Mantra

Disebuah Rungan seorang lelaki sedang menatap ke sekeliling mencari sesuatu yang bisa membantunya untuk melakukan sesuatu hal. Dia adalah Kevin, seorang Alpha muda yang cukup disegani seantero dunia Immortal.

Lelaki itu hendak berjalan ke arah sebuah kotak kayu yang  ada di atas rak buku di ruangan itu.  Kevin mulai penasaran dengan isi dari kotak tersebut. dia bisa merasakan aura magic yang begitu kuat dari dalam kotak itu.

Dengan lihai dan cekatan tak butuh waktu lama untuk ia mengambil kotak tersebut dan hendak untuk  membukanya. Namun akan tetapi lagi-lagi lelaki itu harus mencari kunci untuk membuka gemboknya. Kevin lalu mencoba untuk  mencari kesegala sudut ruangan serta  sela-sela di ruangan tersebut.

Setelah lama mencari akhirnya mata  Kevin pun tertuju kearah belakang rak buku tersebut dan benar saja disana tergantung sebuah kunci, Kevin akhirnya mengambil kunci tersebut dan segera menuju kearah dimana ia meletakkan kotak kayu tadi.

Dengan perlahan namun pasti, Kevin membuka kotak kayu itu. Cahaya menyilaukan keluar dari dalam kotak itu, setelah cahaya itu sedikit agak meredup, Kevin mendapati secarik kertas usang didalamnya. Ia kemudian mengambil kertas usang itu dan membaca isinya.

"Barang siapa yang ingin menemukan tempat persembunyian ku harus melewati banyak tantangan jika orang itu bukan keluarga brown tetapi jika orang itu keluarga brown maka ucapkan mantra ini betra imo govandes du gatser amo wiper dosne ware komq dotra imo maka sebuah portal akan muncul di depannya  masuklah ke dalam dan kau akan langsung berhadapan dengan ku"

•Ps: itu mantra asal-asalan aja dari otak author ya

Karena rasa penasaran yang tinggi, Kevin akhirnya mencoba mantra tersebut. Beberapa detik setelah Kevin mengucapkan mantra itu, tepat dihadapannya kini telah muncul sebuah portal seperti yang terdapat pada kertas usang tadi.

Setelah portal itu muncul tanpa berpikir panjang lagi, Kevin pun akhirnya memasuki portal itu, sekiranya ia akan menembus berdosa dimensi untuk bisa bertemu dengan para penyihir itu. Setelah sesaat kemudian, ia akhirnya tiba di suatu tempat asing.

"Hai, siapa kau anak muda!!! " Ucap sebuah suara khas seorang penyihir

"Siapa kau!! Dan dimana kau!!!" ucap Kevin balik bertanya. "Hei anak muda.  Kau yang datang mencari ku tetapi kau malah keras kepala seperti itu!! "Ucap penyihir itu. "Apa kau itu adalah dia!?" Tanya Kevin lagi, dengan sedikit terkejut. "Ya dan apa urusan mu datang kemari"jawab penyihir itu.

"Aku ingin meminta ramuan penghilang ingatan, apa kau bisa memberikannya padaku!?"ucap Kevin, seraya Bertanya. "Atas dasar apa kau ingin menggunakannya!?" Tanya penyihir itu mulai penasaran.

"Cepat berikan saja pada ku. Aku tdak punya banyak waktu lagi" ucap Kevin mulai kesal kare a terlalu lama bernegosiasi dengan penyihir tersebut.

"Ahah, baiklah sepertinya kau sangat mirip dengan kakek buyut mu brown"  ucap penyihir itu dengan cekikikan, wajahnya sangat tua dan begitu keriput sehingga membuat Kevin bertanya-tanya.

"Kau kenal mereka!?" Tanya Kevin yang dilanda rasa penasaran. "Tentu saja, dulu kakek mu Alexander Brown juga mengalami hal yang sama seperti mu" ucapnya. "Benarkah!? Lalu apa yang terjadi!?" tanya Kevin lagi.

"karena ia mematuhi larangan ku, dia akhirnya bisa kembali bersama dengan matenya Lunanya" ucap penyihir itu, menjawab pertanyaan dari Kevin sejak tadi.

"Baiklah,Aku akan berikan pada mu tetapi Ramuan ini memiliki efek samping bagi yang menggunakannya.  ramuan ini hanya dapat diberikan sekali seumur hidup. jika kau memberikan ramuan ini sebanyak  dua kali, maka ingatannya akan rusak dan kemungkinan tidak akan pernah bangun lagi" ucap penyihir itu lagi, memberikan penjelasan pada Kevin.

Kevin yang me dengar itu hanya mengangguk paham saja, ia kemudian Mengambil ramuan yang sudah ada berada di tangan penyihir itu.  "baik, tapi ada satu hal lagi yang harus kau ingat. Ramuan ini harus langsung kau berikan padanya jika kau bertemu karena ini tidak akan taham lama di alam mu" ucap penyihir itu. "Baiklah,  aku akan pergi sekarang, terima kasih  ehm..." ucap Kevin menggantung, "panggil aku Queertz saja" ucap penyihir yang bernama Queertz itu.

Setelah mendapatkan ramuan itu, Kevin langsung mengucapkan mantra itu lagi dan segera mungkin untuk tiba di kamarnya, dimana Lunanya berada. "Sweety,  bangunlah" ucap Kevin halus, mencoba membangunkan Gea ketika dirinya sudah tiba disana. Ketika Gea terbangun, Kevin langsung memberikan  ramuan tersebut tanpa mendapati rasa curiga Dimata gadisnya itu.

"Sekarang kau kembalilah beristirahat" ucap Kevin begitu lembutnya pada Gea. Gadis itu hanya mengangguk pasrah, matanya juga sudah lelah bahkan bengkak karena banyak menangis sejak kemarin. "Mulai besok kau hanya akan mengingatku saja sweet heart, hanya aku saja" ucap Kevin dalam hatinya, sebelum memilih untuk beristirahat tepat di samping Gea.

Hari pun telah berganti, matahari menembus jendela kamar yang tidak tertutup tirai. Gadis itu mengucek matanya guna menyesuaikan cahaya dengan penglihatannya. Ia merasa bahwa ada sesuatu yang menghalang pergerakannya.

Gea kemudian menatap ke sisi kirinya, matanya terbelalak  mendapati seorang pria yang terlihat asing untuknya sedang tertidur nyenyak, tangan kekar pria itu memeluk pinggangnya dengan erat.

Mata pria itu perlahan terbuka, wajahnya tersenyum ketika menatap wajah manis gadis yang terlihat keheranan. Mata Kevin tertuju pada bibir pink Gea, ia hendak ingin **********. Namun sayang sekali wajah gadis itu langsung saja berpaling melihat ke arah lain.

"Sweet heart, mengapa kau seperti tidak ingin melihatku!?" Tanya Kevin pada Gea. " Ma-af tu-an Si-a-pa dan a-ku sekar-ang ber-ada di-mana!?" Ucap Gea terbata. "Apa kau tidak mengingatku,sayang!?" tanya Kevin lagi, Gea hanya menggeleng sebagai jawaban untuk pertanyaan itu.

"Apa ini efeknya!?" ucap Kevin dalam hatinya, ia merasa sedikit bahagia karena hal ini. Namun disisi lain, dia juga merasa sedih karena Gea juga melupakannya. Evan yang ada di tempat itu, juga merasa bersedih karena itu artinya Dea serigala Gea yang juga adalah matenya juga telah melupakannya.

Masih di tempat yang sama, Kevin tidak pernah mau melepas pelukannya dari Gea. Sejak tadi ia sama sekali tidak mau beranjak dari kasur king size miliknya. Meskipun Gea seperti sudah mau menolak perlakuannya, gadis itu sama sekali enggan untuk menatap bahkan membalas pelukan Kevin.

Kebingungan memenuhi kepala Gea, dia tidak tahu apa yang sudah terjadi dan mengapa dia ada di ruangan ini. Pria di depannya terus menatap dirinya dengan mata yang menyedihkan, yang entah kenapa hatinya sangat ingin berteriak dan marah pada pria itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!