Maafkan part ini yang semakin akwarrd
BAB 3
Aku Ingin Memastikannya
Setelah kejadian malam itu, Ibrahim menjadi gelisah. Ia berangkat pagi-pagi sekali agar tidak bertemu Gulla. Ia tidak ingin terjebak dalam ilusinya, entahlah mungkin perasaaanya pada gadis itu hanya sebatas tertarik dan semu sebentar lagi akan hilang. Tapi Ibrahim membenarkan jika rasa tertariknya pada gadis itu begitu kuat, karena ini yang pertama untuk Ibrahim. Sebab itulah Ibrahim menyibukkan diri dengan berbagai pekerjaaan saat ini.
Ibrahim membaca lembaran data hasil laporan kasus tindak korupsi yang dilakukan salah satu anggota parlemen tapi Ibrahim tidak bisa menyeret pelaku itu ke dalam penjara karena bukti yang kurang kuat yang menunjukan orang tersebut salah.
Kasus yang ia tangani adalah sebuah suap penyelundupan senjata illegal dan narkoba. Jujur ini adalah kasus terberat yang dialami Ibrahim, karena semuanya samar. Ibrahim malik hanya mampu menangkap 4 pengedarnya waktu penangkapan, dan sialnya satu diantara mereka bunuh diri. Ibrahim *** rambutnya frustasi, bukan hanya masalah ini namun masalah gadis bernama Gulla itu juga ikut membebaninya. Gadis itu terus membayangi pikirannya akhir-akhir ini.
Ibrahim baru saja ingin bangkit, namun ketukan pintu membuatnya berhenti sejenak. Ia mentatap bingung seorang laki-laki yang masuk ke dalam ruangannya. Laki-laki itu terlihat tampan dan gagah, Ibrahim menyipitkan matanya melihat itu, ia tidak mengenali sosok laki-laki yang menatapnya tajam itu.
"Selamat siang, anda Ibrahim Malik," ucap orang itu sambil menjabat tangan Ibrahim.
"Iya, saya Ibrahim. Silahkan duduk." Ibrahim menyapa pria itu ramah.
"Saya Reindra," Reindra tersenyum kemudian memperkenalkan diri pada Ibrahim.
"Ada perlu apa mencari saya?" tanya Ibrahim pada Reindra sopan.
"Tadi malam saya melihat anda membawa pergi istri saya," Ibrahim menatap tajam pria itu, apakah pria ini adalah suami gulla? Batin Ibrahim.
"Maksud anda apa saya tidak mengerti," Ibrahim pura-pura tidak mengerti ucapan pria ini, ia tidak ingin gulla dalam bahaya bisa saja pria ini melukai gulla dan Ibrahim tidak ingin itu terjadi.
"Anda jujur saja dengan saya, istri saya kabur dari rumah membawa bayi saya." Reindra menggertakan giginya, ia benci dengan sikap Ibrahim yang pura-pura tidak mengerti, atau Ibrahim memang tidak mengerti dan anak buahnya salah lihat.
"Bayi?"
"Maksud anda apa, saya tidak mengerti ucapan anda." Ibrahim berusaha tenang, ia tidak ingin berburuk sangka pada Gulla. Ia harus memastikan kebenarannya terlebih dahulu, ia tidak suka dipermainkan.
"Istri saya pergi membawa anak saya yang berada di dalam kandungannya," Ibrahim seperti tersengat listrik mendengar ucapan itu.
Ia tidak tahu jika Gulla sedang mengandung. Gadis itu membawa bayi suaminya, apa karena ini gulla mendapatkan luka cambuk ditubuhnya. Ibrahim mendesah, ia menatap langit-langit sebentar lalu ia menatap Reindra kembali.
"Bapak jangan menyembunyikan gulla dari saya, ia bukan hanya merebut bayi saya tapi ia juga mencuri harta saya yang paling berharga. Gadis itu seorang pencuri dan harus dihukum mati," ucap Reindra sambil menatap Ibrahim.
"Saya tidak bersama siapapun tadi malam," Ibrahim mencoba melindungi Gulla, Ibrahim yakin gadis itu tidak bersalah, mana mungkin gadis serapuh ini melakukan hal seperti itu. gadis itu begitu polos, tidak mungkin gadis itu menipunya. ia bisa melihat ketulusan dari gadis itu.
"Jangan membohongi saya Ibrahim, anak buah saya melihat kau membawa istri saya tadi malam dengan mobil sedan hitam anda."
"Kau tahu orang yang kau sembunyikan adalah seorang pencuri." lanjut Rendra menghasut Ibrahim.
"Saya tidak bersamanya, lebih baik kita bicarakan ini lain kali." Jelas Ibrahim sambil mengisyaratkan Reindra untuk keluar.
"Lagi pula saya juga tidak mengenal istri anda."
"Kalau begitu saya permisi, tapi asal anda tahu saja Pak Ibrahim. Jika ucapan saya benar saya tidak akan segan-segan membawa gadis itu dari kehidupan anda." Reindra menatap Ibrahim penuh kebencian, jujur ia masih tidak terima diperlukan seperti ini. tapi mau bagaimana lagi, ia tidak mungkin berbuat keributan di tempat seperti ini.
Reindra pergi berlalu meninggalkan Ibrahim, namun selang beberapa menit muncul Arga memasuki pintu. Arga menatap Ibrahim panik.
"Itu bukannya Reindra Alexander," Arga menunjukan foto Reindra kepada Ibrahim.
"CEO dari Alexander Group pengusaha property terbesar di Jakarta."
"Kenapa memangnya?"
"Dia terlibat dalam kasus yang kita tangani," Arga dengan muka serius mengucapkan itu, ia masih syok melihat Reindra di depan matanya.
"Apa? Mana mungkin." Ibrahim mengerutkan keningnya, ia sedikit kaget namun ia merubah raut wajahnya.
"Dia memiliki hubungan dengan salah satu tersangka kita. Menurut laporan yang aku bawa mereka sering bertemu." Arga menunjukan buku laporan yang dipegangnya tadi pada Ibrahim. Ibrahim mengamatinya dengan teliti, ada sedikit ketertarikan menggali informs lebih dalam ketika membaca itu.
"Urusan bisnis seperti apa di antara mereka berdua, lagi pula Reindra seorang pembisnis property. Lalu apa hubungannya dengan salah satu dewan parlemen itu." jika Reindra terlibat dalam kasus ini, kemungkinan Gulla juga mengetahui kasus ini. Karena tidak mungkin seorang suami mencari seorang istri yang hilang seperti mencari seorang buronan. Pasti Gulla juga memiliki hubungan di dalam kasus ini. ia juga ingin membuktikan apa gadis itu berbohong padanya atau tidak, jujur rasa ragu itu timbul.
Arga tiba-tiba membisiki Ibrahim. "Dia memiliki bisnis gelap, aku juga baru dengar dari kata orang. Tapi repurtasinya dia tidak bisa masuk penjara dengan mudah, ia memiliki koneksi dengan Ketua MK dan MA"
"Menarik juga," Ibrahim berdiri dari kursinya melangkah menuju jendela kantornya dan menatap jalan raya. Ia rasa ia tahu alasan Tuhan mempertemukannya dengan gadis itu.
"Kau punya urusan apa sama dia, sampai dia mendatangimu." Arga menatap Ibrahim curiga, pasti ada hal yang disembunyikan Ibrahim darinya. Arga penasaran dengan Ibrahim, karena sahabatnya ini tidak mempunyai hubungan apapun dengan Reindra.
"Bukan apa-apa." Elak Ibrahim. Ia ingin menyelidiki hal ini terlebih dahulu ia tidak ingin salah bertindak.
"Kau harus berhati-hati dengannya Ibrahim, dia bukan orang sembarangan. Aku takut kau masuk ke dalam masalah bahkan lebih parahnya kau terseret dalam masalah yang ia buat." Arga mencoba memperingatkan Ibrahim.
Ibrahim tersenyum misterius, Arga menyipitkan matanya melihat senyum itu. arga tahu maksud senyum itu. senyum yang akan muncul disaat Ibrahim penuh dengan rasa penasaran.
"Jangan bilang kau akan. . ." Arga memutuskan ucapannya. Ia menatap Ibrahim curiga, Ibrahim mungkin sudah gila, akan membiarkan dirinya masuk ke dunia hitam itu. Karena bukan hanya jabatan yang jadi taruhan tapi keluarga dan nyawanya.
"Aku rasa kau sudah Gila Ibrahim."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Happyy
😮😮😮😮
2021-01-05
0
Suria Khanza
semangattttttt baim💪💪💪💪
2020-09-18
0
Chin Iin
Seru
2020-08-18
0