Di sebuah club malam, Zion datang kesana untuk mencari informasi tentang pelanggan VIP yang katanya adalah orang yang dicurigai sebagai pemimpin dari Klan Black Swan. Zion sengaja datang kesana dengan membawa sedikit anak buahnya untuk berjaga-jaga.
Zion bertemu dengan Madam Zin pemilik bar tersebut dan juga sebagai perekrut wanita malam yang ada disana.
"Mau cari wanita yang seperti apa Tuan? Mau yang masih ting-ting? Atau yang udah jago di ranjang? Segala macam ada semua disini. Dijamin pelayanannya pasti tidak mengecewakan. Pokoknya sesuai sama harga," ucap Madam Zin agar Zion bisa jadi pelanggan tetap disana.
"Aku mau wanita itu! Wanita yang baru saja keluar dari ruangan VIP!"
Seketika Madam Zin langsung menolak.
"Wah, sayang sekali Tuan, wanita itu sudah ada yang milih. Yang lain saja Tuan."
"Siapa memangnya yang sudah milih? Aku bayar lebih mahal gimana?" Zion berusaha untuk negosiasi dengan Madam Zin.
"Maaf, benar-benar nggak bisa, soalnya dia itu sudah dibooking oleh satu orang dalam waktu sebulan," ucap Madam Zin.
"Sama siapa?" tanya Zion lagi.
"Maaf, saya tak bisa memberitahukan nama pelanggan karena memang sudah aturannya begitu."
Zion pun akhirnya memilih untuk pergi saja dari sana. Tapi, dia tak benar-benar pergi melainkan menunggu di luar klub untuk melihat siapa orang-orang yang keluar dari klub.
"Bos, mau sampai kapan kita nunggu kaya gini?" tanya salah satu anak buah Zion yang bernama Laskar.
"Sampai kita menemukan bukti kalau informasi yang kita dapatkan sesuai."
"Sepertinya informasi itu nggak bisa dipercaya deh, Bos. Buktinya tak ada kejanggalan sama sekali. Mana mungkin juga dia ke tempat seperti ini tanpa pengawalan dari anak buahnya."
Apa yang dikatakan Laskar benar juga, tapi dia akan mencoba percaya dengan informasi yang telah dia terima dari Moses.
Hampir dua jam menunggu, tapi tak sekalipun ada kejanggalan disana.
"Bos, mending Bos pulang aja, biar kita yang disini."
Zion pun menurut saja. Ini memang sudah terlalu larut, apalagi dia sudah meninggalkan Rachel seharian di waktu weekend yang seharusnya jadi hari libur.
Ketika mobilnya melewati rumah yang ditinggali oleh Anna. Rasanya Zion ingin masuk ke dalam untuk memperkenalkan diri sebagai ayah dari si kembar. Hanya saja, Anna masih belum memberikan pesan apapun padanya.
"Dasar keras kepala! Dia pikir dia bisa apa menyembunyikan aku terus sebagai ayah mereka! Dasar egois!"
Zion sedikit kesal dan melampiaskannya untuk memukul stir mobilnya sambil terus melihat ke arah rumah Anna. Setelah sudah puas disana, Zion melajukan lagi mobilnya untuk menuju ke rumahnya.
Kondisi rumah sudah tampak sepi, bahkan lampu-lampu sudah sebagian dipadamkan. Hanya ada beberapa penerangan di beberapa ruangan.
Zion pergi menuju kamar Rachel yang lampunya sudah dimatikan dan diganti dengan tampu tidur yang sangat minim cahaya. Dia mengecup kening Rachel lalu mengusap kepala Rachel pelan.
"Papi janji akan menemukan orang yang sudah membunuh papa kamu. Jadi, tumbuhlah dengan baik Rachel. Papi akan turuti semua yang kamu inginkan. Apapun yang kamu mau akan Papi kabulkan."
Zion keluar dari kamar Rachel dan hendak pergi ke kamarnya sendiri. Namun, dia dikejutkan dengan Desha yang tiba-tiba ada di hadapannya.
"Kamu baru pulang? Dari mana?" tanya Desha.
Bukannya menjawab, Zion malah melengos begitu saja.
"Zion! Kenapa kamu begini sama aku!? Kenapa kamu jadi cuek? Padahal aku sudah menceritakan semuanya kenapa dulu aku pergi tanpa penjelasan. Semuanya karena papa kamu yang tidak setuju, tapi kenapa kamu sampai sekarang masih dingin begini? Apalagi aku sudah sangat berjasa untuk membesarkan Rachel!"
Zion berhenti berjalan dan membalikkan tubuhnya.
"Tak pernah sekalipun aku berpikir untuk kembali pada masa lalu. Jadi, jangan pernah berpikir kalau pembenaran yang kamu lakukan akan aku anggap. Karena di mataku, kamulah yang pergi, itu artinya, kamu yang memang tak menginginkan aku lagi. Aku mengizinkan kamu tinggal disini, bukan karena aku masih cinta, tapi karena aku ingin Rachel mendapatkan kasih sayang dari seorang wanita."
Setelah mengatakan itu, Zion pun benar-benar pergi dari hadapan Desha yang sudah kesal sampai ke ubun-ubun. Dia benar-benar bingung mau pakai cara apalagi untuk membuat Zion kembali padanya.
*
*
Anna termasuk orang yang ramah dan murah senyum. Bahkan setiap orang yang menyapanya selalu disapa balik oleh Anna. Anna senang karena rekan kerjanya disana baik-baik.
"Kemarin aku coba bikin formula baru untuk skincare merk Beauty, tapi ternyata gagal karena setelah melakukan beberapa percobaan malah mengakibatkan efek samping yang buruk ke kulit wajah."
"Iya wajar lah, memang untuk menghasilkan produk skincare yang bagus jangan cuma sekali percobaan atau beberapa kali saja. Kita harus mencobanya berulang kali sampai benar-benar aman untuk dipakai," jawab salah satu dari mereka ada disana.
Anna hanya mendengarkan saja obrolan beberapa ahli kimia yang lain ketika di meja makan. Dia sedang tak mood untuk membicarakan soal pekerjaan kalau sudah bukan lagi di dalam lab.
Tak lama kemudian, ada seorang pria berpenampilan culun. Rambut yang disisir rapih dengan poni yang sangat pendek juga kacamata bulat yang dikenakannya. Tampaknya laki-laki itu kebingungan untuk mencari meja untuknya duduk.
Sudah beberapa kali sebetulnya Anna melihat laki-laki itu, hanya saja dia cuma memperhatikan saja. Sayangnya, kali ini dia harus bertindak, karena melihat laki-laki itu diperlakukan tidak adil oleh salah seorang rekan kerja yang sok jadi senior disana karena sudah berpengalaman lebih lama.
"Belum juga 2 tahun kerja disini, kamu sudah banyak bertingkah ya! Bisa-bisanya kamu mengusulkan ide macam itu ke atasan! Emangnya siapa kamu bisa mengatakan itu dengan gamblang, hah?! Jangan sok pintar!"
Laki-laki itu ditoyor keningnya oleh senior. Bahkan makanan yang tadinya dipegang oleh laki-laki itu pun sampai tumpah karena laki-laki itu didorong sampai terjatuh ke lantai.
"Berhenti!" ucap Anna yang berusaha untuk menghentikan perbuatan yang lebih jauh lagi. Karena baginya ini adalah sebuah penindasan. Orang yang melakukan seperti ini tidak punya etika.
"Oh, siapa ini?" tanya senior itu sambil melirik-lirik ke arah Anna.
Beberapa orang tampak berbisik dan akhirnya senior itu tahu siapa Anna.
"Rupanya kamu yang dikirim Prof Jack dari Itali? Bisa apa kamu sampai dipercaya seperti itu?" tanya senior itu dengan nada yang meremehkan.
"Dengar ya, aku bisa apa itu bukan urusan kamu, tapi tolong jangan menindas orang seperti ini. Sikap kamu benar-benar seorang pengecut yang bisanya cuma menghina dan melakukan kekerasan ke orang lain. Apa tidak bisa bicara baik-baik kalau emang kalian ada masalah?"
Ucapan Anna itu hanya dibalas dengan suara tawa dari senior itu.
"Jangan ikut campur!"
"Arghh!"
*
*
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Asmanita Jamal
Kasihan Rachel thor
2023-12-19
0
Nar Sih
kmu slh zion ,tlh masukin ular dlm rmh mu yg sdh menyakiti putri mu tanpa kau sadari
2023-10-31
1
L B
zion juga aneh🙄dia benci si ndeso tapi dimasukkan dalam rumahnya.
jika karena Rachel saja, kenapa coba harus si ndeso yg dipilih untuk menjaga rachel, kenapa? rasanya nggak mungkin itu pilihan rachel.
zion juga nggak peka/kritis dengan keadaan rachel😞 tidak ada raut bahagia tapi zion kurang perhatian.
2023-10-31
1