Kematian

Disisi lain seseorang tengah mengamati Gea dari jauh. Mata orang itu semakin sendu, ia mulai merasakan sakitnya terabaikan terlebih yang mengabaikan itu adalah mate-nya sendiri.

"Segitu bencinya kah kau padaku sampai kau bahkan merobek surat yang aku berikan?" ucap Kevin lirih.

"Yah, dia sangat membencimu dan itu semua karena ulah mu sendiri bodoh" ucap Evan melalui pikiran mereka.

"Kau memang benar, aku mungkin tidak tertandingi dalam segi bertarung. Sayangnya aku terlalu bodoh dalam memahami mate-ku," Ucap Kevin panjang lebar membuat Evan serigalanya merasa kasihan pada tubuh manusianya.

"Berusahalah menyembuhkan luka di hatinya Kevin, Kemarin aku sudah berbicara baik dengan Dea," ucap Evan mencoba memberi semangat pada Kevin.

"Dea!? Siapa dia?" Tanya Kevin.

"Dia adalah mate-ku wolf-nya Gea" jawab Evan.

"Apa dia sudah memaafkan kita!?" Tanya Kevin lagi, ia sudah begitu sangat penasaran.

"Tidak, dia hanya memaafkan aku. Berhubung karena aku sama sekali tidak terlibat dalam masalah yang kau buat ini," ucap Evan bangga pada dirinya.

"Begitu yah, lalu bagaimana denganku!?" Ucap Kevin lirih.

"Aku tidak tahu, lagipula kau yang sudah memberi dia banyak luka," ucap Evan sebelum memutuskan sambungan mereka.

Dari jauh Kevin bisa melihat Gea berjalan ke arahnya, ada rasa bahagia yang muncul dalam hatinya ketika melihat mate-nya sedang berjalan dengan anggun menghampirinya. Sayangnya hal itu hanya berada pada imajinasinya semata. Gea tidak menghampirinya, gadis itu justru berjalan melewatinya tanpa mau memandang sedikitpun kearahnya.

"Gea tunggu" ucap Kevin, mencoba menghentikan langkah gadisnya itu.

"sweet heart" panggil Kevin dengan lumayan keras sampai banyak mata yang kini menatap dirinya. Kevin memegang pergelangan tangan Gea, ketika jaraknya sudah tidak sejauh tadi.

"Lepaskan aku bodoh" ucap Gea mencoba melepaskan genggaman Kevin dengan sekuat tenaganya.

"Apa aku sudah tidak berarti lagi bagi mu!?" tanya Kevin dengan menatap lekat mata indah milik Gea.

"Ya" jawab Gea singkat.

"Tatap aku dan katakan itu lagi," bentak Kevin karena tidak menyukai jawaban dari Gea.

"Ya...rasa yang dulu aku miliki untuk mu sudah hilang, tepat di hari kau menolak ku dan mengusirku dari pack" ucap Gea memberi penjelasan pada Kevin.

"Terima kasih atas segala rasa sakit yang pernah kau berikan pada ku dulu. Bahkan sampai sekarang, goresannya pun kian membekas dalam relung hatiku..." Ucap Gea berusaha sesantai mungkin meskipun hatinya sekarang justru ingin menangis.

"Kau menyakiti aku, tetapi aku tidak pernah membalas semua itu. Sekarang tolong biarkan aku bebas, jangan ganggu aku lagi. Aku sudah memiliki orang yang aku cintai," lanjut Gea lagi sebelum melanjutkan langkahnya dengan lembut namun mampu menggores hati Kevin

Kevin hanya menatap punggung gadis yang perlahan mulai menjauh darinya. Rasa sakit yang ia rasakan sekarang mungkin belum sebesar rasa sakit yang di rasakan Gea sewaktu dulu. Gea pergi meninggalkan Kevin yang hanya mematung, ia kini merasa bahwa ia tidak akan pernah bisa memiliki kesempatan lagi untuk membawa lunanya kembali ke sisinya.

"Apa kau akan menyerah, alpha!?" Tanya Max yang baru datang menghampiri dirinya.

"Dia sudah tidak ingin kembali lagi Max, aku akan dikenal sebagai alpha yang memerintah pack tanpa seorang Luna," ucapnya begitu lirih.

"Mana alpha yang tak tertandingi itu!? Tidak mungkin alpha yang terkuat bisa kalah hanya karena ucapan gadisnya" ucap Max mencoba memberi kepercayaan kepada Kevin.

"Kau benar Max, tapi apa yang harus aku lakukan sekarang!?" tanya Kevin pada gammanya itu.

"Untuk sekarang sepertinya kita lebih baik mengurus lelaki yang dekat dengan Luna lebih dulu alpha," ucap Max menjawab pertanyaan dari Kevin.

"Benar juga. Lelaki itu harus aku singkirkan lebih dulu, dengan begitu Dia akan kembali padaku," ucap Kevin dengan senyum sumringah miliknya.

Malam hari disebuah apartemen seorang pria tengah termenung dengan segala pikirannya yang sangat amat mengganggu ketenangannya. Yah dia adalah Kevin sang alpha terkuat yang tengah berusaha mencari cara untuk membawa lunanya kembali sampai ia memikirkan sesuatu ide yang sangat konyol

"Jika Gea tidak dapat kembali pada ku maka aku harus melakukan hal ini, maafkan aku dear tapi dia harus mati agar kau bisa kembali pada ku" ucap Kevin tersenyum puas.

"Apa kau gila!?" Ucap Evan kesal mendengar rencana gila milik Kevin.

"Apa!! Itu satu-satunya jalan agar Gea kembali ke sisiku lagi" ucap Kevin.

"Dasar payah jika kau membunuhnya maka kau akan membuat mate-ku membenciku lagi" ucap Evan tidak setuju, karena jika Kevin ingin melakukan hal itu maka ia harus berganti ke mode serigala miliknya atau melakukannya sendiri secara bersih dan Evan benar-benar tidak ingin ikut campur.

"Dia tidak akan pernah membenci kita lagi asal dia tidak mengetahui kebenarannya" ucap Kevin tersenyum puas.

"Aku akan segera membawa mu pulang sayang tenang saja, kau tidak akan pernah lepas dari ku lagi. karena setelah ini Aku akan membuat mu bahagia," ucap Kevin lagi.

Kevin kini menyiapkan berapa peralatannya, lalu menuju ke rumah seseorang yang tidak lain adalah rumah kekasih gadisnya. Setelah tiba disana, Kevin langsung menuju ke balkon kamar seseorang itu lalu menuju kedalam kamar orang tersebut lalu dengan cepat dia mengambil pistolnya lalu membunuh pria tersebut dengan tembakan kemudian menghilangkan jejak perbuatannya dan membuat seolah-olah kejadian itu adalah akibat perampokan rumah.

pagi hari di sebuah rumah Seorang gadis tengah berlari mencari seseorang tetapi ia masih saja belum menemukannya lalu ia menuju ke kamar pria tersebut dan membuka pintu kamar itu, namun nihil karena pintu itu dikunci dari dalam. Gea pun menggunakan kekuatannya untuk membuka pintu kamar tersebut, ia mematung melihat kondisi tubuh kekasihnya yang sudah pucat dan tidak bernyawa. Ia berlari dan langsung memeluk tubuh dingin itu.

"mengapa!!!" Teriak Gea mulai frustasi.

"Mengapa kau meninggalkan aku!!! Mana janji mu hah!?, aku mencintaimu mengapa semua ini bisa terjadi hiks hiks... Mengapa kau meninggalkan aku!?" ucap Gea bersamaan dengan tangis hatinya.

Gea pun kian berlari keluar rumah, berlari tanpa arah lagi seperti yang pernah ia lakukan dulu. Dirinya benar sudah tidak tahan dengan takdir yang harus selalu memisahkan ia dekan orang-orang yang ia sayangi.

"Siapa yang membunuhnya!!! Siapa yang membunuh kekasih ku!! Siapa!! Jika seperti ini aku lebih baik mati saja, aku sudah tidak tahan dengan semua ini." Ucap Gea saking frustasinya sampai ia tidak sadar bahwa sudah berlari terlalu jauh masuk kedalam hutan.

Air matanya terus berjatuhan, dia merasa begitu tidak beruntung dengan hidupnya. Dulu dia di buang, setelah dia pergi mantan mate datang menemuinya dan memintanya kembali, di saat dirinya baru saja merasakan kebahagiaan bersama dengan kekasihnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!