"Hilang tak di cari, hadir ku tak dinanti, pergi ku tidak di tahan, kembali ku tak di harapkan, ternyata mencintai sendirian rasanya menyakitkan."
Setelah Dinda selesai membayar buku di kasir, dia berbalik badan hendak melangkah meninggalkan meja kasir.
"Sini bukunya paper bag nya biar aku bawak."Fiqrie merampas paper bag dari tangan Dinda. Fiqrie melangkah pergi meninggalkan Dinda yang masih berada di depan meja kasir.
Dinda pun melangkah pergi mengikuti Fiqrie yang sudah mendekati pintu toko buku. Fiqrie keluar dari toko buku di ikuti oleh Dinda. Mereka sudah berada di depan toko buku.
"Setelah ini kamu mau kemana?" Fiqrie berbicara sambil menatap wajah Dinda.
"Apa kamu lapar?"tanya Dinda.
"Tidak."Jawab Fiqrie.
"Aku lapar."Dinda menundukkan kepalanya sambil memegang perutnya yang terasa lapar.
"Kamu mau makan apa?" Fiqrie melihat Dinda menundukkan kepala sambil memegang perutnya.
"Aku pengen makan bakso."Jawab Dinda.
"Ya sudah, ayo kita cari warung bakso dekat sini!" Fiqrie memegang tangan Dinda, Fiqrie mengandeng tangan Dinda sambil melangkah ke arah parkiran.
Mereka sudah berada di atas motor Vespa warna pink yang di kendarai oleh Fiqrie.Fiqrie mengendarai motornya dengan kecepatan standar. Fiqrie membuka kaca helem sambil fokus melihat ke arah depan sementara itu Dinda yang duduk di belakang Fiqrie sambil melihat ke arah pinggir jalan yang berada di sebelah kiri.
Kenapa tidak ada warung bakso di sekitar sini?
Padahal perut aku sudah lapar
Fiqrie membelok motornya ke arah kiri setelah itu dia melakukan motor nya.
"Kenapa putar balik?"Dinda melihat arah motor yang di kendarai oleh Fiqrie berputar kembali ke arah jalan menuju toko buku.
"Nantik juga kamu tahu."Fiqrie berbicara sambil melirik Dinda dari kaca spion motornya.
Mereka sudah duduk di bangku yang berada di dalam warung bakso. Si pelayan menghampiri meja mereka.
"Mas mbak mau pesan apa?" Si pelayan sudah berdiri di depan meja mereka.
"Kamu mau pesan apa?" Fiqrie berbicara sambil menatap Dinda yang duduk di bangku yang berada di hadapannya.
"Apa bakso jumbo ada mas?" tanya Dinda.
"Ada mbak."Jawab Si pelayan.
"Aku pesan bakso jumbonya dua mangkok." Ucapan Dinda.
"Pakai mie atau kosong?"
"Pakai mie."
"Mau mie apa?"
"Mie campur, kamu mau pesan apa?" Dinda menoleh ke arah Fiqrie.
"Bakso urat kosong satu."Jawab Fiqrie.
"Minum nya apa?" Si pelayan mencatat pesanan mereka.
"Teh es."Jawab Dinda.
"Teh es berapa?"
"Satu, es kosong nya satu."Jawab Fiqrie.
Setelah pesanan mereka tersaji di meja, Dinda hendak menyuapi bakso ke dalam mulutnya mengunakan sendok.
"Apa kamu sudah berdoa sebelum makan?"
"Astagfirullah belum." Dinda baru ingat bahwa dia belum membaca doa sebelum makan.
"Berdoa dulu sebelum makan."Fiqrie mengingatkan Dinda untuk membaca doa sebelum makan.
Setelah mereka membaca doa sesudah makan maka mereka mulai menyantap bakso tanpa suara hanya ada suara dentingan sendok di atas meja yang terdengar.
Dinda begitu lahap menyantap bakso yang berada di dalam mangkok sehingga bakso yang berada di dalam mangkok tinggal setengah nya lagi.Dinda sudah menghabiskan satu mangkok bakso berukuran jumbo lalu dia kembali menyantap bakso berukuran jumbo di mangkok yang satu lagi.
Fiqrie baru saja selesai menghabiskan satu mangkok bakso urat kosong. Setelah itu dia menyeruput es kosong yang berada di dalam gelasnya.Fiqrie menoleh ke arah Dinda yang sedang menyantap bakso berukuran jumbo di mangkok kedua.
Dia lahap sekali menyatap baksonya
Dinda merasa seperti ada seorang yang terus-menerus melihat ke arah dia, sehingga Dinda berhenti memakan bakso lalu dia meletakkan sendok ke dalam mangkok bakso. Dinda menoleh ke arah depan dia mendapati Fiqrie yang terus memandangi dirinya.
"Bakso pasti makanan favorit kamu."Ucapan Fiqrie.
"Kamu tahu darimana?" Mendengar Fiqrie mengetahui bahwa bakso makanan favoritnya maka Dinda pun berhenti menyantap bakso.
"Ada deh."Jawab Fiqrie.
"Pasti kamu tahu dari Wulan kan." Dinda nembak bahwa Wulan yang memberitahukan kepada Fiqrie makan Favorit Dinda.
"Bukan."
"Kalau bukan Wulan, siap dong yang ngasih. tahu kamu?"Dinda makin penasaran ingin mengetahui orang yang memberitahu Fiqrie tentang bakso makanan favorit Dinda.
"Hahaha, pasti kamu penasaran." Gelak tawa Fiqrie.
"Iya, maka nya kamu kasih tahu biar aku gak penasaran lagi."
"Tuh habiskan bakso kamu."Fiqrie malah mengalihkan topik pembicaraan dengan menyuruh Dinda menghabiskan bakso nya.
"Iya ini juga mau di habiskan."Dinda kembali melanjutkan menyantap bakso ya g berada di mangkok.Tidak butuh waktu yang lama bakso yang berada di didalam mangkok kedua juga habis tidak tersisa.Dinda menyeruput teh es yang berada dalam gelas mengunakan sedotan.
"Mas sini."Dinda memangigil si pelayan itu.
"Ada apa mbak?"Si pelayan langsung menghampiri meja Dinda. Si pelayan sudah berada di depan meja mereka.
"Aku mau bungkus satu bakso jumbo dan satu bakso urat."Ucapan Dinda.
"Kuah mau campur atau pisah?"
"pisah."
"Kecap, saos dan cabe mau campur atau pisah?"
"Pisah saja, bakso jumbo mie nya campur tapi kalau bakso urat mie kuning." Ucapan Dinda.
"Baiklah mbak, apa ada tambahan lagi?" si pelayan yang sedang menulis pesanan Dinda.
"Tidak ada."
"Kalau begitu saya pamit ke belakang."Si pelayan pergi meninggalkan meja mereka.
"Kamu pesan bakso lagi buat siapa?"
"Buat aku sama adek aku."Jawab Dinda.
" Hah, buat kamu.Apa kamu belum kenyang?"
"Belum."
"Kenapa makan bakso dua mangkok belum kenyang?"
Pada Dia sudah makan dua mangkok bakso berukuran jombo tapi belum merasa Kenyang
Aduh gimana nih?
Kayak uang gak cukup buat bayar semua makan dan minum
"Aku bisanya makan tiga mangkok bakso ini baru dua mangkok bakso masih kurang satu mangkok bakso lagi."
"Tapi kan tadi kamu makan bakso jumbo." Ucapan Fiqrie.
"Iya tapi tetap saja aku belum merasa kenyang."
"Aku ke toilet dulu ya."Fiqrie berdiri dari tempat duduk lalu dia melangkah pergi ke arah toilet.
Fiqrie sudah berada di dalam toilet, dia merogoh dompet yang berada disaku belakang celana sekolah nya.Fiqrie membuka dompetnya dia dalam dompet ada selembar uang kertas berwarna biru.
"Segini mana cukup." Fiqrie mengeluarkan selembar uang kertas berwarna biru.
"Coba aku cari di bagian lain di dalam dompet, mana tahu ada yang terselip."Fiqrie memeriksa dompetnya.
"Ternyata tidak ada." Fiqrie tidak menemukan. uang terselip di dalam dompet nya.
"Aduh gimana nih?"Fiqrie yang gusar menyibak rambutnya kebelakang.
Fiqrie sedang berpikir bagaimana cara membayar makanan dan minuman yang dia makan sementara uangnya tidak cukup untuk membayar semuanya.
~ Bersambung ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Caca
mantap ,, sampai habis 3 mangkok🤭🤭
2025-01-07
2
Indah MB
jujur aja Fiq sama Dinda.. pasti Dinda ngerti kok
GET MARRIED WITH UNCLE ARKHAN, mampir
2024-08-20
1
Noviyanti
makan baso pedes mantap din
2024-06-21
1