ketemu

Gea kini berangkat menuju ke tempat pemotretan yang akan di laksanakan di kaki gunung Fuji. Gea sekarang sudah mulai bahagia dengan hidupnya sekarang, bahkan perubah yang terjadi pada gadis itu mungkin saja sudah mencapai 180°.

Kebahagiaan yang Gea impikan sejak dulu sudah mulai terwujud, meskipun tak semuanya bisa ia rasakan. Jujur saja Gea sering kali merindukan sosok kakaknya itu, tetapi apa yang bisa ia lakukan ketika keluarga terakhirnya sudah tidak menginginkan dirinya lagi.

"Sayang," ucap seorang pria yang sudah menemani langkahnya selama ini.

"Iya, ada apa Brian?" Tanya Gea dengan begitu lembutnya sambil berjalan menghampiri lelaki yang tidak lain adalah kekasihnya untuk sekarang ini dan mungkin nanti.

"Sekarang cepatlah bersiap karena sebentar lagi kita akan mulai pemotretannya,"ucap Brian sambil mengusap puncak kepala Gea dengan gemasnya.

"Baiklah aku akan segera kembali," ucap Gea sebelum ia pergi tak lupa Gea memberikan senyum dan sebuah kecupan kecil untuk sang kekasih.

Dilain tempat terdapat Alpha dan para anggotanya yang baru tiba di Tokyo. Mereka menuju apartemen untuk beristirahat sejenak, Kevin merebahkan tubuhnya di atas kasur king size dan mulai memikirkan suatu hal.

"Apa kau tahu dimana Luna ku saat ini!?" tanya Kevin pada Max pria itu memang sudah tidak sabar ingin memeluk dan melepas rindu dengan wanitanya.

"Belum alpha tapi kami akan berusaha secepatnya " jawab Max Sebelum memasuki salah satu ruang kamar di sana. Kevin juga sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan  Evan wolf-nya tapi sama sekali belum ada jawaban darinya.

Tidak terasa ngantuk pun kini mulai menggerogoti Kevin, namun sebelum matanya terpejam. suara ketukan itu berhasil membuatnya kembali terjaga. Dari balik pintu itu, muncullah Max dengan membawa sebuah dokumen ditangannya.

"Lapor Alpha. Kami sudah menemukan lokasi Luna," ucap Max sambil menyodorkan dokumen tadi pada Kevin.

"Benarkah!!! Dimana dia sekarang?" tanya Kevin begitu antusias, bahkan sekarang rasa ngantuk yang menggerogotinya tadi sudah hilang sepenuhnya.

"Luna sedang melakukan pemotretan di gunung fuji Alpha" jawab Max lagi.

"Kalau begitu, cepat kumpulkan beberapa orang. Ajak Andre juga." ucap Kevin memberikan perintah

Setelah dirasa semuanya sudah berkumpul, mereka pun menuju ke sana dengan sekali hentakan kaki, tanpa pelatih berlama-lama di dalam mobil. tidak butuh waktu lama merekapun telah tiba di lokasi tempat pemotretan Gea, hal pertama yang Kevin temui adalah pemandangan kurang mengenakkan dimana Gea, gadisnya sedang mencium seorang pria dan sang pria itu memeluk pinggang Gea dengan posesife.

"Apa dia adalah kekasih mate ku!? Apa secepat ini dia melupakan aku?Padahal dibandingkan dengan dia aku masih jauh lebih tampan," ucap Kevin dalam pikirannya sendiri.

Mungkin jika saja Evan sudah mau memaafkan dirinya dan mau membantunya pasti sekarang ini ia sudah berganti shift. Sayangnya entah dimana serigalanya itu sekarang bersembunyi Kevin juga tidak tau. Setelah adegan itu dilihatnya lagi Gea melepas pelukan pria itu dan langsung menggenggam erat tangan pria itu menuju sebuah mobil, sepertinya mereka akan pergi ke suatu tempat.

"Gea"ucap Dea serigalanya melalui pikiran,

"Ya Dea ada apa mengapa nada bicaramu seperti sedang khawatir?" tanya Gea pada wolf-nya itu.

"Aku khawatir dengan mobil yang ada di belakang kita, sepertinya sedari tadi dia selalu mengikuti kita" ucap Dea.

"Ya, kau benar tapi tenang saja aku akan meningkatkan laju mobil kita agar mereka tidak mengikuti kita lagi" ucap Gea sebelum mulai menambah laju kendaraannya.

"Baiklah kalau begitu cepat lakukan" ucap Dea lalu memutuskan koneksi mereka secara sepihak.

Sedangkan tepat disebelah kursi kemudi itu ada Brian yang sudah kaget dengan melakukan kekasihnya ini, tidak biasanya Gea akan mempercepat laju kendaraannya jika tidak ada pekerjaan yang penting.

"Sayang, jangan ngebut atau aku ngasih kamu hukuman nanti" ucap Brian mencoba mengancam Gea seperti biasanya.

"Hukum aja, udah biasa juga kok" ucap Gea enteng.

"Kalau gitu silahkan saja, aku udah gak sabar" ucap Brian sambil sesekali mencolek bibir ranum Gea.

Sedangkan di belakang mobil Gea Kevin sudah semakin tidak karuan terlebih ketika ia mendengar percakapan Gea dengan Brian, lelaki yang tadi mendapatkan ciuman dari Gea.

"Cepat Kevin, kita harus menemukan mate-ku" ucap wolf Kevin yang baru muncul sekarang.

"Apa itu kau Evan!?, kau kemana saja selama ini aku sudah seperti tubuh tanpa jiwa?" tanya Kevin.

"Itu tidak penting yang jelas cepat ambil mate-ku, aku tidak mau sampai ada lelaki lain yang sudah menyentuh kulitnya," ucap Evan panjang.

"Mate kita Evan," ucap Kevin meralat ucapan wolf-nya.

"Terserah kau," ucap Evan memutuskan koneksi secara sepihak dan Kevin langsung mulai mempercepat laju mobilnya. Hingga ia melihat mobil gadisnya sudah berhenti di sebuah rumah yang lumayan agak besar. Mobil Gea masuk kedalam pekarangan rumah itu dan Kevin tidak dapat mengejar gadisnya lagi tapi setidaknya dia sudah mengetahui tempat tinggalnya.

Malam harinya di kediaman Gea,  dengan cahaya ribuan bintang dan cahaya bulan yang redup dan ditemani oleh kunang-kunang. Gea sedang berdiri di balkon kamarnya sambil  menikmati hembusan dingin angin malam yang menembus hingga ke pori-pori kulitnya.

Tiba-tiba muncul dari balik pohon yang berada tepat di depan rumah Gea sesosok bayangan hitam langsung saja dengan kecepatan tinggi berpindah ke balkon kamar Gea, ia sekarang berdiri tepat di belakang tubuh gadis itu, menghirup aroma manis dari tubuh Gea, aroma yang selama ini selalu ia rindukan.

"Cantik sekali," gumamnya memandang kemolekan tubuh Gea dari puncak kepala gadis itu hingga pada mata kaki jenjangnya. Kevin benar-benar merasa bodoh menyia-nyiakan gadis seperti Gea dulu.

Gea sama sekali  tidak bisa merasakan  kehadiran Kevin di dekatnya. Entah apa yang di lakukan pria itu padanya sehingga Gea masih berada di posisi yang sama sejak tadi sambil menikmati hembusan angin malam.

Gea memilih untuk mengangkat kedua tangannya, menyentuh rambutnya yang panjang dan mulai menjepit rambutnya sehingga leher jenjang gadis itu pun terlihat jelas, ia menyisahkan beberapa helai rambut di bagian depannya, menambah kesan mempesona bagi gadis itu.

"Kau..." ucap Gea menggantung ketika ia  membalikkan posisi tubuhnya. Didepannya saat ini berdiri seorang pria yang sama sekali tidak ingin ia temui lagi.

"Ssstt..."gumam Kevin ketika sudah berada tepat di hadapan Gea, ia meletakkan jari telunjuknya tepat di bibir gadis itu.

Kevin memeluk erat tubuh Gea, mencoba membuat jarak diantara keduanya semakin dekat.  Tangan satu pria itu kini mencengkram erat kedua pergelangan tangan gadis itu, sedangkan tangan yang satu lagi masih memeluk pinggul Gea. Pinggang Gea begitu ramping dan sangat pas dalam pelukan Kevin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!