BAB 6
CINTA DALAM HATI
Ibrahim memukul kepalanya berkali-kali, ia merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menahan hawa nafsunya. Jika ayahnya tau ia berzina, pasti ayahnya akan menghukumnya.
Bagaimanapun ia juga seorang aktivis dakwah, tidak seharusnya ia menyentuh wanita yang jelas bukan mahramnya terlebih ia sudah bersuami. Ibrahim membuka kemeja putihnya lalu melemparnya sembarangan.
Ibrahim menghela nafas, ia masih dengan jelas mengingat bagaimana caranya mencium Gulla tadi, itu bukan seperti dirinya.
Benar apa yang dikatakan Rasulullah dalam hadistnya "Takutlah kepada wanita, karena cobaan pertama bani israil ialah berasal dari wanita (Hr. Muslim)" bahkan ia sampai melupakan dengan luka di tangannya karena perempuan itu.
Ibrahim memijit pelipisnya entah sudah berapa banyak dosa yang ia lakukan bersama gadis itu, karena setiap di dekat gadis itu Ibrahim tidak bisa mengontrol dirinya. Atau imannya sudah lemah hingga ia tidak bisa mengendalikan dirinya.
Ibrahim mengambil kotak obatnya, dan beberapa alat untuk membersihkan lukanya. Untung saja tadi tembakannya meleset sehingga peluru tadi hanya menggoresnya dan tidak menancap di tangannya.
Sebagai polisi ia sudah sering mengalami hal ini, maka tak heran jika diusianya yang baru 28 tahun ini sudah menjabat sebagai Komisaris Jendral. Ia tidak menyogok seperti orang-orang, ia mendapatkan ini murni dengan usaha kerasnya.
Ibrahim membersihkan luka itu dengan telaten, walau agak kesulitan tapi ia terus mengelapnya dengan air lalu memberinya sedikit alkohol. Sampai saat itu suara ketukan pintu menghentikan gerakan Ibrahim. Ibrahim mengernyit, siapa yang mengetuk pintu kamarnya? Ibu atau ayahnya, jika itu mereka maka Ibrahim dalam masalah besar, pasti mereka akan menjerit histeris melihat lukanya. Ibrahim mengambil atasn baju tidur satin miliknya lalu memakainya.
Ketika Ibrahim membuka pintu, ia terkejut melihat Gulla di sana berdiri membawa kotak obat.
"Ada apa?" sejujurnya ada sedikit rasa senang diperhatikan oleh wanita itu, tapi Ibrahim takut tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Mata Gulla terkejut mendapati Ibrahim tanpa atasan, sedang Ibrahim terkekeh melihat reaksi Gulla yang seperti tidak pernah melihat itu.
"Aku ingin mengobati lukamu," Ibrahim tersenyum kecil, jujur ia ingin tapi membiarkan wanita itu menyentuh tubuhnya walau sekedar mengobati lukannya itu adalah kesalahan terbesar, dan ia juga takut akan melakukan hal yang lebih pada wanita ini.
"Lebih baik kamu menemani saya saja, kamu ambil kotak obat di kasur saya karena peralatan obat saya lebih lengkap."
"Saya tunggu di taman belakang," Ibrahim berlalu meninggalkan Gulla, paling tidak ia ingin melihat gadis itu bisa di sampingnya.
Ibrahim menuruni tangga kamarnya, ia melangkah menuju taman belakang. Dihirupnya udara malam menjelang subuh kala itu, ia tidak menyangka jika angin subuh begitu segar di pernafasannya. Ibrahim menggerakan sedikit tubuhnya ke kanan ke kiri lalu ia langsung duduk di kursi.
Bintang-bintang malam itu sungguh indah dipandangan Ibrahim, entahlah sejak kapan Ibrahim jadi suka mengamati bintang padahal ia tidak pernah memandangi bintang seintens ini sebelumnya.
Apa semua karena gadis itu?
Ibrahim jadi teringat satu lagu, yang akhir-akhir ini sering ia dengar di radio ketika ia melajukan mobilnya ke kantor "Memenangkan hatiku bukanlah satu hal yang mudahkau berhasil membuatku tak bisa hidup tanpamu" tanpa sadar Ibrahim menyanyikan lagu itu dengan suara merdunya.
"Menjaga cinta itu bukanlah suatu hal yang mudah namun tak sedetik puntak pernah kau berpaling dariku beruntungnya aku dimiliki kamu"
"Kamu adalah bukti dari cantiknya paras dan hatikau jadi harmoni saat ku bernyanyi tentang terang dan gelapnya hidup ini"
Ibrahim jadi membayangkan betapa cantiknya wajah Gulla yang akhir-akhir ini menghiasi harinya, senyum manisnya, dan rambut hitam bergelombangnya yang membuat Gulla terlihat manis, jujur banyak wanita cantik di hidupnya tapi hanya Gulla yang mampu membuatnya jatuh ke dalam pusaran bernama cinta, entahlah Ibrahim belum berani mengatakan itu cinta.
"Kaulah bentuk terindah dari baiknya Tuhan padaku, waktu tak mengusaikan cantikmu, kau wanita terhebat bagiku tolong kamu camkan itu," suara debuman benda membuat Ibrahim menghentikan nyanyianya, ia menatap Gulla bingung yang terlihat canggung menatapnya.
"maaf," ucap gulla, sambil membereskan obat-obatan yang berjatuhan di tanah.
"Untuk apa minta maaf, kamu tidak melakukan kesalahan," Gulla melangkah mendekat ke Ibrahim memberikan kotak obatnya jujur ia agak canggung setelah kejadian ciuman tadi sekaligus ia tidak sengaja mendengar suara indah Ibrahim yang sedang bernyanyi.
Ibrahim merasa aneh dengan Gulla, kenapa ia seperti seorang istri yang tidak bahagia memiliki suami, bahkan dari ciuman saja ia seperti seorang amatiran sama sepertinya. Sebenarnya apa yang terjadi dalam rumah tangga mereka berdua, Ibrahim ingin tahu, apa Gulla benar-benar mengalami kasus kekerasan dalam rumah tangga.
"Keinginan kamu saat ini apa," ucap Ibrahim.
"Aku hanya ingin hidup bahagia dengan anakku, dan mungkin sama orang yang aku cintai."
"Suami kamu, memang kamu tidak mencintainya," Ibrahim penasaran, sambil memberikan obatnya, ia berusaha mengorek informasi Ibrahim beruntung peluru pistol itu tidak bersarang di tangannya hanya melukai tanganya.
"Dulu,"
"Dulu? Apa maksudnya dengan kata dulu, berarti sekarang kamu tidak mencintainya lagi."
"Dulu Reindra pria yang manis, tapi ketika aku mengetahui rahasia yang dia sembunyikan. Ia berubah menjadi pria psikopat yang terus menekanku bahkan berulang kali mencoba membunuhku," Ibrahim menghentikan gerakannya, ia menatap wajah cantik Gulla yang bersinar di bawah rembulan.
"Kau tahu itu adalah masa tersulitku, dimana aku harus hidup dengan pria yang terus memberimu penyiksaan tapi aku terus bertahan di sisinya. Kau tahu bayi yang aku kandung bukan bayiku,"
"Apa?"
"Aku diperkosa secara bergilir oleh anak buahnya mas Reindra, dan suamiku yang menyuruh anak buahnya untuk memperkosaku," Gulla tanpa sadar mengucapkan itu, ia tidak tahu kenapa ia harus memberitahu pada Ibrahim tapi setiap dia mengingat itu ia merasa jijik pada dirinya sendiri.
"BAJINGAN!!" Ibrahim mengeluarkan suara itu tanpa sadar, ia tidak bisa membayangkan hal itu terjadi pada Gulla. Ia tidak bisa membayangkan seperti apa pasti itu adalah hal yang sulit di hadapi Gulla. Ibrahim ingin membunuh Reindra saat ini juga.
"Kenapa kamu tidak lari saja, atau melaporkan ini kepada keluargamu."
"Reindra suamiku, dan aku sebagai istri tidak bisa melawannya lagi pula Reindra sudah membunuh semua keluargaku," ucap gulla sambil terisak.
"Ia memiliki dendam dengan ayahku, karena ayahku berhenti bekerja sama dengan Reindra. Sekarang aku tidak punya siapa-siapa lagi, aku – aku, akkkku"
"Kamu kenapa?"
"Aku hanya punya dirimu, Ibrahim Malik,"
"Aku hanya punya dirimu." Tangis gulla pecah malam itu, Ibrahim sudah tidak mempedulikan lukanya, ia hanya bisa menatap gadis itu tanpa ingin memeluknya.
"Meruntuhkan egoku bukan satu hal yang mudah dengan kasih lembut kau pecahkan kerasnya hatiku beruntungnya aku dimiliki kamu,
kamu adalah bukti dari cantiknya paras dan hatikau jadi harmoni saat ku bernyanyi tentang terang dan gelapnya hidup ini, kaulah bentuk terindah dari baiknya Tuhan padaku waktu tak mengusaikan cantikmu, kau wanita terhebat bagiku, tolong kamu camkan itu." Ibrahim hari ini benar-benar melihat kecantikan seorang wanita saat ini, Gulla yang beparas cantik dan berhati kokoh dimana ia tetap bertahan dengan suami yang terus memberikannya siksaan.
Ibrahim berjanji akan membunuh bajingan itu, ia tidak akan membiarkan bajingan itu melukai gullanya lagi.
"Kamu tahu tidak, kalau waktu subuh itu waktu yang tepat untuk meminta sesuatu" ucap Ibrahim berusaha mencairkan suasana, ia tidak ingin Gulla terus larut dalam tangisnya.
Gulla menghentikan tangisnya, "Aku tidak tahu,"
"Ibu saya pernah berkata di kala malam Allah turun ke bumi, di saat itu kita memanjatkan doa, maka ia akan mendengarnya dan mengabulkannya. Maka banyak orang-orang yang berusaha bangun di sepertiga malam hanya untuk meminta kepada Allah."
"Aku tidak pernah di ajarkan seperti itu di agamaku."
"HAHAHA, aku baru ingat kita beda kepercayaan" Ibrahim menatap langit merasa malu.
"Tapi sepertinya apa yang kamu ucapkan benar, karena malam ini aku merasakan tuhan mengabulkan doaku." Elak Gulla.
"Apa itu?" tanya Ibrahim penasaran.
"Bisa bertemu orang baik sepertimu, bisa bertemu dengan orang yang mau merawat luka-lukaku dan membiarkan aku terus berada di sampingnya sebagai malaikat pelindungku." Gulla tersenyum megah ke arah Ibrahim, melihat itu jantung Ibrahim berdebar tak karuan, apa ini artinya gulla juga mencintainya?
Apa gulla juga memiliki ketertarikan yang ia rasakan?
Ibrahim tidak bisa memperkirakan hal itu, tanpa sadar Ibrahim menyanyikan satu lirik lagu dalam hatinya, tanpa berani menyuarakannya. Cukuplah cinta ini hanya ia dan Tuhan yang tahu. Mungkin memang benar cinta dalam hati adalah hal yang terbaik untuk Ibrahim saat ini.
"Kamu adalah bukti dari cantiknya paras dan hatikau jadi harmoni saat kubernyanyi tentang terang dan gelapnya hidup ini, kaulah bentuk terindah (kaulah bentuk terindah) dari baiknya Tuhan padaku waktu tak mengusaikan cantikmu (mengusaikan cantikmu) kau wanita terhebat bagiku, tolong kamu camkan itu, tolong kamu camkan itu"
****
Keesokan paginya Ibrahim menatap Gulla yang sedang menyirami tanaman rumahnya, setelah selesai sarapan. Gadis itu memang sudah di milki oleh orang lain. Namun apakah salah jika Ibrahim ingin memiliki Gulla. Ibrahim ingin melindungi gadis itu, ia benci mendengar isak tangis Gulla ketika Gulla menceritakan semua perlakuan Rendra pada gadis itu.
Gulla terlihat rapuh,, dan bajingan itu malah merusaknya. Ibrahim mengeram, matanya kembali menatap mata Gulla. Gadis itu ternyata menyadari kehadirannya. Bahkan gadis itu tersenyum lebar, namun Ibrahim tidak membalas. Ia langsung pergi menjauh. Ia hanya ingin membatasi perasaannya. Ia takut dirinya tidak bisa mengotrol diri untuk tidak memeluk gadis itu. ia tidak ingin hawa nafsu yang memenuhinya.
Bagaiamanapun ia dan Gulla tidak memiliki ikatan apapun dan Ibrahim sudah Gilla mencium Gulla berkali-kali. Ibrahim harus menghindar menjaga rasa ini. Ia harus menjaga prinsipnya tidak akan menyentuh wanita manapun sebelum mereka menikah.
'Menjauhi Gulla adalah hal yang tepat untuk sementara ini, sebelum ia bisa menangkap Rendra dan memberikannya pelajaran atas semua hal yang telah pria itu lakukan pada Gulla.' Batin Ibrahim.
Gulla termenung menatap itu, bukankah semalam mereka baik-baik saja bahkan tidak ada pertengkaran di antara mereka.
'Apakah ia memiliki salah?" batin Gulla melihat perlakuan dingin Ibrahim padanya. Karena tidak ada lagi senyum di sana.
'Apa salahku?'
"Kenapa kau berubah Ibrahim? Apa karena ceritanya semalam. Ibrahim jadi jijik denganku." bisik Gulla melihat punggung Ibrahim yang berjalan jauh. Gulla rasa ini salah kenapa ia harus peduli jika Ibrahim tidak menganggapnya. Tentu saja Ibrahim tidak menyukainya, ia adalah wanita rendahan yang bahkan mengandung anak yang bahkan tidak ia tahu siapa ayahnya. Ia tidak pantas dicintai oleh siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Happyy
😥😥😥
2021-01-05
0
mojang banten
baru kali ini baca novel yang wanitanya sudah bekas orang lain ..meski pun janda tapi dia masih perawan ..tapi aku penasaran Thor bagus ceritanya lanjuuuut
2020-08-25
1
Gemini
ksian bngt gulaa
2020-07-24
2