejenak Anna terdiam. Benar, dia sudah lama sekali tak mengunjungi makam ayahnya yang meninggal setelah satu tahun dia menikah dengan Zion dulu, begitu juga dengan makam ibunya.
"Untuk masalah penginapan, transportasi, makan dan lain-lainnya sudah disediakan dari pihak sana. Kamu hanya harus bekerja dengan baik menggantikan ku. Aku percaya kamu bisa Anna."
Terdengar helaan napas berat dari Anna.
"Baiklah aku setuju Prof. Lantas kapan aku akan kesana?"
"Masih ada waktu satu pekan untuk kamu menghabiskan waktu disini. Jadi nikmatilah dulu."
Anna mengangguk lalu pergi dari ruangan Prof Jack.
"Aku harap dengan kembalinya kamu ke tempat asalmu, kamu akan menemukan kebahagiaan Anna. Kamu sudah aku anggap sebagai putriku sendiri, begitu juga dengan si kembar yang sudah seperti cucu-cucuku. Aku ingin mereka tahu siapa ayah mereka. Hanya ini yang bisa aku berikan."
*
*
Tak terasa satu pekan terlewati dengan begitu cepat, kini mereka sudah ada di bandara diantar oleh Prof Jack.
"Jangan nakal disana, jangan bikin Mommy kalian repot."
"Iya tenang aja Grandpa, kami akan patuh dan jadi anak baik disana. Tapi kami sedih Grandpa, soalnya nggak ada lagi ruangan yang bisa kami acak-acak lagi."
"Haishh! Kalian ini!" decak Prof Jack dengan menggelengkan kepalanya. Tapi jujur saja, pasti momen itu juga akan dirindukan oleh laki-laki paruh baya itu.
"Kami pergi dulu Grandpa, see you next time."
Prof Jack hanya mengangguk sambil melihat kepergian Anna dan si kembar.
Sembari menunggu waktu keberangkatan, si kembar terus bertanya banyak hal tentang kota kelahiran Anna.
"Mommy, mommy, katanya disana tempat kelahiran Mommy ya? Aku jadi penasaran seperti apa keluarga Mommy disana."
Anna pun tersenyum kecut. Lalu menjelaskan ke si kembar bahwa dirinya hanya sebatang kara, karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Masih ada beberapa saudara pun, pastinya tak pernah menganggap Anna sebagai keluarga. Apalagi setelah Anna bercerai dengan Zion, semakin tak dianggap keluarga oleh saudaranya.
"Nanti Mommy kenalkan ke kakek dan nenek kalian," ucap Anna ke si kembar. Dia tak mau membuat kedua anak laki-lakinya bersedih ketika tahu tak ada tempat yang bisa dituju disana. Kalau bukan karena tugas dari Prof Jack, Anna mungkin tak akan berniat kembali.
*
*
Di dalam kamarnya, Zion tersenyum miring ketika mengetahui ada sebuah penerbangan atas nama Anna Alarich. Sembilan tahun telah berlalu, tapi rasa bencinya ke Anna masih terus menggebu-gebu. Apalagi jika mengingat Anna yang dengan berani-berani membuat dirinya seakan dilec*hkan. Padahal dirinya adalah laki-laki yang begitu ditakuti banyak orang apalagi oleh kalangan penjahat.
"Lihat saja Anna, aku pasti akan menemukanmu! Aku akan menghancurkan hidupmu!"
Zion tak tahu kalau Anna memiliki anak biologis darinya setelah kejadian di malam itu.
*
*
Anna dan si kembar sudah tiba di bandara Soekarno-Hatta. Dia celingak-celinguk untuk mencari orang yang menjemputnya yang sekaligus akan jadi asisten pribadinya selama dia berada di Jakarta.
"Mommy, kita akan berdiam disini terus? Aku haus Mom, mau minum," ucap Elgan yang membuat Anna pun merasa tak tega.
"Baiklah, ayo kita minum sebentar sambil menunggu jemputan."
Anna dan si kembar pun pergi sambil membawa koper masing-masing.
Penampilan Anna yang berkacamata, dan sudah banyak berubah tubuhnya, serta gaya pakaiannya yang sudah berbeda, membuat Zion kesulitan menemukan Anna di bandara. Namun tanpa Zion sadari, rupanya Anna bisa mengenali Zion meskipun cuma dari kejauhan.
Deg!
Kenapa dari banyaknya tempat di bumi ini, aku harus melihatnya disini? Ya Tuhan, tolong jangan pertemukan aku dulu dengannya. Aku belum siap.
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Asmanita Jamal
Jujur aku pernah baca cerita seperti tapi judul nya aku lupa ,Semangat thor kalau difizzo aku beri bintang 5.kalau di noveltoon di beri apa ya thor
2023-12-19
0
Ernadina 86
bencinya karena apa sih awalnya Zion ini aneh banget..kalo cm nyuri benih muna dan ngada2 banget
2023-10-24
3