Zion telah tiba di alamat yang dikirim oleh wanita yang tak dikenalnya. Setelah dia berada disana, dia merasa kecewa karena ternyata wanita itu bukan Anna seperti dugaannya.
"Apa Anda ayahnya gadis ini?" tanya wanita itu.
"Iya, apa benar kamu adalah orang yang menelpon tadi?" tanya Zion lagi yang mendapatkan anggukan dari wanita itu.
Suaranya beda
"Terima kasih sudah menemukan putriku. Ini ada sedikit hadiah untukmu," ucap Zion sambil mengeluarkan cek senilai 100 juta.
"Tidak usah Tuan, kalau begitu saya permisi dulu," ucap wanita itu menolak lalu berjalan ke pelataran rumah.
Ternyata rumah Zion dan rumah wanita itu berjarak 8 rumah saja.
"Rachel, are you okay?" tanya Zion dengan bahasa isyaratnya.
Rachel pun mengangguk lalu langsung memeluk Zion. Sontak saja Zion langsung terenyuh ketika itu. Dia masih penasaran kenapa putrinya bisa pergi sejauh ini.
Pelukan itu pun terlepas, Zion mensejajarkan tubuhnya setinggi Rachel.
"Apa yang terjadi? Kenapa kamu pergi dari rumah?" tanya Zion dengan bahasa isyaratnya.
Bukannya menjawab Rachel hanya menangis seolah sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Karena tak ingin melihat Rachel terus menangis, Zion pun pasrah saja dan menunggu Rachel untuk cerita sendiri padanya.
*
*
"Ayahnya gadis kecil tadi sangat kaya Bu Anna. Dia bahkan memberikan cek 100 juta seolah itu bukan uang. Saya sampai terkejut melihat angka nol yang terlalu banyak. Tapi, tenang saja, saya tak menerimanya."
Anna pun mengangguk, sejujurnya tadi dia juga melihat karena diam-diam dia juga penasaran, karena takut dia salah mengira laki-laki yang tadi ditelponnya bukanlah Zion. Ternyata memang Zion.
"Mari masuk Bu Anna," ucap Vita yang sudah membukakan pintu rumah.
Rumahnya terlalu besar kalau untuk dirinya dan si kembar yang cuma berada disana karena tugas. Tapi, yang tak Anna ketahui adalah, ternyata Prof Jack lah yang meminta pihak klien untuk menyiapkan rumah, alih-alih sebuah apartemen.
Vita menunjukkan kamar untuk Anna, begitu juga dengan si kembar yang nantinya akan sekamar. Vita juga memberitahukan kalau dia akan tinggal bersama disana.
"Jadi, kalau perlu apapun, Bu Anna, Algaf dan Elgan jangan sungkan. Saya akan sebaik mungkin memenuhi permintaan kalian."
"Terima kasih Vita. Jangan panggil saya Bu Anna lagi, panggil saja Kak Anna, rasanya panggilan Ibu terlalu tua."
"Baik Kak Anna."
Anna pun langsung masuk ke kamarnya. Begitu juga dengan si kembar.
"Elgan, cepat kamu cari tahu dimana keberadaan Daddy kita!" perintah Algaf ke Elgan setelah mengunci pintu kamar mereka.
"Iya, sabar sebentar, aku harus menyalakan laptopku dulu."
Rupanya, tanpa Anna ketahui, si kembar sudah mencari tahu siapa ayah mereka. Semua itu bermula ketika tanpa sengaja melihat sebuah foto yang ada di dompet milik Anna. Dari sanalah Elgan mulai mencaritahu siapa laki-laki itu dan keberadaannya dimana. Apalagi ada tulisan Shalimar di belakang foto itu. Si kembar sudah merencanakan semuanya, ketika mendengar kabar kalau mereka akan kembali ke Jakarta.
"Kalau Mommy masih terus diam tanpa menceritakan apapun tentang Daddy ke kita. Kita bisa cari tahu sendiri," ucap Elgan sambil mengoperasikan laptopnya.
"Ketemu Algaf!" ucap Elgan dengan ceria.
"Dimana?" tanya Algaf.
"Tak jauh dari sini. Wah, apa ini sebuah takdir atau keberuntungan? Seolah-olah semesta ingin mempertemukan kita dengan Daddy."
"Bagus, besok kita harus mulai menjalankan misi," ucap Algaf yang mendapat anggukan dari Elgan.
*
*
"Al, El, ayok makan malam, Tante Vita sudah menunggu di meja makan," panggil Anna di depan pintu kamar si kembar.
"Iya sebentar Mom. Kami akan segera kesana."
"Mommy tunggu disana ya?"
"Iya Mommy."
Anna pun segera ke meja makan, dia bertanya banyak hal tentang Vita dan latar belakang wanita itu yang masih terlihat muda.
"Usia saya memang masih 25 tahun Kak Anna. Saya bekerja seperti ini sudah hampir dua tahun lamanya."
"Ah, seperti itu rupanya. Apa makanan ini kamu juga yang siapkan?" tanya Anna yang dibalas gelengan oleh Vita.
"Tadi ada yang mengantar makanan kesini, semua kebutuhan makan sudah disiapkan dari perusahaan," jawab Vita.
"Tapi kalau kita mau masak sendiri juga boleh kan?" tanya Anna lagi.
"Boleh, nanti saya yang akan bicara langsung ke atasan untuk mengganti makanan matang dengan bahan makanan saja."
"Terima kasih Vita. Kehadiran kamu benar-benar membantu. Jujur, saya masih merasa asing disini meskipun disini adalah kota kelahiran saya. Terlalu lama di negeri orang membuat saya jadi terbiasa disana."
Vita mengangguk mengerti dengan ucapan Anna.
Kedatangan Elgan dan Algaf langsung disambut dengan senyuman oleh Anna. Mereka pun makan malam bersama disana.
*
*
Hari telah berganti, Anna pun sudah bersiap untuk pergi ke perusahaan baru tempatnya bekerja. Tentu saja si kembar akan ikut mengantar Anna kesana. Karena kalau ditinggal di rumah, Anna takut kedua anaknya itu kesepian dan malah membuat ulah.
Setelah mengantar Anna ke perusahaan, Vita melajukan mobilnya lagi untuk kembali ke rumah. Dia akan bertugas untuk mengasuh kedua anak dari Anna.
"Kalian ingin makan sesuatu? Mumpung kita masih di luar," tanya Vita.
Si kembar kompak menggeleng.
"Mau pergi ke taman hiburan? Disini lengkap loh wahananya."
Lagi dan lagi si kembar menggeleng.
"Baiklah, kalau begitu kita langsung pulang aja ke rumah."
Si kembar mengangguk.
Sesampainya di rumah, Algaf malah meminta Vita untuk membelikan donat rasa cokelat keju, dan ice cream rasa stroberi dan vanila.
"Ya sudah, ayo kita beli!" ucap Vita yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari si kembar.
"Tante aja yang beli, kita mau di rumah aja menunggu. Tante nggak usah khawatir. Kita tidak akan nakal kok," ucap Algaf yang membuat Vita pun akhirnya pergi dari rumah untuk membelikan permintaan Algaf.
Setelah kepergian Vita, si kembar mulai beraksi. Mereka berjalan kaki menuju alamat rumah dari ayah mereka. Sungguh, rasanya mereka sudah tak sabar ingin melihat secara langsung wajah yang awalnya cuma dilihat dari foto ataupun dari internet.
"Rumahnya besar sekali Al, ternyata Daddy benar-benar orang kaya," ucap Elgan yang terus merasa kagum dengan rumah yang dilihatnya.
Sadar karena ada satpam yang menjaga, si kembar membungkukkan kepalanya agar tak terlihat oleh satpam itu lalu mereka masuk ke dalam halaman rumah yang megah itu.
Betapa terkejutnya mereka ketika melihat gadis yang ditemukan mereka kemarin. Mata Algaf dan Elgan langsung saling pandang seolah memberikan telepati atas perkiraan mereka kalau gadis itu adalah anak dari ayah mereka juga.
"Hai, kita pernah bertemu kemarin," sapa Elgan dengan sedikit senyuman.
Bukannya menyapa balik, gadis itu malah berlari masuk ke dalam rumah yang langsung diikuti dengan suara bariton laki-laki yang tiba-tiba keluar.
"Siapa kalian?"
"Daddy?"
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Asmanita Jamal
Makin seru ceritanya
2023-12-19
0
ballqiisty sirnawab .
yaahhh ... di gantung .....😔😔😔
2023-10-24
3
Lovita BM
Dimana ibunya Rachel
2023-10-24
1