BAB 14
Tamu Yang Tak Terduga
Gulla duduk di ruang tamu sambil memakan bakso yang ia beli tadi, tangan kirinya yang bebas ia gunakan untuk menyalakan televesi. Benda berbentuk persegi itu menampilkan gambar bergrak dan suara yang memenuhi ruangan itu. tangannya sibuk mengganti channel sedang tangan satunya lagi menyuapi bakso ke dalam mulutnya. Gulla berdecak kesal tidak menemukan siaran yang membosankan tepat saat itu suara bel menghentikan aktifitasnya. Keningnya berkerut sambil berpikir sebentar siapa yang bertamu malam-malam, karena ia merasa tidak memiliki janji kepada siapapun. Kecuali,,, dengan cepat ia menaruh piringnya di meja.
Pikiran Gulla melayang pada kejadian tadi siang ucapan Ibrahim yang ingin menemuinya. Apa jangan-jangan...
Langkah kaki Gulla berjalan ke arah pintu, tangan kecilnya memutar kunci lalu membukanya. Belum sempat ia melihat siapa yang datang, tubuhnya mendapat pelukan cepat, Gulla kaget, ia ingin melepaskan, namun ketika siapa yang memeluknya ia ikut membalasnya tanpa ragu.
"Bunda, Savira,," guman Gulla pelan. Ia merindukan wanita berhati malaikat ini.
"Kamu baik-baik sajakan Gulla, Bunda kangen," dengan erat Savira memeluk Gulla, sudah lama sekali mereka tidak bertemu sejak peristiwa kecelakaan itu.
"Sebaiknya kita bicara di dalam," Suara Ibrahim menghentikan aksi kangen-kangenan antara dua wanita itu. gulla melepaskan pelukan itu dengan canggung mengetahui jika Ibrahim ada di antara ia dan Savira. Pria itu tampak tampan mala mini, dengan kemeja berwarna biru dan celana kain hitam.
"Maaf bun, silahkan masuk." Gulla menggeser tubuhnya mempersilahkan Ibrahim dan Savira masuk.
Mereka berjalan memasuki rumah kemudian duduk di sofa, alis Ibrahim terangkat melihat semangkuk bakso di atas meja. Menyadari itu, Gulla mengambilnya dan meletakkan ke dapur cepat.
"Mau minum apa, bunda dan Ibra?" tanya Gulla.
"Nanti saja Gulla, kita berbicara dulu saja."
"Tapi bun,"
"Gulla, duduk sini," Savira dengan nada tidak terbantahkan, Gulla menurut dan ikut duduk di sebelah Savira sedang Ibrahim duduk bersebrangan dengan dia.
"Terima kasih, kamu merawat rumah ini dengan baik." Ucap Savira ketika melihat rumah yang ia miliki terawat.
"Bunda tidak perlu berterima kasih, ini semua adalah kewajibanku. Bunda berbaik hati memberikan aku rumah dan menyuruhku mengelola toko bunga untuk melengkapi kebutuhanku, seharusnya aku yang berterima kasih."
"Kamu masih sama seperti dulu, selalu sungkan." Dengan gemas Savira mengelus kerudung Gulla.
"Jadi ada perlu apa bunda kesini,"
"Bunda senang jika kalian memutuskan untuk menikah," ucapan Savira membuat Gulla terdiam, ia belum mengiyakan ajakan Ibrahim tapi kenapa bunda berbicara seakan-akan ia akan menikah dengan Ibrahim.
"Bun-n,," Baru saja Savira ingin mengklarifikasi Bunda Savira memotong ucapannya.
"Bunda mengerti ini terlalu cepat buat kalian, setelah 2 tahun tidak bertemu. Tapi bunda mengerti jika kalian saling mencintai, tidak ada salahnya kalian mencoba, bukannya kamu single dan Ibrahim juga ia belum menikah padahal umurnya hampir mendekati kepala tiga tapi tidak kunjung menikah.'
"Kamu tidak kasihan Gulla?" ucap Savira dengan nada mengejek, ia ingin putranya jika usianya sudah pantas untuk menikah.
"Bunda," cela Ibrahim tidak suka dengan kalimat terakhir bundanya. Membawa bundanya ternyata adalah kesalahan bukannya membantunya malah mengejek dirinya. Ibrahim mengusap keningnya pelan, lebih baik ia diam. Membiarkan bunda memimpin agar Gulla mudah di taklukan, karena jika ia yang melakukan pasti Gulla akan ketakutan dan memilih untuk meninggalkannya lagi. Ibrahim tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. tidak akan terjadi lagi,, janjinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Happyy
😊😊😊
2021-01-05
0
Nadia Dia
anak nya gulla kemana Thor
2020-08-29
0
Siti Asmaulhusna
lamaran tiba2 yg membuat Gulla terk3jut 😯😯😯
2020-07-01
1