BAB 5

BAB 5

CIUMAN

Malam ini Ibrahim dan gulla pergi untuk mencari sate padang. Gulla tiba-tiba ngidam, jujur Ibrahim tidak keberatan akan hal itu, tapi yang menjadi masalahnya adalah sekarang sudah jam 1 malam warung makan mana yang buka.

Ibrahim melirik Gulla dari sudut matanya, gulla sudah terlelap dalam tidurnya. Jalanan terlihat sepi, hanya ada pepohonan yang menghias di pinggir jalan. Mobil Ibrahim melaju membelah jalan tol, Ibrahim bertanya-tanya sebenarnya benda apa yang dicuri gulla hingga suaminya begitu menginginkan gulla.

Ibrahim menurunkan laju kecepatan, tepat ketika ia ingin berbelok ke arah kanan dia mendengar suara tembakan.

Sialnya! Tembakan itu mengenai ban mobil Ibrahim membuat mobil yang dikendarai Ibrahim oleng. Gulla yang tertidurpun bangun karena tubuhnya yang terbentur dasbord.

"Sial," umpat Ibrahim.

"Ada apa?" tanya Gulla panik. Gulla langsung menengok ke belakang ternyata ada mobil yang mengikuti mereka. Keringat dingin membasahi Gulla, reflek Gulla memeluk Ibrahim yang sedang mengemudi. Pasti mobil itu adalah suruhan suaminya.

Ibrahim terkejut menerima pelukan itu, jantungnya tiba-tiba berdebar kencang tanpa ia minta. Ibrahim ingin melepaskan pelukan itu, karena gerakannya terhambat membuat Ibrahim sulit untuk melajukan mobil. Namun melihat sorotan mata Gulla yang dipenuhi ketakutan Ibrahim membiarkannya.

Ibrahim menambah laju kecepatannya, sialan baru kali ini Ibrahim merasakan adrenalinnya dipacu begitu keras suara tembakan yang menggelegar dengan suara debaran jantung yang ikut meriahkan suasana hatinya, Ibrahim memcoba berkonsentrasi, jika ia salah sedikit saja maka ia dan Gulla tidak akan selamat.

Lagi-lagi suara tembakan mengenai ban mobil Ibrahim, mau tidak mau Ibrahim menghentikan lajunya. Karena dirasanya bannya bocor, Ibrahim meminggirkan mobilnya di pinggir jalan raya agak jauh dari mobil yang mengejar mereka. lalu ia melepas pelukan Gulla, awalnya Gulla menolak. Tapi Ibrahim berulang kali meyakinkan Gulla.

"Sebentar gulla, saya keluar sebentar."

"Tapi Ibra, aku takut." Gulla merapatkan pelukannya, ia tidak ingin jauh dari Ibrahim.

"Percaya sama saya, kamu aman bersama saya."

"Kamu tidak ingin kita atau bayi kamu terbunuh bukan." Gulla menganggukan kepala, ia tidak ingin mereka mati sia-sia kemudian ia melepaskan pelukannya.

Ibrahim bernafas lega kemudian ia membuka pintu mobil keluar sambil berjalan memutari mobil. Ibrahim baru saja ingin membuka pintu mobil Gulla, tiba-tiba suara tembakan mengenai lengan Ibrahim dan Gulla tidak mengetahui hal tersebut. Ibrahim meringis kesakitan, tapi ia mencoba menahannya, ia pernah merasakan hal yang lebih dari ini.

Saat ini yang terpenting adalah keselamatan Gulla. Ibrahim mencoba menyembunyikan rasa sakit itu, ia harus terlihat kuat. Dengan cepat Ibrahim membuka pintu mobil.

"Kita harus cepat pergi," Ibrahim mengenggam tangan Gulla, lalu menarik Gulla memasuki sebuah tempat yang sepertinya hutan. Karena di tumbuhi pepohonan yang lebat, Gulla menatap sekeliling takut, ia mencoba menyamakan langkah panjang Ibrahim. Mereka berlari, terus berlari mencoba menjauh dari kejaran orang-orang itu. Ibrahim menarik Gulla bersembunyi ke sebuah pohon besar, ketika ia mendengar suara orang lain disitu.

"Kalian keluar, tidak usah sembunyi," ucap sebuah suara yang sangat Gulla kenal, itu suara Rendra. Gulla ingin menjerit ketakutan tapi Ibrahim menutup mulut Gulla dengan tangan kanannya. Lalu tangan kirinya memeluk perut gulla.

"Sepertinya mereka sudah pergi bos," ucap salah satu dari suara itu.

"Sialan, kita lanjut besok dan pastikan gadis itu benar-benar harus kita dapatkan."

"Baik bos," lalu suara langkah kaki menjauh meninggalkan Ibrahim dan Gulla yang bernapas Lega.

Gulla melepaskan diri dari pelukan Ibrahim dengan canggung, ini sudah beberapa kali ia dipeluk Ibrahim.

"Sebenarnya apa yang kau curi dari mereka?" Ibrahim dengan mata hitamnya menatap Gulla tajam.

"Aku tidak mencuri apapun," Ibrahim tersenyum kecut, kedua tangan Ibrahim memegang bahu Gulla erat.

"Aku tidak membawa apapun dari mereka."

"Tidak mungkin hanya karena bayi, mereka melakukan ini padamu,"

"Jujur saja, saya tidak suka ada kebohongan. Jika kamu tidak mencuri sesuatu yang berharga dari mereka, tidak mungkin mereka mengejarmu seperti seorang buronan bukan seperti suami yang kehilangan istrinya." Ibrahim menatap Intens mata gulla, Gulla menundukan kepalanya ia tidak bisa mengatakan itu pada Ibrahim. Ia takut , ia tidak bisa.

Ibrahim yang kesal mengangkat kasar wajah gulla, hingga wajah mereka saling berhadapan. Tapi hal yang Ibrahim lakukan adalah sebuah kesalahan, Ibrahim merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan.

Mata hitam milik Gulla terlihat begitu cantik dan bibir merahnya seolah mengundangnya. Ibrahim tidak bisa menahannya, Ibrahim mendekatkan bibirnya kewajah Gulla. Gulla menatap Ibrahim takut, ia melangkahkan kakinya mundur menjauh dari Ibrahim. Tapi yang ia dapatkan sebaliknya Ibrahim menariknya dalam pelukan dan membenturkan tubuhknya ke pohon.

Gulla meringis kesakitan, baru ia ingin menjerit, bibir milik Ibrahim mencium bibirnya dengan kasar, Ibrahim menciumnya seoalah-olah Gulla adalah candu. Gulla terlena tangan gulla naik memegang kedua pundak Ibrahim mereka saling merapatkan tubuh meraka, ketika Ibrahim ingin memperdalam ciumannya. Ibrahim seperti disadarkan, ini salah tak seharusnya ia melakukan ini.

Ibrahim melepaskan ciuman begitu juga dengan pelukannya, Ibrahim menatap gulla bersalah. Ciuman ini salah, ia berdosa seharusnya ia tidak mencium wanita yang bukan istrinya terlebih seorang wanita yang berstatus suami orang.

Ibrahim bergerak menjauh meninggalkan Gulla. Ibrahim merasa marah dengan dirinya sendiri ia tidak bisa menahan nafsunya, ia berdosa menodai perempuan itu. sialnya ia tidak mengatakan maaf, tapi ini bukan maunya ini di luar kendalinya.

"Astagfirullah, ya Allah ampuni aku,"

****

Gulla tersadar, ia menatap Ibrahim dari kejauhan. Menyadari langkah Ibrahim yang makin menjauh Gulla berlari menyusul Ibrahim. Hutan ini begitu gelap, ada sedikit rasa takut tapi Gulla mencoba melawannya, ia tidak boleh terus-terusan takut.

Gulla berjalan di belakang Ibrahim di heningnya malam tidak ada suara di antara mereka. hingga langkah membawa mereka keluar dari hutan itu, Ibrahim mengeluarkan ponsel di sakunya lalu menghubungi seseorang.

Gulla mengangkat kedua tangannya ke atas langit untuk menghilangkan kebas di tangannya, disaat itu ia menyadari ada sebuah warna merah yang terlukis di sana. Ada darah di sana, Gulla mencoba mengingat semua kejadian yang ia lakukan tadi, tadi ia memegang pundak Ibrahim.

Apa jangan-jangan Ibrahim terluka? Jika benar ini semua salahnya, seharusnya ia tidak melibatkan orang itu sejauh ini.

Gulla melangkahkan kakinya, mendekati Ibrahim. Tangan mungilnya menyentuh pundak kiri Ibrahim ternyata benar.

"Apa yang kau lakukan?" Ibrahim menjauhkan diri. Sudah cukup hari-hari ini ia melanggar batas antara pria dan wanita. Tak tahukah Gulla jika ia diciptakan sebagai ujian yang berat untuk Ibrahim.

"Kamu terluka," Gulla tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnga.

"Bukan urusanmu." Ibrahim tidak menggubris gulla, ia takut hal yang tadi terjadi lagi. wajar saja ia normal, ia pria biasa yang akan tergoda jika di suguhi gadis cantik dan polos seperti gulla.

"Tapi kamu terluka, sungguh jangan seperti ini. aku takut terjadi apa-apa padamu." Gulla melirik lengan kiri Ibrahim yang kini menampakan warna merah.

"Aku merasa bertanggung jawab dengan itu," ucap gulla dengan nada penuh sesal.

"Lalu jika saya terluka, apa yang bisa kau lakukan untuk menyembuhkan luka saya." Gulla terdiam, ia tidak bisa merawat luka tembak seperti itu.

"Dari pada menghawatirkan saya, lebih baik kita pulang. Jemputan kita sudah datang," Ucap Ibrahim sambil menunjuk sebuah mobil sedan hitam yang melaju ke arah mereka.

"Jikalau aku tidak bisa menyembuhkan luka anda, biarkan aku di-samping anda hingga luka-luka anda sembuh" ucap Gulla di belakang punggung Ibrahim, lalu ia melenggang pergi masuk ke dalam mobil, Ibrahim bisa mendengarnya dengan jelas dan Ibrahim yakini jika ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Dan entah kenapa rasa sakitnya menghilang begitu saja. Cinta memang benar-benar hebat.

Terpopuler

Comments

Happyy

Happyy

😘😘😘

2021-01-05

0

Yuli Rafa

Yuli Rafa

seperti nya seru

2020-10-02

0

Tania Fatmawati

Tania Fatmawati

Spertinya menarik

2020-07-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!