Part 15

Anna tak mengangguk tapi dia langsung memeluk Rachel dengan sayang tanpa menekan tubuh Rachel.

"Boleh, tentu saja boleh."

Pelukan itu berlangsung agak lama sampai akhirnya terlepas juga. Anna menghapus air mata Rachel begitu juga dengan Rachel yang menghapus air mata Anna. Entah kenapa meskipun Rachel bukan anaknya, dia merasa bisa langsung menyayangi Rachel.

"Kita potong kuenya, terus kita makan bareng di ruang tamu."

Rachel mengangguk.

Tak lama kemudian, bel rumah berbunyi, Anna pun membuka pintu rumah karena Vita memang sedang tak ada di rumah. Ketika pintu terbuka, terlihatlah Zion yang berdiri dengan tegak.

"Sudah aku bilang Zion, nanti aku akan hubungi, jika aku sudah cerita ke si kembar. Kamu lupa atau bagaimana?"

"Aku tahu dan ingat, aku kesini untuk menjemput putriku."

"Cih! Putri katamu?" Anna berdecak dengan senyum miringnya.

"Iya, Rachel ada disini kan? Kata pelayan di rumahku, Rachel pergi keluar dengan si kembar. Kemana lagi coba kalau bukan ke rumah mu?"

"Kamu anggap dia putri, tapi kamu sama sekali tak tahu apa yang terjadi padanya! Apa pantas kamu disebut sebagai seorang ayah? Kemana aja kamu selama ini Zion? Kenapa kamu tega membiarkan Rachel mendapatkan kekerasan!?"

Bak disambar petir, Zion begitu terkejut dengan ucapan Anna. Kekerasan apa? Selama ini dia selalu memberikan kasih sayang dan fasilitas untuk Rachel bahkan nutrisi pun sangat-sangat terpenuhi.

"Jangan bicara sembarangan kamu Anna! Aku tidak mungkin membiarkan orang lain menyakiti putriku!"

"Cih! Nyatanya semuanya sudah terjadi Zion! Rachel yang malang, dia bahkan tak berani mengatakan siapa yang telah melakukan itu padanya. Dia terlihat ketakutan. Kamu sibuk apa sih selama ini? Sampai bisa kecolongan begitu Zion? Aku tahu, kamu tidak mungkin setega itu melakukan kekerasan. Walaupun kamu dulu tak pernah mencintaiku, kamu tak pernah sekalipun main tangan padaku. Jadi ular mana yang kamu pelihara di rumah!?"

Bukannya menjawab semua ucapan Anna, Zion malah menerobos masuk ke dalam rumah Anna. Matanya langsung tertuju ke Rachel yang sedang asik menikmati kue sambil mendengarkan di kembar bicara.

"Rachel, katakan sama papi? Apa kamu benar-benar mendapatkan kekerasan di rumah? Siapa yang melakukan itu?" tanya Zion dengan bertubi-tubi membuat Rachel jadi menunduk diam dan tak menjawab apapun.

Anna langsung menarik Zion untuk bicara lagi berdua dengannya.

"Anna! Kamu semakin berani ya sama aku!" kesal Zion.

"Sebagai seorang ibu, aku benar-benar sakit hati melihat keadaan Rachel. Aku bahkan menangis karena tak mampu membayangkan betapa ketakutannya Rachel. Betapa sakitnya Rachel ketika dipukuli."

"Biarkan aku lihat dulu Anna! Lalu setelah itu, aku akan menindaklanjuti semuanya."

Zion pergi lagi dari hadapan Anna dan mengajak Rachel untuk bicara lagi.

"Bicara aja nggak papa, Sayang? Papi nggak akan marah. Papi akan dengerin kamu," ucap Zion berusaha untuk membaut Rachel mau bercerita.

Namun Rachel masih diam karena takut dengan ancaman Desha yang akan dibuang dari rumah.

"Nggak papa, nggak ada yang bisa nyakitin kamu. Percaya sama papi."

Lama kelamaan, Rachel pun akhirnya bercerita dengan tangannya.

"Mami, Mami yang lakuin ini semua Pi. Mami melakukannya ketika aku di kamar dan tak ada Papi di rumah."

"Kenapa kamu nggak pernah cerita ke Papi Rachel? Kenapa kamu menyembunyikan ini? Sejak kapan? Apa sudah lama?"

Bukannya menjawab, Rachel malah semakin ketakutan karena pertanyaan yang dilontarkan Zion sudah dengan nada tinggi. Hal itu pun membuat Anna turun tangan lagi dan mengajak Zion untuk bicara di luar sana berdua dengannya.

"Kamu sudah tahu siapa pelakunya. Bisa-bisanya kamu menikah dengan wanita yang tak memiliki hati nurani seperti itu. Seperti inikah tipe wanita yang kamu cintai, Zion?"

"Siapa yang menikahi dia? Aku sama sekali tak pernah menikah lagi, Anna!" jawab Zion karena sudah kesal dengan ocehan Anna.

Jawaban Zion itu lantas membuat Anna terkejut. Lantas kalau Desha bukan istri Zion, lalu Rachel anak siapa? Terus kenapa bisa Desha tinggal disana juga? Pertanyaannya itu muncul di benaknya.

Zion langsung pergi dari rumah Anna sambil berlari ke rumahnya. Anna langsung mengejar Zion karena takut amarah Zion tak terkendali. Karena ketika Zion sedang marah auranya sangat mengerikan sekali.

*

*

Brak!!

Pintu dibuka dengan sangat keras.

"Desha! Dimana kamu!" teriak Zion dengan sangat keras.

"Aku disini, kenapa kamu datang dengan marah-marah begitu, Zion? Ada apa?"

Desha muncul dari dapur dengan membawa segelas es jeruk di tangannya.

Zion langsung menghampiri Desha dan membanting gelas itu ke lantai sampai pecahan gelas itu hancur berkeping-keping.

Desha begitu terkejut dengan sikap Zion yang terlihat penuh amarah ini. Seingatnya dia tak melakukan kesalahan apapun.

"Apa yang kamu lakukan sama Rachel, hah?! Kamu memukulnya sampai memar? Apa yang ada di kepalamu, Desha! Pikir dong pikir!"

Mata Desha membulat tak percaya. Seharusnya hal seperti ini tak akan terjadi. Jelas-jelas dirinya sudah sangat menyakiti Rachel jika gadis kecil itu berani bercerita.

Awas saja kamu, Rachel. Aku akan memukul lebih keras lagi.

"Apa yang kamu bicarakan sih, Zion? Siapa yang memukul Rachel? Aku tak pernah melakukan hal sekejam itu."

"Halah, jangan berkelit lagi Desha! Aku sudah lihat bagaimana kondisi tubuh Rachel. Banyak memar kebiruan disana. Rachel bukan tipe anak yang suka bohong. Daripada berbohong dia lebih memilih untuk diam."

Dia sudah diam sejak lahir, mana bisa dia bicara jelas seperti orang-orang. Lagian kenapa Zion mau sih mengurus anak bisu kaya Rachel.

Tiba-tiba Anna masuk ke dalam rumah Zion dengan napas yang tak beraturan. Langkah kakinya dengan Zion sangat jauh berbeda makanya dia ketinggalan cukup jauh.

Desha tersenyum kecut ketika melihat Anna.

"Jadi, kamu habis dari rumah Anna?" tanya Desha.

"Jangan alihkan topik pembicaraan Desha!"

Seketika Desha langsung diam. Zion benar-benar mengerikan.

"Jawab jujur, atau hukuman kamu lebih berat dari yang kamu kira?"

"Aku sudah jawab Zion. Aku tak pernah memukul Rachel. Kamu jangan percaya begitu saja ucapan anak kecil. Kadang mereka itu suka bohong," jawab Desha.

"Kalau Rachel berbohong, itu pasti ajaran kamu Desha. Bukankah kamu yang selama ini menjaga dan mendidiknya?"

Anna jadi ikut-ikutan bicara yang membuat Desha semakin tak suka dengan Anna.

"Jangan ikut campur rumah tangga orang lain Anna! Lebih baik kamu pergi dari rumah ini!" usir Desha dengan tak tahu malunya.

"Kamu yang seharusnya pergi! Tapi aku tak akan membiarkan hal itu terjadi dengan mudah. Ingat Desha! Kita tak ada hubungan apapun! Jangan mengada-ada!"

Desha sedikit terkejut karena Zion justru mengungkap hubungan mereka di depan Anna. Wanita itu pikir, Zion akan terus bersandiwara di depan Anna.

Zion memerintahkan Daren untuk menanyai semua penunggu di rumah, mulai dari satpam, tukang kebun, pelayan dapur, tukang bersih-bersih, dll tentang Rachel yang diperlakukan tidak baik.

Sembari menunggu informasi dari Daren. Zion masih menatap tajam ke arah Desha. Rasanya ingin sekali dia menc*kik leher Desha atau melakukan hal yang sama seperti apa yah Desha lakukan ke Rachel.

"Zion, apa kamu tidak curiga dengan anak-anak kembar yang sering main bersama Rachel. Bisa saja mereka yang memukuli Rachel."

Sontak saja Zion benar-benar marah dan menaruh tangannya di leher Desha.

"Zion, jangan!"

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Asmanita Jamal

Asmanita Jamal

Jangan kasih ampun Dion

2023-12-19

0

Yuyun Yunita

Yuyun Yunita

desha blm tau kl ziom sdh tau siapa si kembar🤨

2023-11-04

0

Mayus Rita

Mayus Rita

baguss ceritanya... kirain up 3X eh trnyata ceritanya d ulang... di tunggu kelanjutannya thor... 💪😉semangat

2023-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!