My Cool Husband
BAB 1
Namaku Gulla
Kenanganmu terbang terbawa oleh angin
Dan jatuh di hatiku, membuatku tersenyum
Perasaanku yang belum terungkapkan kini sedang mendatangimu
Karena aku mencintaimu. .
Datanglah kepadaku
Karena aku membutuhkanmu
Juga merindukanmu. . .
Kau menggerakkan hatiku yang dingin
Kau membuat hatiku menangis
Itu adalah dirimu
Aku coba lupakan, aku coba hapuskan
Tapi cintaku adalah dirimu
-I love you Boy-
Ibrahim masuk ke dalam mobil, ia mengelap peluh yang membasahi dahinya lalu ia melajukan mobilnya membelah jalan Raya.
Bekerja sebagai polisi bukanlah hal yang mudah, apalagi amanah yang ia tanggung begitu berat. Membuatnya tidak dapat bermain-main, ia di amanahi sebagai Komisaris Jendral bagian Badan Reserse Kriminal. Tugasnya mengkordinasi jalannya penyelenggarakan fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan fungsi laboratorium forensik, dalam rangka penegakan hukum.
Walaupun ia pemimpinnya bukan berarti ia harus santai-santai, ayahnya Rakan Salman Al-fatih mengajarinya untuk amanah. Karena amanah yang ia dapatkan itu akan dipertanggung jawabkan nanti di akhirat.
Hadist yang selalu ayahnya tanamkan sejak Ibrahim kecil "Jabatan itu amanah. Dan pada hari Kiamat nanti, jabatan itu menjadi kehinaan serta penyesalan, kecuali bagi orang yang melaksanakannya secara benar dan menunaikan semua kewajibannya." (HR. Muslim)
Ibrahim sebenarnya mendapatkan rumah dinas, tapi Ibrahim enggan memakainya. Mungkin nanti disaat ia sudah menikah, kini ia tinggal bersama orangtuanya. Paling tidak Ibrahim ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya tercinta.
Hari ini adalah hari yang paling melelahkan untuknya karena ia harus menangani kasus tindak korupsi yang dilakukan salah satu anggota parlemen di negeri ini, kasus yang tidak menemui titik ujungnya. Kasus tindak korupsi ini malah berputar-putar dan tidak menemukan pelaku utamanya kadang para polisi menyerah untuk menindak lanjuti dan memilih menutup kasus seperti ini. Seperti yang kita tahu bahwa kekuasaanlah yang mampu membeli keadilan.
Ibrahim memandang temaram lampu di jalan, ia menyipitkan mata melihat seorang gadis berlari di padatnya lalu lintas. Pandangan itu menarik minat Ibrahim, tanpa ia sadari ia menghentikan mobilnya di pinggir tepi jalan.
Kemudian Ia keluar dari mobil, berdiri di depan kap mobil mengamati gadis yang berlari menuju arahnya dengan kencang dengan napas yang terengah-engah. Rambut panjang gadis itu tergerai indah melambai-lambai seakan memanggil Ibrahim untuk menyentuhnya.
Ibrahim menyadari malam itu, jika gadis ini memiliki pesona yang kuat yang tidak bisa ditolak oleh dirinya.
*****
"Selamatkan saya, saya mohon pak polisi." Ucap gulla, ketika ia melihat ada sosok polisi berseragam berdiri dengan gagah.
Napas gulla bergerak tidak beraturan, ia senang berhasil keluar dari neraka. Ia tidak bisa membayangkan jika ia harus terjebak ditempat itu lebih lama lagi. Ia berterima kasih pada takdir ketika ada seorang polisi yang berdiri di hadapannya seakan-akan ingin menolongnya.
Gulla menatap Polisi itu dengan memohon, bahkan ia menarik polisi tersebut agar membukakan pintu mobil untuknya. Gulla tidak punya waktu lagi, ia harus pergi secepatnya dari sini. Ia takut suaminya menangkapnya dan ia akan mendapat penyiksaan yang lebih perih lagi. Ia sudah lelah, dan ingin mengakhiri penderitaan ini.
Polisi itu dengan terpaksa membuka pintu mobilnya, Gulla dengan cepat masuk ke kursi kemudi.
"Siapa yang menyuruh kamu duduk di situ?"
Gulla menatap polisi itu sebal, lalu ia menggeser dirinya. "Pak ayo cepat masuk," ucap Gulla ketika ia hanya melihat polisi itu berdiri di depan pintu.
Polisi itu seakan tidak mendengarkan dengan cepat Gulla menarik tangan polisi itu agar masuk ke dalam mobil, tapi yang terjadi sebaliknya Gulla menariknya terlalu kencang hingga tubuh polisi jatuh menindihi tubuhnya.
Mata gulla mengerjap melihat mata kelam hitam milik polisi tersebut, mereka saling bertatapan satu sama lain dan jantungnya ikut berdebar. Gulla tidak pernah merasakan perasaan seperti ini bahkan saat ia bersama suaminya. Suasana menjadi hening dan canggung, tiba-tiba kehangatan itu menyebar di antara keduanya namun suara klakson mobil menggangetkan mereka berdua.
Gulla dengan cepat mendorong polisi tersebut, begitu juga dengan polisi itu memperbaiki posisi duduknya lalu menutup pintu mobil. Mobil sedan hitam itu melaju membelah jalan raya dengan cepat seiring dengan detak jantung mereka berdua.
****
"Namaku gulla," ucap gadis itu, ketika Ibrahim menyetir kendaraannya. Keningnya berkerut ketika mendengar ucapan gadis itu. ia menatap gadis itu sebentar, ia tidak percaya ada orang yang namanya Gulla.
Apa gadis ini penipu? Lalu kenapa kau menolongnya Ibrahim jika kau tahu gadis itu hanya akan menipumu batin Ibrahim bergejolak.
"Kamu pasti berpikir ini lelucon yah, namaku Reina Gulla Kristiani," ucap gulla sambil tersenyum manis.
Ibrahim menatap Gulla tidak berkedip entah kenapa ia menyukai senyum gadis itu. Namun Ibrahim langsung menggelengkan wajahnya, sambil mengucapkan Istiqfar beberapa kali. Ini kali pertama Ibrahim tertarik dengan seorang wanita, ini tidak boleh terjadi godaan wanita itu sama beratnya dengan syaitan. Ia harus bisa mengendalikan diri sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Ibrahim," ucap Ibrahim dengan singkat.
Gulla mengerutkan keningnya, ia awalnya tidak mengerti namun baru ia sadari jika polisi ini memperkenalkan dirinya. Astaga singkat, jelas dan padat, tipe pria yang menyebalkan apa semua polisi bersikap seperti ini. Gulla menatap Ibrahim sebal.
"Kamu mau pergi kemana?" tanya Ibrahim.
"Tidak tahu," ucap Gulla sambil menatap langit dari jendela. Ia bingung harus kemana, ia tidak memiliki siapa-siapa lagi. Setelah memutuskan keluar dari rumah itu, Gulla tidak mempersiapkan ia harus kemana, ia tidak tahu arah mana yang ia tuju, yang terpenting baginya adalah keluar dari tempat mengerikan itu.
Ibrahim menepuk jidatnya pelan, dengan spontan ia menghentikan mobilnya membuat kepala Gulla menubruk dashboard mobil. Gulla mengaduh.
"Bisa bawa mobil ngak sih," ucap Gulla sambil menyentuh dahinya yang kesakitan.
"Seharusnya saya yang marah sama kamu, dimana kamu tinggal." Ujar Ibrahim.
"Aku tidak punya tempat tinggal di sini," Gulla menjawab apa adanya.
"Maksudnya?" Ibrahim seakan tidak mengerti maksud gadis itu.
"Aku kabur dari rumah suamiku,"
"APA?????" Ibrahim menatap gulla tidak percaya, astaga dosa apa yang telah ia perbuat membawa istri orang pergi bersamanya. Ini tidak boleh dibiarkan, ibunya pasti akan menggoroknya kalau ia tahu.
"Dimana alamat rumah suamimu?" tanya Ibrahim tidak sabaran.
"Jangan bawa aku ke sana," pinta Gulla dengan nada sedih.
"Aku mohon, aku tida ingin kembali kesana." Pinta Gulla ia menatap Ibrahim berkaca-kaca.
"Kenapa?"
"Karena aku tidak bisa hidup dengannya."
"Kalian bisa menyelesaikan masalah kalian dengan baik-baik. Untuk apa kalian menikah jika pada akhirnya kalian seperti ini. apa kalian tidak mempikirkan dampak dari pernikahan?" Sungguh Ibrahim tidak ingin ikut campur permasalahan rumah tangga orang.
Kenapa sekarang ia harus terlibat dalam kisah cinta sepasang suami istri? Ini bukan salah satu impiannya.
Ibrahim mendesah keras. Ia sudah pusing dengan tugasnya yang belum selesai dan sekarang ia direpotkan dengan masalah yang baru, membawa kabur istri orang.
"Ini rumit," Gulla memutus ucapannya, matanya berkaca-kaca menatap jalan raya. Sungguh dari segala hal yang dia tidak inginkan adalah kembali ke rumah itu. Rumah yang telah memberinya ribuan luka baik secara fisik maupun batin.
"Dan aku tidak punya banyak waktu untuk menceritakannya sekarang." Ujar Gulla cemas.
"Jika aku tetap di sana aku akan diperlakukan seenaknya olehnya."
"Tapi dia suamimu," elak Ibrahim sambil menatap Gulla tajam. Dia sangat tidak suka wanita yang tidak menghargai suaminya, ia tumbuh dari lingkungan yang sopan, dimana ibunya Savira sangat menghargai dan mencintai ayahnya Rakan.
Ibunya rela memberikan nyawanya pada ayahnya, bahkan tidak pernah menuntut ayahnya. Demi Ridho surga-Nya. Mendengar jawaban Gulla, membuat Ibrahim berpikir jika gadis ini, gadis pembangkang dan tidak tahu sopan santun.
Bukannya menjawab gulla malah membuka kancing bajunya, Ibrahim melotot menatap gadis itu tidak percaya. Apa-apaan gadis ini ingin menggodanya apa, tidak tahukah dia jika dia juga seorang laki-laki yang bisa khilaf. Ya tuhan cobaan macam apa ini, pikiran buruk telah menghantui Ibrahim, namun ketika kesadarannya kembali matanya berubah menjadi sendu. Ia menatap ngeri melihat goresan luka cambuk di pundak gadis itu.
Ibrahim tidak bisa membayangkan betapa perih dan sakit yang diterima gadis itu. Bahkan luka itu belum mengering, masih ada beberapa darah yang menetes dari luka itu. Rahang Ibrahim mengeras entah kenapa ia ingin membunuh suami gadis itu, bisa-bisanya gadis kecil yang rapuh ini diperlakukan seperti itu.
Ketika gulla merasa Ibrahim sudah melihat lukanya dengan cepat ia memakai bajunya kembali dengan cepat. Lalu gulla menatap Ibrahim sendu. Ia berharap Ibrahim berubah pikiran.
"Bagaimana pak polisi, bisakah kamu menolongku?"
"Bukankah tugas seorang polisi itu memberikan perlindungan kepada warganya."
"Aku mohon bawa aku kemanapun dengan perlindunganmu," Ujar Gulla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Ciripah Mei
ky y seru nih
2021-05-16
0
Happyy
👍🏼👍🏼👍🏼
2021-01-05
0
Sahla Sabilla
menarik ..TPI kurang srekk klu nmnya gula
2020-10-17
0