Siasat Jahat

Mentari pagi menyinari seorang pria yang tengah tertidur di samping sesosok mungil nan cantik itu memegang tangan mungilnya dan menatap wajah cantiknya itu."Sweety, kapan kamu akan bangun apakah kamu tidak lelah menutup mata indah mu itu. " ucap Kevin dengan nada sendu miliknya

Ia mengecup sekilas bibir mungil itu dan merasakan betapa manis rasanya, ia akan selalu ketagihan dengan hal itu karena baginya bibir matenya adalah makanan terlezat baginya. "I miss you so much dear" ucap Kevin dalam pikirnya.

toktoktok...

Suara ketukan pintu itu berhasil membuyarkan lamunan singkat Kevin, ia menarik napasnya dalam guna untuk menetralkan kekesalannya pagi ini karena suara ketukan yang mengganggu kegiatannya.

"Kevin kita perlu bicara" ucap Andre dengan nada yang sedikit tinggi setelah membuka pintu ruangan itu tanpa meminta persetujuan dari Kevin. 

 "Sopan lah sedikit pada alpha mu Andre" ucap Kevin dalam pikirannya.

 "Kau bukan alpha ku, karenamu adikku jadi seperti ini" ucap Andre pada Kevin.

Kevin hanya bisa menghela napasnya, Dia sudah berulang kali meminta maaf pada pria itu, tampaknya Andre masih memiliki sedikit rasa kesal padanya.

 "Jadi apa yang ingin kau katakan!?" ucap Kevin sembari mengangkat satu alisnya.

Sifat andre belakangan ini memang sangatlah tidak seimbang kadang baik dan kadang moodnya datang dengan tiba-tiba.

Tetapi Kevin bisa mengerti akan hal itu karena perasaannya sebagai seorang kakak terlebih lagi dirinya sadar akan apa yang sudah ia lakukan pada Gea hingga gadis itu menjadi seperti ini.

"Tidak jadi, aku hanya ingin bertemu dengan adikku saja" ucap Andre menarik napasnya dalam.

"Oh baiklah tapi hanya 15 menit saja," ucap Kevin pada Andre yang membaut pria Beta itu sedikit kesal.

 "Siapa kau hingga seenaknya membatasi kami!?" tanya Andre yang mempertanyakan posisi pimpinnya itu.

"aku Pasangannya" ucap Kevin santai

"Dan aku kakaknya. Jika kau melarang aku maka akan ku pastikan aku tidak akan memberikan restuku padamu dan bahkan jika Gea telah bangun aku akan segera membawanya pergi jauh" ucapnya mencoba mengancam Kevin, sayangnya itu sama sekali tidak berefek.

"baiklah kau bebas menemuinya tapi aku harap jika kau tidak akan memisahkan aku dengannya" ucap Kevin.

 "Baiklah itu bisa diatur. Tergantung bagaimana kau memperlakukan dia" ucap Andre

toktoktok...

Tidak lama kemudian terdengar Suara ketukan itu kembali membuat mereka berdua terfokus pada pintu ruangan kamar Gea. Dari balik pintu itu muncullah Max.

 "Permisi alpha" ucap Max.

" ada apa Max!?" tanya Kevin,

 "Dia telah kembali"ucap Max singkat.

"Siapa yang kau maksud!?" tanya Kevin.

"Agatha Gilbert" ucap Max membuat Kevin langsung tersenyum bahagia.

 "Benarkah, oh goddess aku sangat merindukan dia. Sekarang dia dimana!?" ucap Kevin yang membuat Andre mau tidak mau memberi tatapan yang tajam.

"Dia berada di ruang keluarga alpha" ucap Max menjawab pertanyaan Kevin.

 "Ok, aku akan segera menuju kesana" ucap Kevin seraya tersenyum.

"Kau ingin menemui siapa?" tanya Andre pada Kevin dengan malasnya.

"ah, Andre aku ingin menemui dia dulu" ucap Kevin seraya keluar dari ruangan Gea meninggalkan Andre dan Max

"Dia!!! Siapa yang kau maksud tadi?" Kali ini Andre bertanya dengan mata tajam pada Max yang sudah meneguk ludahnya dengan kasar.

"Agatha Gilbert teman masa kecil Kevin sebelum mengenal kalian" Jawab Max dengan kepala yang menunduk.

"Dia itu benar-benar, awas saja jika dia berani macam-macam lagi" ucap Andre dengan tangan yang keduanya terkepal dengan erat sambil memandang punggung Kevin yang mulai menjauh dari mereka.

Sedangkan diruang keluarga, seorang gadis sedang duduk manis menunggu kedatangan seseorang. "hahaha,sebentar lagi adalah puncak kehancuran mu alpha. Semua dendam kami akan segera terwujud, luka yang telah kami rasakan akan segera terobati dengan kematianmu." Batin gadis itu ketika melihat Kevin sudah berjalan ke arahnya. 

Agatha Gilbert  adalah seorang gadis berketurunan penyihir. Ia memiliki seorang kakak bernama Aslan Gilbert. Ia baru bertemu dengannya beberapa tahun lalu saat Agatha ingin pergi ke luar negeri dan dari situlah ia tahu semuanya. Agatha sangat menyayangi kakaknya karena hanya dialah keluarganya yang tersisa.

Sejak Agatha mengetahui kisah itu dari Aslan darahnya semakin naik ia yang dulu lembut sekarang telah berubah menjadi gadis yang licik. Agatha sekarang bertekat untuk membalaskan dendam bangsa Penyihir pada kaum werewolf terutama pada keluarga Kevin.

Agatha masih duduk di ruang keluarga dan tak lama telinganya mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat menghampirinya.

"Kemana saja kau bodoh!!! Kau tidak perna memberiku kabar selama bertahun-tahun ini?? Tak tahukah kau betapa aku merindukanmu" ucap Kevin yang refleks memeluk tubuh Agatha.

"Maaf jika selama ini aku tidak perna memberimu kabar, sebenarnya aku sudah lama mencari kontakmu tetapi aku sama sekali tidak menemukanya" ucap Agatha dengan memasang wajah polosnya.

"Yasudah jika begitu yang penting kamu telah kembali," ucap Kevin kembali memeluk gadis itu.

Agatha  hanya tersenyum mendengar perkataan Kevin. Dan iapun  mulai bercerita sedikit mengenai pengalaman palsunya diluar sana, hingga tak terasa merekapun sampai pada pokok pembicaraan lainnya.

"apakah kamu sudah menemukan mate mu?" tanya Agatha pada Kevin.

"Hmm, iya aku sudah menemukannya" jawab Kevin,

 "Oh, sayang sekali yah" ucap Agatha memasang wajah sedihnya.

"Kenapa?" tanya Kevin pada Agatha, menatap heran pada temanya itu.

"Padahal dulu aku berharap jika kamu yang akan menjadi mate ku tapi ternyata dewi berkata lain" ucap Agatha masih dengan ekspresi sedihnya. 

"Hmm, tenanglah pasti kamu sebentar lagi akan menemukannya juga," ucap Kevin mencoba menghibur teman masa kecilnya itu.

"Hmm, iya aku harap juga seperti itu. By the way, dimana dia?" Tanya Agatha pura-pura.

 "Sebenarnya ada sedikit masalah mengenai hal itu.yang menyebabkan jiwanya pergi tetapi raganya tetap berada disini. Kalau dalam dunia manusia istilahnya dia lagi koma" ucap Kevin memberi penjelasan.

 "Oh, sayang sekali yah padahal aku ingin bertemu dengannya," ucap Agatha seolah-olah ikut prihatin.

"ckckck, dasar alpha sialan tetapi baguslah jika dia masih seperti itu. Itu justru akan membuat rencanaku semakin mulus saja, aku tidak sabar menanti kehancuran bangsamu Kevin dan aku akan memulainya dari mate kesayanganmu yang lemah itu." ucap Agatha dalam benaknya sembari menampilkan senyum manisnya pada Kevin.

"Apa kau akan menginap?" tanya Kevin.

 "Hm, sepertinya tidak. Kebetulan setelah ini aku masih ada urusan penting" ucap Agatha memberikan senyum termanisnya untuk Kevin.

 "Kalau begitu, beristirahatlah lebih dulu. Anggap saja seperti rumah sendiri" ucap Kevin membalas senyuman Agatha.

"Terima kasih, Vin." ucapnya lagi sebelum melangkah mengikuti seorang maid yang akan mengantarnya pada sebuah kamar untuk ia beristirahat sejenak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!