Efek Mantra

Kevin merasakan kepalanya menjadi sakit karena Evan terus saja berisik sejak tadi. serigalanya itu terus saja memarahinya dan menasehatinya yang membuat Kevin.jengah..

"Ini semua salahmu, sekarang mateku melupakan aku" ucap Evan merutuki ucapannya tempo hari dan mempercayai rencana bodoh milik jiwa manusianya itu.

Dia sampai lupa orang seperti apa jiwa manusianya ini...

Bodoh dan seenaknya saja.

"Berhentilah merengek Evan, dia juga adalah mateku" jawab Kevin agak kesal karena sudah sejak tadi serigalanya itu berbicara dan membuat kepalanya terasa pusing.

"Sweetie, Kau benar tidak mengenaliku!?" tanya Kevin lagi, entah ini sudah yang ke berapa kalinya sejak Gea terbangun tadi. Gadis itu hanya memberi gelengan sebagai jawaban atas pertanyaan itu.

"Memangnya kau siapa!? Dan kenapa aku harus mengenalmu!" tanya Gea pelan. Gea menatap Levin dengan serius, dia juga tidak sedang main-main sekarang.

"Aku Kevin, alpha silver moon pack. Dan kamu adalah mate ku, Luna ku" jawab Kevin.

"Apa itu mate? Alpha? Luna?, Kau membuatku sekian bingung tuan" tanya Gea lagi. Itu semua adalah istilah yang baru saja dia dengar, sebelumnya Gea merasa jika dia tidak pernah mengenal istilah seperti itu.

"Mate adalah belahan jiwa yang disiapkan moongodnes untuk kita para werewolf, Alpha adalah pemimpin dalam pack dan Luna adalah pasangan dari Alpha" jawab Kevin mencoba menjelaskan dengan singkat.

"Jadi kamu adalah werewolf dan seorang alpha berarti aku juga adalah ..." ucap Gea menggantung perkataannya.

"Iya, kamu adalah werewolf dan yang terpenting kamu adalah pasanganku" ucap Kevin

"Tapi dimana serigala ku? Jika aku benar adalah seorang manusia serigala."pikir Gea, ungkapan lelaki dihadapannya ini semakin membuatnya bingung, belum lagi wajah lelaki dihadapannya ini begitu terasa asing untuknya. 

"benarkah? Ku rasa ini adalah pertemuan pertama kita tuan, kau pasti salah mengira aku adalah matemu" ucap Gea, memastikan perkataan Kevin.

"Sweet heart, kamu benar adalah mateku. Apa kau tidak merasakan aroma yang memabukkan disekitar sini?"  Jawab Kevin seraya bertanya pada Gea.

Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya tanda jika memang dirinya tidak merasakan apapun atau mencium aroma yang memabukkan. "Kau pasti bercanda tuan, aroma apa yang kau maksud? Aku tidak cium apapun" ucap Gea lagi, dirinya masih begitu ragu dengan ucapan lelaki ini.  

'Kita sudah lama kenal Gea, aku saja yang bodoh karena tidak menyadarinya sejak awal' batin Kevin kembali menyesal.

"Aku serius Gea ..." ucap Kevin yang sekarang terus menatap dalam mata Gea.

"Dan jangan panggil aku dengan sebutan tuan lagi " ucap Kevin lagi, ia kemudian menyentuh dagu gadis itu,  lalu mengangkatnya agar Gea yang tadi memalingkan wajahnya bisa Kevin lihat dengan jelas.

Mata Kevin beralih pada bibir ranum gadis itu, yang sangat terlihat menggoda untuknya. Belum lagi mata indah gadis itu semakin membuat Kevin tidak tidak karuan.

"Tandai dia Kevin," ucap Evan yang sudah mulai meraung-raung, "sabarlah Evan, sekarang belum saatnya" ucap Kevin membalas midlink dari serigalanya tadi.

"Lalu bagaimana sekarang!, Aku bahkan tidak bisa merasakan kehadiran Dea" ucap Evan.

"Apa maksudmu!?" tanya Kevin kurang mengerti dengan ucapan wolfnya itu.

"Dea seolah menghilang, aku tidak bisa merasakannya, ini semua salahmu sekarang dimana mate ku berada! " jawab Evan dengan berteriak keras, marah pada Kevin.

Kevin memutuskan midlink mereka ia tidak mau wolfnya itu akan semakin banyak berbicara ketika dirinya mulai mengeluh kembali,meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa Evan akan tetap mendengar apa yang ingin ia katakan.

'bukankah ramuan itu hanya untuk menghilangkan memori kenapa serigala Gea juga menghilang?' batin Kevin mulai me erka-nerka segala hal yang dirasanya benar.

"Tuan, apa kau tak apa?" Tanya Gea yang sudah menatap Kevin bengong sejak tadi.

Kevin tersenyum tulus kala ia mendapati wajah Gea semakin dekat dengannya. "Sweet heart, ingat yang aku katakan barusan. Jangan panggil aku dengan sebutan tuan" ucapnya lalu mengecup lembut bibir Gea yang sudah menjadi candunya itu.

Mata Gea melotot karena mendapat perlakuan seperti itu dari Kevin. "Ap-a yang ka-u lakuk-an, ke-vin?" tanya Gea terbata.

"Tidak ada, mandilah agar kau merasa sedikit segar" ucap Kevin, sambil tersenyum karena baru saja mendengar Gea memanggil namanya lagi.

"ta--pi ...." ucap Gea terpotong karena ucapan Kevin "aku sudah menyiapkan pakaian untukmu, sayang" ucap Kevin, lalu kembali mengecup bibir Gea agak lama.

"Aku pergi dulu" ucap Kevin lagi, kali ini ia memberikan sapuan lembut pada puncak kepala Gea. Gea yang mendapat perlakuan seperti itu hanya kembali melamun, memikirkan segala hal yang telah terjadi sejak pertama kali matanya terbangun tadi.

"Lelaki itu pasti sudah gila jika waras, dia tidak mungkin seenaknya mencium seorang gadis, humbt" ucap Gea lalu ia berjalan mengambil handuk putih dan memasuki ruangan untuk ritual mandinya.

Tidak ingin berlama-lama, dalam waktu 15 menit Gea sudah selesai akan ritual mandinya itu.  Gea berjalan keluar dan menuju ke arah ruang ganti pakaian. Ketika pertama kali memasuki ruangan itu matanya kembali takjub, pasalnya seluruh ruangan itu diisi dengan berbagai jenis pakaian dan aksesoris dari merek terkenal seperti Cicak mati.

"Yang benar saja" ucap Gea ketika melihat seluruh koleksi pakaian wanita yang ada di dalamnya. udara disekitar sini begitu dingin bahkan sampai mencekam kulit Gea, mana mungkin ia memakai pakaian setipis itu.

"Ada apa, sweet heart!?" tanya Kevin yang entah datangnya dari mana dengan wajah panik.

Kevin menelusuri setiap inci tubuh Gea yang masih berbalut handuk. "Tandai dia Kevin" ucap Evan melalui midlink mereka. Meskipun dia kesal, mungkin saja dengan menandai Gea dia bisa kembali merasakan keberadaan Dea.

Kevin menelan salivanya susah, mencoba menahan gejolak yang sedang ia rasakan sekarang ini. "Belum waktunya Evan, bersabarlah" ucap Kevin pada serigalanya itu. Evan kembali memutuskan sambungan komunikasi mereka, secara sepihak.

"Apa kau tidak memiliki pakaian yang agak tebal, udara disekitar sini begitu dingin" ucap Gea sedikit protes dengan pakaian yang ada di dalam ruangan ini, ia tidak perduli jika mereka baru saja kenal.

"Baiklah, kau tunggulah sebentar aku akan segera membawakannya untuk mu" ucap Kevin lalu ia keluar dari ruangan itu dan langsung menmidlink Max agar segera membelikannya pakaian yang lebih tebal dan hangat.  

Gea mengernyit menatap kelakuan Kevin, yang sedikit membuatnya tidak mengerti. Sejak tadi pria itu terus saja tersenyum padanya dan dia terus saja mengikuti kemana dirinya pergi..

“Aku masih tidak mengerti, jika memang aku bagian dari mereka seharusnya aku punya serigala kan? Tapi dia dimana...”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!