Part 5

Bukannya pergi karena sudah ketahuan oleh Zion, si kembar malah berjalan mendekat. Kedua anak kembar itu terus memperhatikan wajah Zion serta tubuh Zion yang begitu tinggi.

"Daddy? Tadi kalian memanggilku Daddy, kan?" tanya Zion yang keheranan. Meskipun dia kejam dan judes ke orang, tapi tidak untuk ke anak kecil.

"El, kita tidak boleh mengaku dulu kalau kita anak Daddy. Kita bahkan belum tahu, kenapa Mommy sama Daddy bisa bercerai. Kenapa juga Mommy tak pernah jujur ke kita. Kita harus membuat rencana sematang mungkin," bisik Algaf ke Elgan yang langsung disetujui.

"Halo? Kenapa malah bisik-bisik?" tanya Zion lagi.

"Em, maaf Om, soalnya wajah Om mirip sekali dengan Daddy kami. Boleh peluk Om?"

Entah kenapa permintaan itu langsung diiyakan begitu saja oleh Zion. Ketika mereka saling berpelukan, ada sesuatu yang seolah berdesir di dalam darahnya. Rasa seolah kedua anak ini bukanlah orang asing.

"Terima kasih pelukannya Om. Kalau begitu kami pamit dulu," ucap Algaf lalu berjalan menggandeng tangan Elgan.

Harusnya Zion marah kan karena kedua anak kembar itu menerobos masuk ke dalam rumahnya tanpa izin? Tapi Zion tak bisa melakukannya, begitu juga dengan permintaan pelukan tadi.

"Siapa sebenarnya mereka? Apa mereka juga anak Zico?" tebak Zion.

*

*

Vita yang baru saja sampai rumah dibuat kebingungan karena si kembar yang tak ada di dalam rumah. Rasanya dia ingin sekali menghubungi Anna, tapi kalau Anna malah jadi khawatir dan tak fokus bekerja bagaimana?

"Ya ampun, Vita! Harusnya kamu tidak mengiyakan permintaan si kembar tadi."

Ketika Vita berlari ke luar rumah dan akan mengemudikan mobilnya untuk mencari si kembar, dua bocah kembar itu malah muncul dari luar pagar.

"Astaga! Al, El kalian dari mana? Tante khawatir karena kalian tak ada di dalam rumah. Jangan pergi-pergi sendiri, nanti kalau kalian diculik bagaimana pasti Mommy kalian akan sedih," ucap Vita yang begitu mencemaskan si kembar.

"Cuma keluar sebentar cari angin, Tante. Bosan kalau di rumah aja," jawab Elgan.

"Ya sudah kalau begitu, kita jalan-jalan aja," saran Vita yang langsung dijawab dengan gelengan kepala dari si kembar.

"Mau di rumah aja," jawab Algaf lalu berjalan masuk ke dalam rumah.

Tiba-tiba Elgan membalikkan tubuhnya dan menanyakan pesanan mereka. Vita pun memberitahukan kalau pesanan itu ada di meja ruang tamu.

Setelah kepergian si kembar yang masuk ke dalam rumah, Vita benar-benar dibuat heran. Katanya bosan kalau di rumah saja, giliran diajak jalan-jalan malah tidak mau. Kan aneh.

*

*

Zion duduk di halaman belakang menemani Rachel yang sedang melihat ikan-ikan di dalam kolam. Sesekali Zion bertanya tentang dua anak kembar tadi yang masuk ke dalam rumah.

"Kamu mengenal mereka?" tanya Zion dengan bahasa isyaratnya.

Rachel menggeleng, lalu mengingat kalau mereka ada bersama wanita dewasa yang menolongnya kemarin.

"Mereka ada bersama wanita yang menolong aku kemarin, mungkin anak-anaknya, tapi entahlah, aku tak tahu," jawab Rachel dengan bahasa isyarat juga.

Zion pun jadi penasaran, tapi rasa-rasanya kalau kedua anak kembar tadi adalah anak-anak dari wanita yang menemukan Rachel tidak mungkin. Wanita itu masih sangat muda sekali. Masa iya dia hamil di usia remaja? Seketika Zion teringat suara wanita yang menelponnya kemarin, jelas-jelas itu suara Anna. Apa jangan-jangan memang benar Anna?

"Besok kamu main ke rumah si kembar tadi ya? Sepertinya mereka baik. Papi akan mengantarmu kesana. Sekalian memberikan hadiah yang kemarin sempat ditolak."

Mau tak mau Rachel pun mengangguk dan fokus melihat ikan lagi yang ada di dalam kolam.

Tanpa mereka sadari, ada Desha yang melihat keakraban Rachel dan Zion dari balik jendela.

"Gara-gara gadis b*su itu, aku tidak bisa mendapatkan perhatian dari Zion. Awas saja, aku akan membuat kamu semakin takut padaku!"

"Anda sedang apa disana, Nyonya?" tanya Daren yang tiba-tiba saja muncul.

"Ah, tidak, aku cuma lagi lihat Zion dan Rachel," ucap Desha yang kemudian pergi dari hadapan Daren.

Daren tampak tak terlalu mempercayai itu, karena tadi sangat terlihat sekali wajah Desha yang begitu diselimuti rasa kesal. Karena tak mau memikirkannya lagi, Daren menghampiri Zion dan Rachel.

"Tuan, ada tamu penting yang ingin bertemu Anda. Dia sudah ada di markas kita."

"Baiklah, ayo kita pergi kesana."

"Papi kerja dulu, kalau kamu ada perlu sesuatu bisa minta pelayan di rumah atau minta ke Mami. Jangan pergi-pergi sendirian, mengerti?"

Rachel mengangguk lalu melihat kepergian Zion dengan mata yang mulai berair.

Tak lama setelah itu, Desha datang dan menarik rambut Rachel tanpa memiliki rasa kasihan sama sekali.

"Kamu tidak mengadukan aku ke Papi kamu, kan? Awas saja kalau Papi kamu sampai tahu. Bukan Mami yang akan diusir tapi kamu!"

Rachel menangis karena ditarik rambutnya. Ingin meminta tolong pun dia tidak bisa karena memang dia tak lancar bicara. Dia memiliki keterbatasan untuk bicara.

Papi tolong Rachel. Mami jahat, Pi. Mami tidak pernah menyayangi Rachel.

"Ayo masuk ke dalam kamar! Kamu harus diberi hukuman biar tidak bertingkah!"

Desha menarik paksa Rachel untuk bangun dari duduknya. Ketika berada di dalam rumah, sikap Desha memang selalu baik. Dia hanya akan bersikap jahat ketika hanya berdua dengan Rachel dan ketika di tempat titik buta akan cctv di rumah itu.

"Arghhh!" Rachel rasanya ingin menjerit tapi suaranya tertahan di tenggorokannya. Hanya air matanya saja yang mengalir begitu deras akibat rasa sakit mendapatkan pukulan di punggungnya oleh Desha.

"Kalau kamu menurut, aku tidak akan jahat seperti ini! Bukankah aku sudah meminta kamu untuk menghilang dari hidup Papi kamu? Kenapa kamu malah kembali? Hah!"

Papi, tolong Rachel Papi.

"Jangan menangis!"

*

*

Hari telah berganti, Zion pun sudah siap mengantar Rachel ke rumah si kembar. Dia akan benar-benar memastikan kalau wanita yang ada di telpon itu benar-benar Anna.

"Sudah siap? Ayo kita pergi," ajak Zion yang kemudian dibalas anggukan oleh Rachel.

"Kalian mau kemana?" tanya Desha yang tiba-tiba muncul.

"Kamu tidak perlu tahu," jawab Zion yang membuat Desha sedih dan merasa kesal sekaligus.

Ketika telah sampai di depan rumah wanita yang menolong Rachel, Zion membunyikan bel di rumah itu. Dia menunggu beberapa saat sampai pintu pun terbuka.

Kedua orang itu sama-sama terkejut ketika melihat satu sama lain, tapi sepertinya lebih terkejut wanita itu daripada Zion.

"Anna?"

"Zi-on?"

"Rupanya benar dugaanku, pasti kamulah orang yang bicara di telpon denganku. Apa kabar?" tanya Zion dengan senyuman miring dari bibirnya.

Anna masih diam karena pikirannya rasanya sangat kacau. Belum lagi dia takut si kembar tiba-tiba muncul dan menghampiri dirinya.

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Asmanita Jamal

Asmanita Jamal

semangat thor

2023-12-19

0

Asmanita Jamal

Asmanita Jamal

Penasaran ni thor Desha itu siapa ya apakah ibu tiri Rachel ditunggu jawabanya

2023-12-19

0

Mira Naswati

Mira Naswati

Zion punya kembaran kah? kok pas si kembar muncul malah bilang anak Zico.. hmmmmm


lanjut 😁

2023-10-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!