Part 11

"Mommy!"

Suara teriakan si kembar membuat Anna buru-buru menghapus air matanya. Dia tak ingin mereka melihatnya menangis.

"Mommy abis nangis ya?" tanya Algaf dengan mata yang memicing.

"Enggak? Kata siapa? Tadi Mommy kelilipan ini."

"Bohong!"

"Mommy nggak bohong kok. Mommy mau bersihin badan dulu ya," ucap Anna yang kemudian mengusap rambut si kembar bergantian.

Elgan dan Algaf yang tahu Anna berbohong, mereka hanya menatap kepergian Anna dengan kesedihan. Namun setelah itu, Elgan memeriksa cctv depan rumah karena teringat tadi Vita sempat keluar karena ada suara bel.

Ketika dilihat, rupanya Zion yang menekan tombol bel itu yang kemudian ditarik bersembunyi oleh Anna. Mereka berdua tampak mengobrol dengan serius berdua. Si kembar tak bisa mendengarkan apapun dari pembicaraan keduanya, tapi dia bisa menebak dari mimik wajah keduanya. Kalau sepertinya keduanya sedang mendebatkan sesuatu. Elgan pun berpindah ke cctv di dalam rumah. Ketika Anna masuk ke dalam rumah, Anna langsung menangis di belakang pintu sambil terduduk memeluk lututnya.

Si kembar yang melihat itu langsung kesal dan marah.

"Lihat saja Daddy! Aku akan beri Daddy pelajaran karena sudah buat Mommy menangis," ucap Elgan.

"Iya! Kita tidak bisa diam aja!" sahut Algaf yang mengepalkan tangannya sudah siap untuk bertarung.

Malam harinya, ketika lampu kamar si kembar telah dimatikan dan Anna tahunya si kembar sudah tidur. Keduanya mulai beraksi untuk membalas Zion.

Elgan menyalakan lampu belajar lalu menyalakan laptopnya. Dia mulai meretas website milik klan mafia Zion lagi. Biasanya dia tak meninggalkan jejak, kini dia sengaja meninggalkan jejak disana dan mengucapkan kata-kata sambutan.

"Sudah beres Al."

"Bagus," ucap Algaf.

*

*

Zion yang kini berada di ruang kerjanya dibuat terkejut ketika website milik klannya diretas lagi oleh orang yang sama. Bedanya yang saat ini meninggalkan pesan. Akunnya bernama, 3L64N.

Halooo. Jangan cari aku ya, hihi. Ini cuma peringatan kok. Kalau cari tahu, Anda pasti akan terkejut.

Bukan pesan berbahaya memang, tapi entah kenapa malah membuat Zion semakin penasaran. Di saat dia ingin mencari tahu dengan melacak dimana lokasi orang tersebut, justru yang dia dapatkan malah pesan lagi.

Sudah dibilang jangan cari tahu. Masih aja ngeyel.

Zion dibuat ternganga dengan pesan itu. Bukannya takut dia malah semakin ingin mencari tahu. Sayangnya harus terhenti ketika sebuah ketukan pintu terdengar dari pintu. Karena Zion tak suka ada orang lain yang masuk ke ruang kerjanya, dia pun harus berjalan kesana dan membuka pintunya. Rupanya Desha lah orang yang mengetuk itu.

Zion hanya menatap datar sambil menunggu kalimat apa yang keluar dari mulut Zion.

"Aku mau cerita soal Rachel," ucap Desha memulai pembicaraan.

"Katakan saja," jawab Zion.

"Tidak bisakah kita bicara di dalam?"

"Katakan disini saja," ucap Zion yang menolak.

Alhasil mereka pun bicara berdua di depan pintu.

"Zion, kamu tahu kan dua anak kembar yang datang kesini waktu itu."

"Aku tahu," jawab Zion.

"Sepertinya mereka bisa membawa pengaruh buruk untuk Rachel. Tidak bisakah kamu melarang mereka untuk jangan datang kesini lagi? Jangan biarkan mereka bertemu Rachel lagi. Aku tak mau Rachel jadi ikut nakal seperti mereka."

Bukannya menuruti ucapan Desha, Zion malah memukul pintu hingga mengeluarkan suara yang keras. Dan hal itu membuat Desha terkejut sambil mengelus dadanya.

"Kamu tidak berhak melarang Rachel untuk berteman dengan siapa pun. Ingat! Kamu itu cuma aku minta untuk menjaga dan mendidik Rachel bukan membatasi ruang gerak dan komunikasinya dengan orang luar!" jawab Zion tegas lalu masuk lagi ke dalam ruang kerjanya meninggalkan Desha yang raut wajahnya sudah kesal.

Keinginan Desha untuk membuat Zion tak dekat dengan anak kembar itu gagal. Kalau soal Rachel mah dia tak peduli. Dia hanya takut kalau Zion mengetahui anak kembar itu adalah anak Zion sendiri. Lalu tiba-tiba Zion meminta Anna menjadi istri lagi. Hilanglah sudah peluang dirinya untuk menjadi Nyonya besar di rumah itu.

Walaupun, Desha pun tahu, Zion tak pernah menyukai Anna. Bahkan ketika menikah dengan Anna pun, Zion dan dirinya masih berhubungan baik, bukan hubungan baik layaknya teman, tapi hubungan baik sebagai kekasih. Sayangnya hubungan itu harus kandas karena campur tangan ayah Zion sendiri.

Sempat benar-benar hilang kontak, tapi dipertemukan lagi setelah Anna dan Zion bercerai. Betapa bahagianya Desha mengetahui hal itu, sayangnya tak akan mudah dia kembali dengan Zion. Apalagi setelah kematian kembarannya, Zion jadi semakin dingin dan tak tersentuh.

Desha sampai melakukan banyak hal agar bisa kembali. Salah satunya dengan mengajukan diri untuk merawat anak yang diklaim Zion sebagai anaknya. Padahal Desha pun tahu, itu bukan anak Zion melainkan anak kembarannya yang saat itu berusia satu setengah tahun.

Untungnya Zion mempercayainya, dan membiarkan dirinya merawat Rachel. Tapi, ya itu, sikap Zion padanya masih dingin, mungkin masih sedikit membencinya karena dulu meninggalkan Zion tanpa penjelasan apapun.

"Kapan hati kamu terbuka lagi, Zion? Bukankah kenangan kita terlalu indah untuk dilupakan?"

*

*

Dinginnya malam begitu terasa menusuk-nusuk ke dalam rongga kulitnya. Anna memandangi keadaan luar dari jendela kamarnya. Dia duduk termenung sambil memikirkan tentang cara dia memberitahukan si kembar perihal Daddy mereka.

"Sebelumnya, aku tak pernah berpikir bahwa akan tinggal di komplek yang sama dengan Zion. Jakarta itu kan luas. Aku yakin betul bahwa kami pasti tidak akan bertemu kembali. Tapi, kenapa takdir malah tak berpihak padaku?"

Anna menarik napasnya sejenak.

"Kenapa Zion tiba-tiba pindah ke daerah ini? Padahal dulu sewaktu menikah denganku dia enggan untuk memiliki rumah dengan denganku, malah lebih memilih tinggal serumah dengan Papa Fred."

Teringat dengan Papa Fred, Anna jadi rindu dengan laki-laki paruh baya itu yang begitu menyayangi dirinya.

"Apa papa baik-baik saja? Maaf, aku sama sekali tak pernah memberikan kabar ke papa."

Anna menundukkan kepalanya karena bersedih. Begitu banyak yang dia korbankan ketika dulu menghilang dari Zion. Seharusnya dia benci laki-laki itu kan? Tapi, tidak bisa. Anna masih menganggap Zion itu sama seperti sebelum Zion membenci dirinya.

"Apa tidak bisa raca benci itu hilang dalam sekejap? Aku tahu kamu pasti sangat merasa kehilangan. Tapi aku pun, tak meminta untuk ditolong saat itu."

Anna menatap lagi ke jendela kamarnya.

"Mama, maafkan aku, karena aku, Zion yang dulu ceria, mudah tersenyum dan selalu menjagaku tiba-tiba berubah jadi sebaliknya."

Anna terdiam lagi dan melanjutkan kata-katanya.

"Kalau aku bisa kembali ke masa lalu, aku ingin mengubah semuanya agar masa depan tak seperti ini. Tak apa kalau aku tak pernah jadi istrinya. Yang terpenting aku bisa lihat senyum Zion yang dulu."

*

*

TBC

Terpopuler

Comments

Asmanita Jamal

Asmanita Jamal

Lanjut

2023-12-19

0

Nar Sih

Nar Sih

lanjutt kakk

2023-10-28

0

Ernadina 86

Ernadina 86

menjaga dan mendidik apaan...disiksa dan di maki iya..kali kali periksa Cctv rumah sendiri 😡

2023-10-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!