"Jangan ikut campur!"
Anna didorong tubuhnya hingga kepalanya terpentok meja disana.
"Arghh!" rintih Anna yang merasa sedikit kesakitan.
Situasi itu membuat suasana kafetaria perusahaan jadi heboh. Bahkan sudah ada yang melaporkannya juga ke atasan. Anna dibantu berdiri dan langsung dibawa ke pusat kesehatan terdekat.
Laki-laki yang berpenampilan culun itu pun ikut pergi dengan Anna karena merasa ini semua adalah salahnya.
Di dalam ruang perawatan, Anna dan laki-laki tampak mengobrol.
"Aku minta maaf, gara-gara aku, senior jadi kasar ke kamu. Seharusnya, kamu diam aja jangan membelaku."
"Ngomong apaan sih? Mana bisa aku diam aja melihat orang lain ditindas seperti itu? Mentang-mentang jabatan tinggi, tapi tak seharusnya berkelakuan begitu."
"Tapi ... "
"Udah ya, jangan merasa bersalah. Ini pilihanku sendiri untuk membantu. Ngomong-ngomong siapa nama kamu?"
"Kalio Sanvara, panggil saja Lio."
"Oke, Lio, aku Anna," ucap Anna juga mengenalkan dirinya.
"Aku tahu, nama kamu emang lagi sering diperbincangkan di berbagai divisi di perusahaan karena diutus langsung oleh Prof Jack."
"Begitu kah?" tanya Anna yang memang tak begitu tahu.
Setelah beberapa jam berisitirahat disana, Anna kembali lagi ke kantor dengan keningnya yang sudah diperban.
Senior tadi mendapatkan sanksi atas perlakuannya dengan mendapatkan SP 1 dan gajinya dikurangi 10 persen.
"Mulai saat ini, kita bisa jadi teman. Jadi kamu tidak usah sendirian lagi makan siangnya. Bye!" ucap Anna yang langsung kembali ke lab untuk mengambil barang-barangnya.
*
*
Sepulang sekolah, si kembar memutuskan untuk bermain lagi ke rumah Rachel. Dia masih ingin tahu banyak hal tentang orang-orang yang ada di rumah itu. Rumah tampak sepi seperti tak berpenghuni.
Ketika si kembar mengetuk pintunya, salah satu pelayan membuka pintunya.
"Em, Rachel nya ada?" tanya Elgan.
"Ada, lagi di ruang keluarga," ucap pelayan itu sambil mempersilahkan si kembar untuk masuk.
Ketika sudah masuk ke dalam rumah, si kembar melihat Desha yang tengah senam yoga di teras samping rumah. Hanya melihat sebentar lalu mereka langsung menuju ke ruang keluarga.
Si kembar menepuk pundak Rachel ketika gadis kecil itu tengah menggambar di buku gambarnya.
Melihat si kembar, Rachel langsung memperlihatkan senyumnya karena senang. Sudah beberapa hari ini, si kembar memang tak pernah datang lagi.
"Maaf, kami sudah mulai bersekolah, jadi jarang main kesini."
Rachel mengangguk mengerti. Dia bahkan memberikan pensil warnanya ke si kembar untuk ikut mewarnai gambar yang telah dibuatnya.
Gambar itu hanya gambar Rachel dan Zion serta laki-laki yang mungkin adalah ayah Zion.
"Kenapa mami kamu nggak ada?" tanya Elgan.
Rachel hanya diam tak menjawab karena tak ingin dipukuli lagi oleh Desha. Namun, si kembar yang paham kalau mungkin Rachel takut atau tidak merasa disayangi oleh Desha.
Bukannya membantu Rachel untuk mewarnai gambar yangs udah dibuat, Algaf malah menambahkan tiga gambar lagi di satu lembar yang sama. Satu wanta dewasa yang adalah Anna dan dua anak kembar yang adalah dia dan Elgan.
Algaf pun memberikan judul di atas gambar itu.
We are family
Bukan tanpa alasan, mereka kan memang benar-benar keluarga. Hanya saja, masih dirahasiakan oleh si kembar.
Lagi-lagi tanpa sengaja, siku Elgan menyenggol pinggang Rachel yang membuat wajah Rachel sedikit meringis.
"Kamu kenapa? Pinggang kamu sakit?" tanya Elgan.
Rachel menggeleng seolah mengatakan baik-baik saja, tapi jujur Elgan tak mempercayai itu karena sudah kedua kalinya. Dia menatap Algaf seorang sedang melakukan telepati.
Satu jam pun sudah berlalu, si kembar melirik ke jam yang menempel di dinding. Keduanya menarik tangan Rachel untuk ikut bersama mereka.
"Kemana?" tanya Rachel dengan bahasa isyaratnya.
"Ikut saja, kita makan di rumah aku dan Elgan. Pasti Mommy sudah pulang dan membawakan makanan kesukaan kami karena tadi kami sudah request ke Tante Vita."
Rachel tampak melirik ke sekeliling, mungkin takut dengan Desha yang nantinya marah karena dia berkeliaran. Namun, karena dia pun sangat menyukai sikap lembut Anna, dia mengiyakan dan berjalan bersama ke rumah Anna.
"Mommy!" teriak si kembar dengan sangat lantang hingga membuat Anna terkejut di ruang tamu.
"Ya ampun, kalian ini kenapa sih pake teriak-teriak segala?"
Hanya dibalas dengan cengiran oleh si kembar.
"Eh, ada Rachel. Ayo duduk," ucap Anna mempersilahkan.
"Mana titipan kita Mom?" tanya Algaf.
"Bentar Mommy ambil dulu di kulkas."
Beberapa saat kemudian, Anna telah kembali dengan membawakan ice cream rasa vanila, cokelat, stoberi dan taro. Algaf meminta Rachel untuk pilih yang mana saja yang dia sukai. Rachel pun memilih rasa vanila.
Mereka bertiga makan ice cream itu dengan lahap. Sampai ketika Elgan berpindah tempat duduk jadi di dekat Anna lalu berbisik ke telinga Anna.
"Mom, bisa bantu lihat tubuh Rachel tidak? Sudah dua kali dia merintih sakit saat aku tak sengaja menyenggolnya. Entah kenapa aku jadi berpikiran buruk. Soalnya banyak sekali berita tentang kekerasan pada anak di media."
Awalnya Anna sedikit terkejut mendengar permintaan Elgan itu, tapi dia tetap menuruti permintaan Elgan untuk membuktikannya sendiri.
"Rachel, ayo ikut Tante ke dapur. Kita potong kue. Kemarin Tante habis buat kue untuk si kembar."
Rachel mengangguk lalu berjalan di belakang Anna. Namun ketika telah ada di dapur, bukannya memotong kue, Anna malah memegang kedua tangan Rachel dengan lembut sambil mensejajarkan tingginya dengan Rachel.
Anna menyentuh bagian pinggang Rachel yang langsung terdengar suara rintihan kecil dari Rachel.
"Are you okay?" tanya Anna yang khawatir.
Rachel mengangguk. Namun Anna tak percaya sama sekali. Dia langsung menaikkan sedikit baju yang dikenakan Rachel disana.
Betapa terkejutnya Anna ketika melihat ada bekas kebiruan di tubuh Rachel. Bahkan bukan cuma satu tapi banyak. Ada yang masih merah, ada yang memburu, dan ada juga yang sudah mau menghilang.
Anna langsung memeluk Rachel dengan sayang bahkan meneteskan air matanya. Menebak-nebak siapa yang tega melakukan hal sekejam ini kepada Rachel.
"Rachel, katakan ke Tante, siapa yang melakukan itu sama kamu?"
Rachel menggeleng karena tak mau menjawabnya.
"Nggak usah takut, Tante akan lindungi kamu. Tante kenal baik sama Opa kamu. Jadi kamu percaya sama Tante."
Rachel masih menggeleng dengan air mata yang sudah menetes juga.
Anna lagi-lagi memeluk Rachel untuk meredakan tangisan Rachel. Dirinya sebagai seorang ibu merasakan sakit hati jika anaknya diperlakukan sekejam ini. Bahkan dia tak akan pernah memaafkan orang tersebut. Anna mengusap pelan kepala Rachel hingga tangis Rachel mereda.
"Kalau belum mau cerita ke Tante nggak papa. Tapi setidaknya kamu harus kasih tahu satu orang yang kamu percayai."
"Tante, bolehkah aku menganggap Tante sebagai Mommy aku juga?" tanya Rachel dengan bahasa isyaratnya.
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Asmanita Jamal
ayo Rachel jangan diam aja kasih tau tante Ana siapa yg menyiksa mu
2023-12-19
0
Yuyun Yunita
kasiannya y rachel.... 😭
2023-11-04
0
Ernadina 86
orang baru aja peka ada yg salah dg tubuh Rachel..Bapaknya malah cuek miara uler di rumah..para pembantu gak mungkin gak tau kondisi Rachel
2023-11-01
3