"Baik-baik di sekolah, jangan buat ulah ya. Harus jadi murid yang baik, jangan terlalu pintar juga, Mommy inginnya kalian jadi anak normal pada umumnya."
"Iya, iya Mommy, kita sudah hapal dengan nasehat Mommy itu. Dah Mom, kita masuk kelas dulu," ucap Algaf yang lalu merangkul bahu Elgan untuk masuk ke dalam sekolah.
Anna pun pergi dari sana untuk menuju ke perusahaan tempatnya bekerja. Di perjalanan, Vita menanyakan tentang Anna yang tak mau anaknya terlalu pintar, padahal sebagian orang tua pasti ingin anaknya itu pintar-pintar.
Anna tersenyum tipis.
"Nanti kamu juga tahu sendiri, Vit. Intinya jangan kaget aja," jawab Anna yang kemudian melihat ke arah jalanan.
*
*
Rachel melakukan aktivitas seperti biasanya yaitu memetik bunga di halaman depan rumah. Dia menunggu si kembar datang lagi, tapi ternyata tidak. Hal itu membuat Rachel sedikit bersedih. Apalagi saat ini, Zion pun izin padanya akan pulang larut yang membuatnya jadi semakin sedih. Di rumah itu tak ada yang bisa diajaknya bermain. Tepatnya bukan tak ada, tapi memang disengaja supaya tidak bisa dekat dengannya oleh Desha.
Andaikan, aku seperti anak normal lainnya, mungkin aku bisa memiliki banyak teman.
Tak lama kemudian, seorang guru yang mengenalkan Rachel pada dunia telah tiba. Selama tiga jam ke depan, Rachel akan belajar bersama guru itu. Rachel hanya melakukan homeschooling karena takut pada dunia luar.
*
*
Setelah anak buahnya berhasil untuk mencuri semua obat-obatan terlarang milik Klan Black Swan. Zion melaporkannya ke polisi kenalannya, sekaligus sahabatnya yang bernama Moses.
"Kamu lihat sendiri kan, mereka mengimport banyak sekali jenis obat-obatan terlarang ini. Anak buahku berhasil merebutnya supaya tidak disalah gunakan oleh pihak mereka. Hanya satu masalahnya, aku sama sekali belum tahu siapa sebenarnya pemimpin klan tersebut."
Moses tampak menghela napas melihat betapa banyaknya tumpukkan obat-obatan terlarang disana. Dirinya yang menjadi seorang polisi rasanya gagal untuk menegakkan keadilan.
"Kalau bukan karena informasi dari kamu, mungkin aku tak akan pernah tahu. Aku harus menyelidiki Klan tersebut dengan menyusupkan anak buahku untuk menyamar."
Sontak saja ide Moses tersebut ditolak mentah-mentah oleh Zion.
"Jangan, itu akan berbahaya. Daripada menyuruh anak buah kamu menyamar, lebih baik kamu menyelidiki siapa-siapa saja yang bisa dicurigai sebagai pemimpin Klan itu. Anak buahku sudah menangkap salah satu bagian dari mereka. Kamu bisa menginterogasinya di ruang bawah tanah."
Moses pun setuju dan mengikuti kemana Zion akan pergi. Disana terlihat seorang pria dengan tangan dan kaki yang sudah terikat dalam posisi terduduk. Penampilannya begitu mengenaskan karena banyak darah yang ada di pakaiannya. Wajahnya pun sudah babak belur.
Zion mendongakkan wajah laki-laki itu.
"Katakan, siapa pemimpinmu!" tanya Zion sambil menekan dagu laki-laki itu yang sudah memar.
"Arghhh!" Laki-laki itu hanya berteriak kesakitan tanpa mau mengatakan apapun.
"Kalau kamu jujur, aku akan mengurangi masa hukuman kamu," ucap Moses yang tiba-tiba nimbrung.
"Saya tidak tahu! Saya hanya mendapatkan perintah untuk pergi ke pelabuhan," jawab laki-laki itu.
Karena sudah menahan kesabarannya terlalu lama, Zion pun menggulingkan laki-laki itu hingga kursinya terbalik. Dia tak peduli dengan laki-laki merasakan sakit. Orang jahat harus dibalas dengan kejahatan juga, itulah prinsip Zion dalam klan Alpha nya.
"Jawab jujur! Atau kamu aku kirim ke tempat yang paling mengerikan!"
"Arghh!"
Laki-laki itu menjerit lagi ketika Zion menarik rambutnya.
"Mr. S, ka-kami selalu memanggilnya begitu," jawab si laki-laki sambil menahan rasa sakitnya.
"Siapa dia?" tanya Moses.
"Saya tidak tahu siapa nama aslinya, dia hanya memperkenalkan dirinya dengan nama itu."
"Ciri-ciri wajahnya?" tanya Moses lagi.
"Saya juga tidak tahu, karena dia selalu memakai topeng angsa."
Zion pun melepaskan tangannya dari rambut laki-laki itu. Dia dan Moses keluar dari ruang bawah tanah lalu membahasnya di ruangan tempat biasa Zion mengadakan rapat dengan anak buahnya.
"Mr. R, kira-kira siapa dia? Dia tak mungkin orang biasa, dia pasti berasal dari keluarga penguasa. Karena sejauh ini, belum ada laporan apapun mengenai penyelundupan obat-obatan terlarang. Aku baru tahu karena kamu yang memberitahu."
Zion menghela napasnya sejenak. Karena dia pun tak tahu. Sudah bertahun-tahun dia mencari siapa pimpinan dari Klan Black Swan, tapi dia selalu salah menduganya. Yang dia kira pemimpin klan tersebut rupanya hanya seorang kaki tangan. Bisa dipastikan kalau pemimpin dari klan tersebut selain berkuasa, dia juga pasti jenius.
"Kalau begitu, aku akan kembali ke kantor, aku sudah terlalu lama disini. Bisa-bisa rekan-rekan kerjaku jadi curiga kemana aku pergi selama ini."
"Iya, kembalilah," ucap Zion ke Moses.
Setelah kepergian Moses, Zion hanya duduk termenung sambil mengingat orang yang dulu menembak Zico dari kejauhan. Setelah diingat-ingat lagi, rupanya yang menembak Zico memang orang dengan menggunakan topeng angsa.
Tangan Zion mengepal karena emosi. Dia sudah berjanji akan membalas dendam atas kematian saudara kembarnya.
"Lihat saja, aku pasti akan menemukanmu."
*
*
"Tante, minta tolong ambilkan laptop aku di kamar dong!" pinta Elgan yang kini sedang makan ice cream di ruang tamu.
"Sebentar ya, Tante akan ambilkan dulu."
"Kamu mau ngapain lagi dengan laptop itu?" tanya Algaf.
"Kamu lihat saja nanti. Semalam aku menemukan satu fakta baru tentang Daddy."
"Apa?" tahuan Algaf yang penasaran.
Elgan tak menjawabnya. Tak lama kemudian Vita datang dengan laptop milik Elgan. Vita pikir pasti kedua anak kembar Anna itu akan main game di laptop, ternyata pemikiran itu salah. Elgan meretas sebuah website milik sekelompok mafia yang bernama Klan Alpha.
"Kenapa kamu meretas itu Elgan? Apa hubungannya dengan Daddy?" tanya Algaf yang masih kebingungan karena Elgan belum menjelaskan apapun padanya.
"Kamu tahu, Klan ini milik Daddy kita. Ternyata selain seorang CEO di perusahaan di bidang F & B, Daddy juga adalah pimpinan dari Klan mafia ini."
"Hah?" Algaf begitu terkejut mendengarnya.
Bukan hanya Algaf saja yang terkejut, Vita juga. Dia terheran-heran dengan pembahasan dua anak kecil ini yang seperti orang dewasa. Apalagi meretas, dia saja yang sudah berusia dewasa, tidak pandai mengoperasikan komputer selain mengetik.
Apa ini yang dimaksud Kak Anna tadi pagi? Jadi Kak Anna tidak mau anak-anak menunjukkan kepintaran mereka di sekolah, karena anaknya memang sangat jenius?
"Mana-mana aku mau lihat! Aku mau lihat dan membaca seperti apa Klan tersebut."
Elgan pun membiarkan Algaf membaca deskripsi mengenai klan tersebut di website. Setelah itu, Elgan lanjut lagi untuk mencari data pribadi milik Zion. Sayangnya, tak semudah itu untuk meretasnya. Elgan pun jadi kesal sendiri. Baru kali ini dia tidak bisa meretas data pribadi milik seseorang.
*
*
Di tempat berbeda, Zion yang kini sedang mengoperasikan komputer melihat pengguna asing yang ingin menyusup masuk untuk melihat data dirinya. Walaupun memang gagal, tapi dia cukup handal juga sampai bisa meretas website miliknya selain data pribadinya.
"Haruskah aku mengajaknya berkerjasama?"
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Asmanita Jamal
Lanjut
2023-12-19
0
Nar Sih
dobel up ya kakk👍
2023-10-27
1
macarena_macarena2
pengen di kasih crazy up.sama authornya
2023-10-27
5