Dia cantik, sangat cantik malahan dia akan makin cantik jika matanya yang indah itu terbuka. Mata yang belum lama ini dia sadari keindahannya beberapa minggu yang lalu, ketika pertama kali bertemu kembali dengan Gea.
Jujur dia sangat mempesona ketika malam peristiwa dimana dia menyia-nyiakannya, menolak takdir yang sudah di haruskan untuknya demi wanita ular itu dan menyiksanya tiap saat bahkan semua luka yang telah ia rasakan itu semua karena perbuatan ku sendri.
"Aku menyesal, sungguh... "
Tak terasa air mata Kevin telah jatuh, pria itu tidak kuasa menahan semua kesedihan ini. Kevin tidak peduli lagi dengan apa yang akan di katakan orang lain jika Alpha yang terkuat dan disegani oleh semua penghuni dunia immortal meneteskan air mata karena wanita.
Berulang kali Kevin sudah menangis di hadapan Tubuh yang kosong itu, berharap saja ada keajaiban yang terjadi tapi tampaknya dia memang harus menunggu lama lagi.
Intinya yang ia inginkan sekarang hanyalah matenya, Luna-nya, belahan jiwanya seorang.
"Kevin" panggil Goddess, Entah ini adalah mimpi atau khayalannya lagi, Kevin sudah tidak peduli..
"Aku hanya ingin memberi tahu mu jika ke depan kamu akan mengalami banyak tantangan. Banyak yang akan berusaha menghancurkan kalian berdua" ucap goddess lagi.
"Berdua!?" tanya Kevin memastikan lagi.
"Ya, kamu dan mate mu Gea banyak yang ingin membunuh kalian terutama mate mu karena dia adalah simbol dari perdamaian selama dia masih ada maka tidak akan pernah ada pertempuran yang akan terjadi tetapi melihat kondisi mate mu sekarang itu menjadi sebuah kesiagaan. maka dari itu aku akan memberikanmu sepasang kalung kenakanlah di leher kalian dan jangan lepaskan untuk Gea berikan juga kalung itu dan gelang ini pakaikan lah padanya maka tidak akan ada satu orang pun yang bisa menyentuh atau menyakiti mate mu" ucap Goddess lagi.
"Baiklah, terima kasih Goddess" ucap Kevin, mulai bersyukur setidaknya jika ia hitung ini sudah pertemuan ketiganya dengan Goddess sang Dewi bulan mereka.
Kevin terbangun setelah mendapatkan mimpi itu, mengecek apakah itu bukan hanya sekedar mimpi belaka dan benar saja di depannya terdapat sebuah kotak kayu yang berisi kalung dan gelang mirip dengan pemberian Goddess pada saat itu.
Kevin mengambil salah satu kalung itu dan memakainya tak lupa ia melangkahkan kakinya menuju kamar Gea untuk memakaikannya pula.
Langkah kaki Kevin semakin cepat, perasaannya mulai sedikit tidak karuan. "Hei alpha bodoh!!!" ucap Evan dengan nada yang teramat kesal
"Kalau aku bodoh kamu sama dengan ku serigala bodoh" ucap Kevin seolah memang tidak ada yang ia lupakan.
"Setidaknya aku tidak sepertimu yang sering melupakan sesuatu" ucap Evan mulai menantang jiwa manusianya.
"Apa yang aku lupakan!?, Oh ****!!!" ucap Kevin memukul dahinya ketika ia baru saja teringat sesuatu yang begitu penting.
"Apa yang kau lupakan!? ****** mu itu!!!" ucap Evan seolah tidak tau apa yang sedang di pikirkan oleh Kevin.
"Lebih parah dari itu, Aku lupa mengganti bunga mawar yang ada di kamar Gea" ucap Kevin semakin mempercepat langkahnya.
"Matilah kau alpha sialan mengapa kau sangat pelupa bodoh!!!! Jika sampai terjadi sesuatu dengan mate ku, aku tidak akan pernah mau muncul lagi" ucap Evan semakin kesal pada jiwa manusianya.
"ANDRE!!! dimana kau cepat Carikan aku seribu tangkai bunga mawar putih sekarang" teriak Kevin melalui pikiran dengan menggunakan Alphatone-nya.
"Baiklah alpha,tapi untuk apa kau mencari bunga mawar putih bukannya bunga yang ada di kamar Gea baru kau ganti tadi!?" Tanya Andre pada Kevin Alphanya.
"Apa aku menggantinya!!! Kapan!? Aku saja baru bagun dari tidurku beberapa menit yang lalu" ucap Kevin mengingat kembali apa yang ia lakukan, namun naas pikirannya memang tidak bisa mengingat hal itu karena ia memang belum keluar dari ruangan sejak kemarin.
"Lalu yang tadi masuk kamar Gea siapa!? dia sangat mirip denganmu" ucap Andre membulatkan matanya tidak percaya karena jelas tadi dia memang melihat seseorang yang begitu mirip dengan Kevin memasuki ruang kamar Gea.
"Ohh, **** panggil para warrior terbaik dan suruh mereka untuk menjaga ketat di sekitar kamar Gea" ucap Kevin memberi perintah.
Andre kemudian sesegera mungkin mengumpulkan warrior terbaik untuk melakukan penjagaan di sekitar kamar Gea. Pantas saja, pagi tadi Alpha tidak mengajak dirinya untuk mengganti bunga di kamar Gea, bahkan sejak pagi tadi Andre tidak pernah mendengar suara Kevin seperti biasanya.
Bahkan lelaki itu hanya langsung masuk ke kamar Gea sambil membawa banyak Bunga mawar. Pikiran Andre semakin mulai kacau mengingat perkataan Kevin kemarin sebelum memindahkan tubuh Gea ke ruangan khusus yang sudah mereka siapkan.
"Siapa sebenarnya yang sudah menerobos masuk!?" tanya Andre pada Andra wolf-nya yang bijak .
"Aku tidak tahu, hanya saja firasat ku semakin tidak enak" ucap Andra jujur pada jiwa manusianya itu.
"Semoga tidak terjadi sesuatu yang buruk" ucap Andre sambil menghela nafasnya pelan, "aku harap juga seperti itu" ucap Andra.
Kembali ke Kevin yang sudah semakin dekat berjalan menuju kamar Gea, ia membuka pintunya dan betapa kagetnya Kevin ketika melihat isi kamar Gea dimana warna bunga yang semulah putih kini semakin mulai menghitam.
Dengan cepat Kevin menghampiri kasur dimana tubuh Gea terbaring, syukur saja kemarin dia sudah sempat memasang perisai disekitar ranjang Gea untuk mengantisipasi kemungkinan hal yang akan terjadi.
Kevin yang sudah berada tepat di samping kasur Gea memegang tangannya erat lalu mengecup bibir mungil gadis itu, bibir yang rasanya manis yang membuat Kevin selalu ketagihan. Beberapa detik setelah kegiatannya itu ia mengambil kalung dan gelang yang di berikan goddess dalam mimpinya, ia lalu memakaikannya pada tangan dan leher jenjang milik Gea lalu berlalu meninggalkannya untuk segera mengganti kembali hiasan Bunga Mawar yang sudah menghitam itu.
Beralih pada sudut lain dari kisah ini seorang gadis sedang berlaku lalang dihadapan seorang pria sambil menopang dagunya.
"Bagaimana kak!!! Apa kakak berhasil menyelinap ke kamar Gea?" Tanya gadis pada lelaki yang adalah saudaranya sendiri.
"Ya aku berhasil masuk dan kau tahu tidak bunga di kamar Gea sekarang pasti secara perlahan akan berubah menjadi hitam" ucap lelaki itu dengan ditemani senyum sumringah miliknya.
"Hahaha, aku harap mereka secepatnya mati kak agar dendam keluarga kita bisa segera terbalas" ucap gadis itu mengikuti senyum sumringah pria tadi.
"Hahaha,Kau benar sekali, dan sekarang giliranmu untuk melaksanakan tugas" ucap lelaki itu, "Haha, baiklah kak aku akan segera melaksanakannya."
Gadis itu masih tertawa jahat, entah sudah berapa banyak rencana yang sudah ia susun dalam otak liciknya itu, yang jelas tujuan utama mereka harus segera tercapai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments