"Kurang-kurangi bohongnya, saya hanya pura-pura percaya biar kamu senang."
"Kenapa sebanyak itu? tadi saya cuma makan dua piring lontong sayur dan teh es."Dinda protes kepada si kasir karena yang dia makan dan minum tidak sesuai dengan total yang harus dia bayar.
"Itu karena ke tiga teman kamu belum membayar makanan dan minuman nya."Jawab di kasir.
"Teman saya yang mana?" Dinda terlihat bingung karena dia tidak makan bersama Wulan temannya.
"Itu yang duduk sebangku dengan kamu." Jawab Si kasir.
"Jadi mereka belum bayar makanan dan minuman nya?"
"Iya."
"Kenapa kak minta sama saya? harus kak minta sama mereka."
"Tadi sudah saya minta sama mereka terus mereka bilang kamu yang bayar, maka nya saya tagih sama kamu."
Enak banget mereka
Mereka yang makan dan minum
Malah aku yang bayar
Dasar Zia, Lena dan Rini
"Cepat bayar."Si kasir itu mendesak Dinda untuk membayar semuanya.
"Ini aku bayar." Dinda mengeluarkan selembar uang kertas berwarna merah dari saku bajunya, lalu dia memberikan selembar uang kertas kepada si kasir.
Dinda bergegas meninggalkan kantin sekolah, Dia berjalan terburu-buru koridor sekolah.Sehinggga dia tidak sengaja menabrak seorang.
"Hei, kalau jalan itu pakai mata." Si orang itu membentak Dinda.
"Maafkan saya."Dinda berbicara sambil menundukkan kepalanya, dia tidak berani melihat wajah si orang yang dia tabrak.
"Kalau lagi bicara itu lihat orang nya bukan lihat ke bawah."
Berlahan-lahan Dinda pun mendongakkan kepalanya.Dinda menatap wajah si orang yang dia tabrak
Kedua bola mata Dinda tidak berkedip saat memandangi si orang yang dia tabrak. Dinda menabrak seorang siswa laki-laki berwajah tampan. Wajah si laki-laki berbentuk tirus, serta putih bersih, hidung nya mancung, alis mata yang tebal, bulu mata lentik dan bibir tipis berwarna merah muda.
MasyaAllah
Tampan sekali laki-laki ini
Dinda terpesona memandangi si laki-laki tampan yang berada di hadapan nya.
"Hei kamu, kenapa dari tadi ngeliatin aku terus? tanpa berkedip."Melihat Dinda yang terus memandangi dirinya tanpa berkedip akhir si laki-laki itu mengerak-gerakan telapak tangannya di depan Dinda.
" Hei aku tahu kalau itu ganteng tapi kamu gak perlu ngeliatin aku seperti." Si laki-laki itu berbicara dengan ketua dengan nada suara yang lantang kepada Dinda.
"Eh iya."
"Awas kamu minggir aku mau lewat."Si laki-laki itu mengusir Dinda karena dia mau lewat.
"Silahkan lewat."Dinda pun bergeser.
Si laki-laki berjalan melengos meninggalkan Dinda yang terus memandangi punggung si laki-laki sampai menghilang dari pandangan nya. Setelah itu baru lah Dinda melangkah kan kakinya menuju kelasnya.
Setibanya di depan pintu kelas Dinda melihat buk guru yang sudah berdiri di depan papan tulis.
Totok Totok Totok
"Assalamu'alaikum buk."Dinda mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.
"Walaikumsalam, kamu dari mana?"Ibuk guru melihat Dinda yang berdiri di depan pintu kelas.
"Kantin buk."Jawab Dinda.
"Apa kamu tidak mendengar bunyi bel?"
"Dengar, maafkan saya buk."Dinda menundukkan kepala sambil meminta maaf kepada buk guru.
"Lain kali jangan di ulangi lagi, kalau bel sudah berbunyi kami harus segera masuk."
"Baik buk guru."
"Sekarang kamu masuk."Buk guru menyuruh Dinda untuk masuk ke dalam kelas."
"Terimakasih buk." Dinda melangkah masuk ke dalam kelasnya. Dinda duduk di bangku yang berada di samping Wulan.
"Din." Wulan menoleh ke arah Dinda sambil memanggil nama Dinda dengan lirih.
"Apa Lan?" Dinda pun menoleh ke arah Wulan.
"Apa kamu nungguin aku di kantin tadi?"
"Iya."
"Apa gara-gara nungguin aku maka nya kamu jadi terlambat masuk ke kelas?"
"Bukan."
"Terus karena apa?" Wulan yang penasaran ingin mengetahui penyebab Dinda kembali ke kelas dengan terlambat."
"Ada deh."
"Kasih tahu dong."Wulan wajahnya di buat memelas.
"Kamu mau tahu aja atau mau tahu banget?"
"Mau tahu banget, maka nya kasih tahu."
"Hehehe."Kekeh Dinda.
Rasa penasaran Wulan tidak terjawab karena Dinda tidak memberitahukan alasannya dia terlambat ke kelas. Wulan menoleh ke arah depan melihat buk guru sedang menerangi materi pelajaran.Dinda pun melakukan hal yang sama menoleh ke arah depan.
Seluruh siswa siswi terus saja menghadap kedepan sambil mendengar penjelasan buk guru tentang materi pelajaran terkecuali Fiqrie.
Fiqrie dari tadi terus menoleh ke arah Dinda, sambil Fiqrie memandangi wajah Dinda.Fiqrie melihat Dinda tersenyum sambil menatap lurus ke arah papan tulis.
Senyum nya manis
Pipi tembem
Hidung pesek
Ah jadi gemes pengen nyubit tuh pipi tembemnya
Fiqrie sama sekali tidak mendengar ibu guru yang sedang menerangkan materi pelajaran kepadanya, dia hanya fokus menatap wajah Dinda. Sementara Dinda yang dari tadi terus di tatap oleh Fiqrie sama sekali tidak menyadari nya.
Dinda fokus melihat ke depan, wajah buk guru yang sedang menerangkan materi pelajaran berubah menjadi wajah si laki-laki tampan yang tadi tidak sengaja di tabrak oleh Dinda. Dinda yang melihat wajah si laki-laki tampan tersebut dia menyunggingkan senyum yang manis berharap si laki-laki itu membalas senyuman nya.
Wulan menoleh ke arah samping, dia mendapati Dinda sedang tersenyum-senyum sendiri.Wulan yang melihat itu jadi bergedik ngeri.
Dinda napa sih kok senyum sendiri?
Wulan melihat Dinda tersenyum sambil memandangi buk guru yang sedang berdiri di depan papan tulis.
Jangan Jangan Dinda itu
Penyuka sesama-sama jenisnya
Maka nya Dia senyum-senyum sendiri sambil melihat buk guru
Ooo Ini tidak bisa di biarkan
Wulan menepuk lengan Dinda, Dinda meringis kesakitan.
"Aduh, kamu kenapa menepuk lengan aku?"Dinda berbicara sambil mengusap-ngusap lengan terasa perih di tepuk oleh Wulan.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri sambil melihat buk guru?" Wulan menatap tajam ke arah Dinda.
"Mana ada aku senyum-senyum sendiri melihat ke arah buk guru." Dinda tidak merasa senyum-senyum sendiri melihat ke arah ibuk guru.
"Tadi itu aku melihat dengan mata kepala ku sendiri bahwa kamu tersenyum-senyum sambil menatap ke arah ibu guru yang sedan berdiri di depan papan tulis.
"Kayak mata kamu sudah bermasalah lebih baik kamu periksa ke optik."Dinda malah menyuruh Wulan untuk memeriksa matanya.
"Mata aku itu gak permasalahan Dinda." Wulan merasa tidak terima dengan ucapan Dinda yang menyuruh dirinya untuk periksa mata ke toko opttik."
"Maka nya dari itu coba saja periksa, untuk memastikan ada masalah atau tidak dengan mata kamu."Jelas Dinda.
Wulan terdiam sambil menimbang-nimbang yang di ucapkan oleh Dinda.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Caca
jeruk makan jeruk🤭🤭
2025-01-02
0
Noviyanti
astaga, kasihan bener si dinda ini
2024-06-14
0
R.F
tabok aja mereka dinda jangan lembek
2024-02-08
1